Review Film Be With You ; “A miracle that came with the rain”




Informasi.

Judul korea : Jigeum Mannareo Gabmida
Sutradara : Lee Jang Hoon
Penulis : Takuji Iichikawa ( Berdasarkan Novelnya)
Sinematografi : Jo Sang Yoon
Durasi : 131 Menit
Distributor : Lotte Entertaiment
Pemeran :
  So Ji Seob sebagai Song Woo Jin

Son Ye Jin Lee Soo Ah


1
  Kim Ji Hwan Sebagai Song Ji Ho
   
4
Kim Hyun Soo Sebagai Lee Soo Ah muda

5
 Lee Yoo Jin Sebagai Song Woo Jin muda


6
Go Chang Seok Sebagai Hong Goo


Sinopsis Singkat.

Pada dasarnya, pernikahan itu memang punya dua sudut pandang yang berbeda. Ada yang memandang dari sudut pernikahan adalah ketika berlabuhnya dua sejoli yang di mabuk cinta untuk kemudian hidup bahagia selamanya, namun ada juga yang memandang pernikahan sebagai sebuah hal yang musti disesali sebab cinta yang membuat mabuk dua sejoli itu tidak lantas bertahan lama dan justru menciptakan konflik sana-sini hingga  membuat pernikahan itu sendiri retak.

Dalam film ini, kita akan disuguhkan sudut pandang kesatu. Adalah Lee Soo Ah dan Song Woo Jin, mereka bertemu untuk pertama kali pada saat di bangku sekolah. Keduanya sama-sama suka, namun sama-sama pecundang pula. Baru setelah memasuki perguruan tinggi, nyali mereka berdua sedikit bertambah. Keduanya memutuskan untuk kembali bertemu, menjadi dekat, dan akhirnya kisah cinta itupun dimulai. Pelabuhan akhir cinta mereka adalah pernikahan. Dengan Song Ji Ho sebagai hadiah terindah dari Tuhan.
Cocok, nikah beneran dong

Ji Ho adalah putra semata wayang mereka yang pintar, tampan, dan menggemaskan. Meski hidup dalam garis ekonomi sederhana, tidak membuat kebahagiaan mereka berkurang. Barulah kebahagiaan itu lenyap saat secara mendadak Lee Soo Ah sakit dan meninggal dunia.  ( Sorry for spoiler, because aing nggak tahan buat ngasih tau)

Ajaibnya. Persis seperti kisah “ Ibu pinguin dan anak pinguin” , pada suatu hari selepas hujan mengguyur kota kecil tempat Song Woo Jin dan putranya tinggal bersama dengan kenangan yang di tinggalkan Lee Soo Ah. Di bawah langit-langit bekas terowongan kereta muncul seorang wanita yang entah berasal dari mana. Namun Song Ji Ho percaya bahwa sosok itu adalah sang ibu yang menepati janji sesuai dengan apa yang selama ini diceritakan berdasarkan buku cerita tersebut.

        “ Hujan akan membawa ibu pinguin turun lagi ke bumi, dari negeri awan. Untuk bertemu dengan anak pinguin. Dan bermain bersama, tapi jika hujan tidak datang lagi. Ibu pinguin akan pulang lagi ke negeri awan.”

Nah, begitu intinya. Dongeng yang selama hidupnya Soo Ah ceriakan kepada Ji Ho menjadi titik balik keseruan cerita. Alih-alih aneh, misteri kenapa sosok Soo Ah hidup lagi setelah kematiannya justru menjadi seru karena di kemas dengan plot semi tidak logis seorang anak.

Review.
Review.

Gue lupa kapan terakhir kali menonton film romansa yang benar-benar mencuri akal dan perasaan ini  ( Anjir alay banget minta di hajar). Kalau diingat lagi sih filmnya Kang Dong Won dan Song Hye Kyo, demi apa film itu beneran membekas dalam relung hati.

        Sejak itu, nggak pernah lagi ada film romantis korea yang sanggup menggantikan posisi film yang gue sebutkan di atas. Sayangnya, tahun ini mereka harus berlapang dada karena ternyata posisi film mereka sudah tergantikan oleh Be With you. 


Film yang dalam masa penayangannya sukses meraih satu juta penonton pada hari pertama ini memang akan menjadi pilihan tepat sebagai modus ngajak kencan, atau mungkin buat pasangan-pasangan resmi yang capek sehabis kerja lembur. Dan tentu saja, buat kamu yang malam minggunya sendirian dan bingung harus menghabiskan kuota buat apa ( WKWKWKWKWKWKWKWK )  dijamin nggak bakal nyesel, karena ketika menonton film ini kamu akan segera mendapatkan hal-hal sebagai berikut :


1.     Jalan cerita yang tidak bisa ditebak.

Pertama, dan yang paling utama. Kamu akan mendapatkan kepuasan dari segi ceritanya.  Yang demi apapun ternyata membuat film seru dan bagus itu tidak harus selalu berputar-putar, menegangkan, mewah, dan rumit. Cukup dengan premis sederhana  nan manis. Maka semuanya lekas menjadi paket komplit,  yang tentu saja tidak akan membuatmu menyesal karena sudah menyimak selama ratusan menit.

        Ceritanya sangat mengalir. Gue suka, setiap adegan dibuat secara natural. Cara mereka mengenalkan karakter juga begitu jenaka. Dan bagi gue, pemilihan alur dalam film ini benar-benar ide bagus. Dengan cerita yang sederhana, mempermainkan alur memang pilihan tepat. Alhasil, filmnya menjadi semenyenangkan ini. Serba secukupnya, serba rapih, pokoknya sukses mempermainkan perasaan.

        Mungkin gue terhitung orang yang nggak tahu apa-apa soal perfilman beserta plot twist yang disajikan. Tapi izinkan gue memasukan film ini sebagai salah satu film dengan plot twist terbaik.

Gue suka banget tipikal film yang bikin mikir, nggak bisa ditebak, dan mengejutkan. Untungnya, semua kategori itu secara lengkap membungkus film yang menjadi comeback pertama So Ji Seob pasca membintangi The Battleship Island bersama Song Joong Ki untuk bertengger sebagai film romantis korea terbaik 2018 .  

2.     Sinematografi  secukupnya, namun spesial.

Prolog film ini menggunakan animasi sebagai pengantar cerita kedepannya. Itu cukup unik. Apalagi namanya kalau bukan kreatif, memangkas scene untuk menceritakan benang merah cerita - gue rasa boleh juga.
Untuk ukuran film romantis, menurut gue sinematografi memang penting. Bukan hanya sebagai penyokong hasil gambar biar lebih sinematik, tapi juga sebagai bumbu tambahan dramatisasi.

Be With You cukup bagus, memilih beberapa scene agar kelihatan lebih spesial dan indah. Contohnya ketika Lee Soo Ah kembali muncul di bawah langit-langit Tunnel, saat mendongak... zzzzzz cantik banget sumpah. Makasih ya Sinematografer ahjussi. (Ini gue baru pertama kali loh terpesona oleh seorang ahjuma) hahaha

Ada juga beberapa adegan saat romantisme Song Woo Jin dan Lee Soo Ah ketika mereka baru mengenal satu sama lain dimulai. Kesan romantis itu timbul bukan karena adegan atau dialog mereka yang manis dan bikin degdegan, tapi karena gambar sinematik yang... Uwuuuuuuu sukak, gue sukak !

3.     Kemistri Song Woo Jin dan Lee Soo Ah.   
Bagi aktor, hal yang paling sulit adalah bukan tentang berlakonnya. Namun bagaimana caranya membangun kemistri yang menyakinkan dengan lawan main. Entah dalam kasus menjadi pasangan kekasih, suami istri, sahabat, atau rekan kerja yang akrab. Kemistri memang cukup penting agar penonton merasa sedang tidak menyaksikan sebuah kebohongan ( Akting alami) dalam setiap adegan yang ditampilkan.

Namun sayangnya, entah mungkin karena film ini berkisah tentang sebuah keluarga kecil yang kehilangan sosok wanita dalam kedudukan rumah tangga mereka. Jadinya gue merasa bahwa Song Woo Jin menjadi kurang dekat dengan sosok asing yang mereka nyatakan sebagai- Ibu yang kembali dari negeri awan selepas hujan- dan pada akhirnya membuat hubungan keduanya menjadi berjarak dan terkesan baru saja memulai hubungan.

Serba canggung, dan kaku. Meski di akhir cerita memang di tampilkan lagi hubungan masa lalu semasa mereka kuliah, tidak terlalu kaku memang. Tapi tetap saja jenis cinta tersirat yang mereka jalin nyatanya masih menghasilkan kesan canggung berkepanjangan. Nggak terlalu so sweet, tapi romansa itu masih hadir walau hanya sekilas.



               Justru, kemistri itu berhasil gue dapatkan ketika karakter Woo Jin dan Soo Ah sedang dalam masa penjajakan, masa bangku sekolah yang masih unyu. Sama-sama pengecut, penuh kesalahpahaman. Tapi ujung-ujungnya bikin gue mesem-mesem sendiri. Hihi


Ohya, mana gue tahu kalau ternyata Song Woo Jin  remaja adalah Lee Yoo Jin lulusan NAYANA. Padahal ini bukanlah kali pertama nonton dia berakting, tapi ya pesona seseorang memang rentan berubah. Mengubah menjadi seperti sosok yang berbeda dalam sekejap. Ha-ha

Selain itu, usut punya usut. Pada masa tayangnya, film ini juga rilis bersamaan dengan tayangnya drama Son Ye Jin bersama Jung Hae In yang juga memerankan pasangan ( Cewek dewasa dengan cowok yang lebih muda).

Jadi ada banyak artikel yang nulis bahwa kesuksesan film tersebut sebagian  dampak dari suksesnya drama yang tayang di JTBC. Banyak orang yang penasaran dan ingin membandingkan kemistri antara Son Ye Jin dan So Ji Seob, apakah lebih bagus dari ketika sedang berpasangan dengan Jung Hae In atau justru nggak cocok. Dan gue pribadi sih, Jung Hae In memang lebih unggul satu digit di atas Ji Seob.

4.     Song Ji Ho, menjadi karakter penting.



Dari pernikahan bahagia itu. Woo Jin dan Soo Ah di karuniai seorang anak cowok. Namanya Ji Ho, tersemat marga sang ayah di depannya. Salah satu karakter yang bikin film ini menjadi benar-benar   Enak ditonton.



Ji Ho itu menggemaskan, tampan, pintar, lucu, dan dalam scene tertentu ia menjadi sangat melankolis. Karakter yang menghubungkan setiap kesinambungan cerita. Berkat dia gue tertawa, abis dia lucu dan menggemaskan. Tapi karena dia juga pada akhirnya gue nangis tersedu, pemikiran dan sikap dewasanya menjadi tolok ukur sesuatu yang dinamakan sebagai ketulusan. Ji Ho-ya, nuna noreul saranghae !

5.     Jajaran cameo keren.



Nggak banyak sih, tapi cameo dalam film ini sangat familiar untuk penghuni K-drama island. Sekelas Gong Hyo Jin saja mau ikut berpartisipasi, katanya sih karena Ahjuma yang satu ini memang teman dekat Ji Seob pasca membintangi drama yang sama tahun 2013 silam ( Master Sun) .


Selain itu, ada juga si pangeran rating drama ; Park Seo Joon. Dia bertugas memerankan Ji Ho remaja. Meskipun awalnya gue mikir bahwa Woo Jin remaja akan memerankan karakter anaknya yang udah remaja juga. ( Bingung nggak tuh?) . Tapi ternyata enggak begitu, gue nyadar bahwa film ini bukan sekadar film ecek ecek yang memakai aktor sama hanya untuk penampilan sepersekian detik tersebut. Lalu dipilihlah Seo Joon untuk memerankan Ji Ho remaja, meskipun sebenarnya gue juga kurang srek. Memang setua apa sih Ji Seob sampai-sampai pemeran anaknya aja sosok aktor dengan umur 28 tahun. ( Pun memerankan usia Ji Ho ke-20 tahun) apaan banget ! Ha-ha-ha

6.    “ Kepadamu, aku jatuh cinta lagi.” – Lee Soo Ah kepada Song Woo Jin  
Sebuah dialog yang berkesan banget buat gue. Hanya beberapa kata, tapi manis banget. Anjir, gimana rasanya ya jatuh cinta kepada orang yang sama?. Dan gue harap, kamu juga berpikir demikian.

Rating : 4,5 / 5 Bintang.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film The Gangster, The Cop, The Devil (2019) ; Adaptasi Kisah Nyata Terbaik

Review Film The Vanished (2018) ; Kisah balas dendam terniat

Review Film METAMORPHOSIS (2019) ; Tipu Muslihat Lelembut Khas Korea