Review Film KELUARGA CEMARA (2018) ; Sajian Dramatis Tentang Keluarga






Sutradara : Yandy Laurens

Penulis Naskah : Ginatri S. Noer

Berdasarkan : Keluarga Cemara Oleh Arswendo Atmowiloto

Pemeran :

Ringgo Agus Rahman Sebagai Abah

Nirina Zubir Sebagai Emak

Adhisty Zara Sebagai Euis

Widuri Sasono Sebagai Cemara / Rara

Asri Welas : Ceu Salmah

Distributed : Vinesema Pictures

Durasi : 110 Menit

Tentang :
                Suatu hari, Abah terlibat kisruh dengan para investornya. Beberapa dana yang seharusnya mereka gunakan untuk keperluan bisnis, malah melayang dan tak bisa dipertanggung jawabkan. Tertipu kakak ipar sendiri, adalah fakta menyakitkan yang sayangnya harus dengan legowo keluarga Abah terima.

                Klasik, merekapun pindah ke kampung halaman. Menempati rumah warisan dari sang kakek. Butuh banyak kekuatan lebih, tinggal di lingkungan yang selama ini asing bagi mereka terutama anak sulung yang menginjak remaja dan terbiasa hidup dengan kemudahan teknologi. Selama hidup disana, banyak masalah yang menghadang.Sampai tanpa sadar, perlahan keluarga mereka tidak lagi seharmonis ketika sedang di kota. 

                   Atau... Justru lebih harmonis?  Makanya, Yuk, buruan nonton ! 
  
Review :

                Bagi anak generasi 90-an, tentu akan langsung mengingat serial melegenda Keluarga Cemara yang memiliki empat season dengan tujuh ratus sekian episode. Serial tersebut rasa-rasanya menemani hampir setengah dari generasi saat itu. Tidak termasuk gue sayangnya,  karena ketika itu gue masih terlalu kecil untuk sekadar mengingat seperti apa sih gambaran keseluruhan cerita dari versi serialnya.

                Puluhan  tahun sesudahnya, sineas Indonesia kemudian merilis  sebuah trailer dengan judul dan inti cerita yang kurang lebih sama dengan Keluarga Cemara. Wah, demi apa benar-benar seperti angin segar deh pokoknya.

                Yuk, kita bahas dulu filmnya dari segi cerita. Sebenarnya, premis cerita yang di janjikan film ini tidak terlalu ribet. Bahkan dia hanya bermain aman dengan menggunakan konflik-konflik yang bersinggungan dengan kehidupan kita sehari-hari. Namun karena dikemas dengan sisi drama keluarga yang hangat dan di beberapa adegan memberi perasaan  haru, semua keserhanaan itu justru berubah jadi modal utama dirinya tampil mumpuni. Coba bayangkan, skenario sedemikian sederhana. Kok bisa berhasil ‘ngena’ kayak begitu sih?! . 

                Penampilan jajaran aktornya juga patut dikagumi. Apalagi seorang Widuri Putri Sasono yang kebagian memerankan karater Cemara, gue yang dari awal tidak terlalu menggantungkan harapan lebih pada akting seorang anak kecil yang biasanya sih datar dan keliatan banget lagi berlakonnya tuh justru pas menyimak aktingnya dia malah bikin gue terkesima.


                Hah? Itu anak beneran aktor ya? Aktingnya alami banget, mengalir dan bahkan berhasil menjadi daya tarik utama. Ditambah lagi kehadiran Nirina yang... Ah, semua dari kita sudah tahu bagaimana kualitas aktingnya. Zara Jkt48 juga tak kalah menebarkan pesonanya, meski aktingnya masih agak canggung dibeberapa bagian, dirinya masih bisa tampil stabil dengan kecantikan paras yang ayu itu. 

           Untuk Ringgo sendiri, sama seperti Zara. Dia tampil biasa saja, dan menurut gue sih Ringgo benar-benar diam dan tak berani keluar dari batas kemampuannya sendiri. Terakhir, ada Asri Welas yang gue rasa bagiannya di film ini adalah yang paling menyedot perhatian. Komedi yang merenggut gelak tawa penonton, gue yakini berasal dari tingkah konyolnya tersebut.
                Sayangnya, ada dua hal yang membuat film ini menjadi kurang greget. Yakni sinematografi dan plot. Dari awal durasi, gue tidak bisa menemukan keunikan atau pengambilan gambar memukau dari Keluarga Cemara ini. Mungkin hanya beberapa bagian saja, saat kamera melakukan ambilan dekat guna mengekpos keindahan tempat tinggal baru mereka di kampung. Selebihnya, ya begitu-begitu saja. Tapi masih tetap oke kok. 

                Plot ceritanya jujur sedikit membosankan, walaupun film ini sama sekali tidak bertele-tele dalam memaparkan kisahnya. Namun ada beberapa adegan yang gue pikir sih tidak ada pun takan masalah, kok.

                Terakhir, gue sangat kagum pada scoring musik dan soundtrack yang mengiringi durasi. Semuanya serba pas, tidak ambisius menjadikan suasana menjadi mengharu biru atau bagaimana, musik dan lagu tampil apa adanya. Hingga tanpa di suruhpun, penonton mendadak haru  dan berkaca-kaca begitu saja.

                Intinya, film ini wajib menjadi tontonan akhir pekan bersama keluarga. Dia memberikan apa yang kita butuhkan. Tentang apa sebenarnya keluarga itu, bagaimana caranya menghadapi ego, dan apa yang akan terjadi setelahnya ketika kita berhasil mengalahkan itu semua. Begitu hangat dan menyentuh. Selamat kepada sutradara, debut anda sukses menggetarkan hati jutaan penonton.

4,5 / 5 Bintang.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film The Gangster, The Cop, The Devil (2019) ; Adaptasi Kisah Nyata Terbaik

Review Film The Vanished (2018) ; Kisah balas dendam terniat

Review Film METAMORPHOSIS (2019) ; Tipu Muslihat Lelembut Khas Korea