Review Novel : Parade para monster

Oleh Sukma Nurrizki 



Foto : Sukma Nr 



Penulis : Eva Sri Rahayu
Editor : Vivekanda Gitandjali TD
Desain Sampul dan Grafis : Heru Lesmana
Ilustrasi : Grace Djiauw / RSDF
Tahun terbit : 2017
Penerbit : Gramedia pustaka
Panjang halaman : 309



Ini merupakan buku yang membawa Teh Eva Comeback ke dunia menulis lagi. Meskipun sebenarnya Teh eva sangat rajin menulis banyak hal baik di akun media social-nya, maupun blog pribadi.
Pertama kali baca Karya Teh eva itu, sekitar tahun 2014-an. Waktu itu gue masih sangat ingat kesan pertama yang gue dapat usai membaca buku ke-tiga berjudul Love Puzzle ( Yang kini kembali terbit ulang di webnovel yang bisa di baca via BBM). Buat gue, love puzzle merupakan teenlit terbagus yang pernah gue baca. Dari mulai gaya bahasa, kemudian alur, hingga bagaimana cara teh eva mencampur adukan perasaan gue oleh teka-teki yang akhirnya terpecahkan dengan dramatis. 

Nah, hari ini gue ingin mengulas novel terbaru karya Teh eva yang teenlit dan thriller. 

Teh Eva kembali dengan genre yang baru. Mencoba hal baru sepertinya memang salah satu kegemarannya. Dan syukurlah, karena menurut gue genre kali ini berhasil gue nikmati dengan perasaan yang sama seperti ketika membaca novel sebelumnya.

Parade para monster akan berpusat pada seorang gadis bernama Weena, yang usut punya usut ternyata memiliki semacam kekuatan misterius dalam dirinya. Hingga kemudian membuatnya di jauhi oleh teman-teman karena di anggap aneh. Suatu hari, Weena bersama Jack teman baiknya mendapatkan sebuah undangan untuk festival Halloween . Mereka berduapun memutuskan untuk terbang ke manhattan, bersiap memenuhi undangan misterius untuk memecahkan rahasia yang selama ini tak pernah terkuak.

Pertama, gue suka sekali desain covernya. Warna hitam mewakili semua misteri dari keseluruhan cerita. Dan jujur saja , hal itu membuat gue dua kali lipat lebih tertarik untuk membeli dan menikmati novel ini.

Selanjutnya, seperti biasa gue masih suka bagaimana cara Teh eva seolah berkomunikasi dengan pembaca. Dari awal sampai akhir cerita, gue sangat menikmati semuanya seakan tidak sedang membaca. Rasanya seperti hanya mendengarkan seorang gadis bernama weena  tengah menceritakan ( Curhat)  petulangannya secara langsung.

Gue kagum, ketika Teh eva yang berhasil mewujudkan fantasinya tentang far-far away, atau kota manhattan yang di gambarkan dengan sempurna seolah penulis memang pernah tinggal lama di sana. Bagi gue, genre fantasi itu sangat rentan. Karena jika penulis kurang pandai menggambarkan semua hal dengan baik, yang terjadi selanjutnya hanya akan membuat pembaca bosan sebab merasa tak bisa menyambungkan koneksi imajinasi tentang apa yang tertulis dengan apa yang harus di bayangkan dalam benak.

Terakhir, gue mungkin sedikit terganggu dengan beberapa hal yang di ceritakan di dalam novel ini. Kesatu, gue merasa kurang setuju jika selama 309 halaman di kisahkan bahwa weena dan jack berpetualang di Negeri yang ternyata berjarak sangat jauh dari Indonesia khususnya kota asal Mereka. Meskipun masuk akal, tapi  menurut gue rasanya akan lebih seru jika weena dan jack berasal dari kota yang sama dengan karakter lainnya. 

Kedua, tentang hubungan Weena dan Jack, yang di awal cerita sudah di gambarkan sebagai sahabat yang ternyata sama-sama suka. Sebenarnya, gue cukup kecewa dengan cara teh eva menggambarkan hubungan mereka. Narasi, atau dialog yang terlalu “ Cinta-cinta-an” banget bikin gue agak risih. Menurut gue akan lebih special jika keduanya bertingkah seperti sahabat pada umumnya. Atau gimana sih  ya?  Mirip Ali sama Raib ( Serial bumi – Tere Liye) dan Harmonie sama Ron ( Series Harry potter- J.K Rowling) , gue suka hubungan mereka yang special namun di paparkan dengan hati-hati alias nggak terlalu gamblang.

Keseluruahan, agar review kali ini tidak sepanjang skripsi. Gue sangat merekomendasikan Parade para monster untuk kalian pecinta cerita sihir, hantu-hantuan, monster-monsteran, petualangan, dan misteri yang penuh akan kejutan. Karena gue jamin buku ini akan memenuhi semua ekspektasi yang kalian rangkai.
(3,5/ 5 Bintang)


Komentar

  1. Makasih ulasannya, Sukma. Seneng banget dapet apresiasi begini. Terharuuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sama-sama teteh. Semoga sehat selalu dan tetap berkarya, makin banyak menginspirasiku. Aamin

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film The Gangster, The Cop, The Devil (2019) ; Adaptasi Kisah Nyata Terbaik

Review Film METAMORPHOSIS (2019) ; Tipu Muslihat Lelembut Khas Korea

Review Film The Villagers (2019) ; Misteri Skandal Besar di Kota Kecil