Creepy pasta dalam film ( Part 3) Gonjiam ; The Haunted Asylum








Genre : Thriller, Horror
Sutradara : Jeong Bumsik
Durasi : 94 Menit
Distributor : Showbox
Bahasa dan Negara : Korea Selatan
Tanggal Rilis : 28 Maret 2018




            Pada pertengahan maret, masyarakat korea selatan di buat antusias oleh perilisan film bergenre Horror dengan Judul lokal Gonjiam. Melansir dari ( Okezone.com) Film yang di gadang-gadang menjadi film horror paling menyeramkan ini nyatanya memang sukses meraup keuntungan besar, hingga pesaingnya yakni Film Box office dunia seperti Ready Player one yang di sutradarai oleh Steven SpielBerg saja berhasil  di lengserkan dari posisi pertama.
            Mengutip dari sumber terpercaya, terlebih dahulu kita akan membahas sedikit tentang Gonjiam, adalah sebuah rumah sakit Jiwa yang berdiri di salah satu kota terbesar Korea selatan ; Gwangju. Rumah sakit tersebut di dirikan pada tahun 1950, terletak di area  perbukitan dan di kelilingi oleh hutan yang lebat. Sayangnya, pada tahun 1996, rumah sakit tersebut resmi di tutup.
Alasan misterius tentang kenapa penutupan di lakukan hingga kini masih menimbulkan tanda tanya, sampai-sampai banyak rumor beredar. Dari mulai karena banyak pasien yang meninggal secara tidak wajar, Dokter yang mengalami gangguan Jiwa dan akhirnya membunuh para pasien, sampai pengelolaan limbah rumah sakit yang tidak baik sehingga menyebabkan Rumah sakit tersebut  tidak layak di tempati.
            Selanjutnya, dalam versi filmnya sendiri. Rumor-rumor tersebut pada akhirnya di angkat sebagai landasan premis untuk di sajikan dalam film, serta penammahan rumor terbaru tentang  banyaknya remaja yang hilang sehabis melakukan ekspedisi horror di tempat tersebut.
 Pada akhirnya,   membuat seorang Youtuber ( Siaran Internet)   yang mengaku sebagai ketua Channel bernama Horror Time, memutuskan untuk membuktikan kebenaran di balik rumor yang sudah tersebar itu. Bersama enam sosok Youtuber lainnya, pada suatu malam sang ketua mulai melakukan siaran langsung di bekas Rumah sakit tersebut . Mereka tidak tahu apa yang akan dihadapi,  tekad demi mendapatkan satu juta viewers justru malah berakhir petaka. Apakah mereka dapat keluar hidup-hidup dari tempat mengerikan tersebut?  Hanya sutradara yang tahu...
            Pertama kali menonton thriller-nya saja, kita akan secara otomatis  tergoda untuk langsung menontonnya. Karena entah kenapa, film ini memang begitu bersinar. Menjanjikan konsep berbeda, yang tentunya lebih menyegarkan dari genre Horror yang sudah ada.
            Sang Sutradara, Jeong Bum Shik.  Sepertinya paham betul  bagaimana menciptakan film yang seru untuk di nikmati. Dan itu lebih dari  cukup untuk membahas film ini dalam berbagai aspek. Misanya,  latar tempat saja film ini sudah unggul. Karena benar-benar melakukan pengambilan gambar di tempat yang sesungguhnya. Tentu saja itu penting, guna menambah kesan seram yang original berasal dari tempat yang menjadi legenda tersebut.
            Penulis naskah juga cermat, meskipun plot yang di hadirkan terasa cukup amburadul dan tidak jelas. Namun dirinya mampu memilih cara berbeda untuk menyatukan karakter yang di ceritakan sebagai orang asing hingga menjadi sebuah kelompok yang nantinya akan tetap bersama sepanjang durasi.  Ide cemerlang, ketimbang membuat mereka menjadi teman sepermainan, yang tentu saja nantinya malah akan menimbulkan perasaan dramatis yang kurang di butuhkan pada Genre seperti ini.
            Yang unik di sini adalah, kita akan di cekoki premis cerita sederhana namun dengan plot yang setiap menitnya semakin menegangkan. Padahal kita tidak tahu, makhluk apa yang sedang para tokoh hadapi saat itu. Salah satu keunikan, kita akan di paksa untuk ikut menerka makhluk tersebut. Kita di suruh menahan nafas ketika satu persatu gangguan fisik muncul.
            Hal itu justru memberikan sensasi seolah kita sedang ikut bersama mereka, misalnya menjadi anggota kedelapan. Atau bisa juga kita berperan sebagai salah satu dari penonton siaran langsung tersebut. Sehingga perasaan takut yang sedang di rasakan oleh penyiar atau tokoh utama film, dapat kita rasakan juga pada saat bersamaan.
            Para aktor yang di dapuk untuk memerankan masing-masing karakter nyatanya mereka yang masih berstatus Aktor baru. Namun, Wi Ha Joon, Park Ji Hyun, Oh Ah Yeon , Moon Ye Won, Park Sung Hoon, Yoo Jae Yoon, dan Lee Seung Wook, membuktikan bahwa mereka bisa mengemban tugas dengan menampilkan rasa takut, kesedihan, perasaan putus asa, dan kebencian yang amat nyata.
 Selain itu, kemungkinan besar mereka terpilih bukan hanya karena kemampuan akting yang mumpuni saja. Bisa jadi karena wajah mereka yang cantik dan rupawan, sebab entah kenapa selama film di putar. Sejelek apapun mereka di depan kamera, wajah mereka masih terlihat baik-baik saja dan tetap enak untuk di pandang.
            Seingat penulis, dalam film ini. Alih-alih latar musik khas film-film horror yang akan membantu suasana menjadi lebih menegangkan, justru kita akan mendengarkan efek –efek suara “asli” selama siaran berlangsung di dalam gedung rumah sakit tersebut. Dan demi upin-ipin yang tak kunjung lulus TK Tadikamesra, hal itu malah lebih sukses membuat bulu kuduk berdiri.
            Terakhir, setiap film dengan predikat Box office sekalipun tentu saja masih punya kelemahan yang dapat mencoreng Judul baik ( Baca : Filmkan Cuma punya judul, gak punya nama-ya) film itu sendiri. Begitu juga dengan Gonjiam ; The haunted Asylum, penulis akan menuliskan apa yang menjadi kekurangan dalam film.
            Sinematografi. Selama menyimak film dengan serius, ada perasaan bingung yang setidaknya akan terbersit dalam benak ketika menonton sang film. Bagi yang sering nongkrong di vlog yang bersubscriber jutaan, tentu saja sinematografi Gonjiam; The haunted Asylum akan terasa terlalu bagus dan rapih untuk ukuran siaran live, vlog, atau sejenisnya.
            Namun, jangan lupa bahwa yang sedang kita tonton adalah sebuah Film. Dan untuk ukuran film, kita akan sedikit di buat tak nyaman oleh bergulirnya kamera dari satu tokoh ke tokoh yang lain, apalagi masing-masing kamera memang terpasang di badan para tokoh. Karena film ini memang menggunakan sudut pandang orang pertama. Dan ketika para tokoh tengah berlari, secara otomatis kamera akan merekam dengan kondisi terguncang sebab harus mengikuti tubuh yang bergerak-gerak.
            Inti dari semua kalimat yang tertulis, adalah film ini sangat di rekomendasikan untuk orang-orang yang menyukai genre horror. Meskipun ternyata jatuhnya malah tidak seram sama sekali, tapi bagi penulis film ini merupakan salah satu film horror terseram yang pernah di tonton. Buktinya, penulis hampir menyerah untuk tidak menyelesaikan film. Jika begitu, tentu saja ulasan tidak akan bisa di tulis. Ha-ha-ha-ha


3 / 5 Bintang. 

Komentar


  1. Hallo Assalamuallaikum Guys...
    Masih mikir mau nonton Drama Korea di Handphone kamu sepuasnya???
    Hahhahaha udah gak jaman kalii nih brow and sist sekarang ada nih aplikasi nonton drama korea sepuasnya namanya MY DRAKOR yaelah masih diragukan gimana kualitasnya?,yang pasti kualitas yang mantul dan film film terbaru and ter-up to date pastinya kalian bakal betah diem diem dirumah
    Download di
    https://play.google.com/store/apps/developer?id=MyDrakor&fbclid=IwAR2mNKHIpZCXxSG7OFf_0hqPFp2Hp7VGisGdCbGZdOqp0HYWxPOxjv35XtU

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film The Gangster, The Cop, The Devil (2019) ; Adaptasi Kisah Nyata Terbaik

Review Film The Villagers (2019) ; Misteri Skandal Besar di Kota Kecil

Review Drama Empress Ki