Review Film Be With You ; “A miracle that came with the rain”
Informasi.
Judul korea :
Jigeum Mannareo Gabmida
Sutradara : Lee
Jang Hoon
Penulis :
Takuji Iichikawa ( Berdasarkan Novelnya)
Sinematografi
: Jo Sang Yoon
Durasi : 131
Menit
Distributor :
Lotte Entertaiment
Pemeran :
![]() |
So Ji Seob sebagai Song Woo Jin |
![]() |
Son Ye Jin Lee Soo Ah |
Sinopsis
Singkat.
Pada dasarnya, pernikahan itu memang
punya dua sudut pandang yang berbeda. Ada yang memandang dari sudut pernikahan
adalah ketika berlabuhnya dua sejoli yang di mabuk cinta untuk kemudian hidup
bahagia selamanya, namun ada juga yang memandang pernikahan sebagai sebuah hal
yang musti disesali sebab cinta yang membuat mabuk dua sejoli itu tidak lantas
bertahan lama dan justru menciptakan konflik sana-sini hingga membuat pernikahan itu sendiri retak.
Dalam film ini, kita akan disuguhkan
sudut pandang kesatu. Adalah Lee Soo Ah dan Song Woo Jin, mereka bertemu untuk
pertama kali pada saat di bangku sekolah. Keduanya sama-sama suka, namun
sama-sama pecundang pula. Baru setelah memasuki perguruan tinggi, nyali mereka
berdua sedikit bertambah. Keduanya memutuskan untuk kembali bertemu, menjadi
dekat, dan akhirnya kisah cinta itupun dimulai. Pelabuhan akhir cinta mereka
adalah pernikahan. Dengan Song Ji Ho sebagai hadiah terindah dari Tuhan.
![]() |
Cocok, nikah beneran dong |
Ji Ho adalah putra semata wayang mereka
yang pintar, tampan, dan menggemaskan. Meski hidup dalam garis ekonomi
sederhana, tidak membuat kebahagiaan mereka berkurang. Barulah kebahagiaan itu
lenyap saat secara mendadak Lee Soo Ah sakit dan meninggal dunia. ( Sorry for spoiler, because aing nggak tahan
buat ngasih tau)
Ajaibnya. Persis seperti kisah “ Ibu
pinguin dan anak pinguin” , pada suatu hari selepas hujan mengguyur kota kecil
tempat Song Woo Jin dan putranya tinggal bersama dengan kenangan yang di
tinggalkan Lee Soo Ah. Di bawah langit-langit bekas terowongan kereta muncul
seorang wanita yang entah berasal dari mana. Namun Song Ji Ho percaya bahwa
sosok itu adalah sang ibu yang menepati janji sesuai dengan apa yang selama ini
diceritakan berdasarkan buku cerita tersebut.
“
Hujan akan membawa ibu pinguin turun lagi ke bumi, dari negeri awan. Untuk
bertemu dengan anak pinguin. Dan bermain bersama, tapi jika hujan tidak datang
lagi. Ibu pinguin akan pulang lagi ke negeri awan.”
Nah, begitu intinya. Dongeng yang
selama hidupnya Soo Ah ceriakan kepada Ji Ho menjadi titik balik keseruan
cerita. Alih-alih aneh, misteri kenapa sosok Soo Ah hidup lagi setelah
kematiannya justru menjadi seru karena di kemas dengan plot semi tidak logis seorang
anak.
Review.
Review.
Gue lupa kapan terakhir kali menonton
film romansa yang benar-benar mencuri akal dan perasaan ini ( Anjir alay banget minta di hajar). Kalau
diingat lagi sih filmnya Kang Dong Won dan Song Hye Kyo, demi apa film itu beneran
membekas dalam relung hati.
Sejak
itu, nggak pernah lagi ada film romantis korea yang sanggup menggantikan posisi
film yang gue sebutkan di atas. Sayangnya, tahun ini mereka harus berlapang
dada karena ternyata posisi film mereka sudah tergantikan oleh Be With you.
Film yang dalam masa penayangannya
sukses meraih satu juta penonton pada hari pertama ini memang akan menjadi
pilihan tepat sebagai modus ngajak kencan, atau mungkin buat pasangan-pasangan
resmi yang capek sehabis kerja lembur. Dan tentu saja, buat kamu yang malam
minggunya sendirian dan bingung harus menghabiskan kuota buat apa (
WKWKWKWKWKWKWKWK ) dijamin nggak bakal
nyesel, karena ketika menonton film ini kamu akan segera mendapatkan hal-hal sebagai
berikut :
1.
Jalan cerita yang tidak bisa ditebak.
Pertama, dan yang paling utama. Kamu
akan mendapatkan kepuasan dari segi ceritanya.
Yang demi apapun ternyata membuat film seru dan bagus itu tidak harus
selalu berputar-putar, menegangkan, mewah, dan rumit. Cukup dengan premis
sederhana nan manis. Maka semuanya lekas
menjadi paket komplit, yang tentu saja
tidak akan membuatmu menyesal karena sudah menyimak selama ratusan menit.
Ceritanya
sangat mengalir. Gue suka, setiap adegan dibuat secara natural. Cara mereka
mengenalkan karakter juga begitu jenaka. Dan bagi gue, pemilihan alur dalam
film ini benar-benar ide bagus. Dengan cerita yang sederhana, mempermainkan
alur memang pilihan tepat. Alhasil, filmnya menjadi semenyenangkan ini. Serba secukupnya,
serba rapih, pokoknya sukses mempermainkan perasaan.
Mungkin
gue terhitung orang yang nggak tahu apa-apa soal perfilman beserta plot twist yang
disajikan. Tapi izinkan gue memasukan film ini sebagai salah satu film dengan
plot twist terbaik.
Gue suka banget tipikal film yang bikin
mikir, nggak bisa ditebak, dan mengejutkan. Untungnya, semua kategori itu
secara lengkap membungkus film yang menjadi comeback pertama So Ji Seob
pasca membintangi The Battleship Island bersama Song Joong Ki untuk bertengger
sebagai film romantis korea terbaik 2018 .
2.
Sinematografi secukupnya, namun spesial.
Prolog film ini menggunakan animasi
sebagai pengantar cerita kedepannya. Itu cukup unik. Apalagi namanya kalau
bukan kreatif, memangkas scene untuk menceritakan benang merah cerita - gue
rasa boleh juga.
Untuk ukuran film romantis, menurut gue
sinematografi memang penting. Bukan hanya sebagai penyokong hasil gambar biar
lebih sinematik, tapi juga sebagai bumbu tambahan dramatisasi.
Be With You cukup bagus, memilih
beberapa scene agar kelihatan lebih spesial dan indah. Contohnya ketika Lee Soo
Ah kembali muncul di bawah langit-langit Tunnel, saat mendongak...
zzzzzz cantik banget sumpah. Makasih ya Sinematografer ahjussi. (Ini gue baru
pertama kali loh terpesona oleh seorang ahjuma) hahaha
Ada juga beberapa adegan saat
romantisme Song Woo Jin dan Lee Soo Ah ketika mereka baru mengenal satu sama
lain dimulai. Kesan romantis itu timbul bukan karena adegan atau dialog mereka
yang manis dan bikin degdegan, tapi karena gambar sinematik yang... Uwuuuuuuu
sukak, gue sukak !
3.
Kemistri Song Woo Jin dan Lee Soo Ah.
Bagi
aktor, hal yang paling sulit adalah bukan tentang berlakonnya. Namun bagaimana
caranya membangun kemistri yang menyakinkan dengan lawan main. Entah dalam
kasus menjadi pasangan kekasih, suami istri, sahabat, atau rekan kerja yang
akrab. Kemistri memang cukup penting agar penonton merasa sedang tidak
menyaksikan sebuah kebohongan ( Akting alami) dalam setiap adegan yang
ditampilkan.
Namun
sayangnya, entah mungkin karena film ini berkisah tentang sebuah keluarga kecil
yang kehilangan sosok wanita dalam kedudukan rumah tangga mereka. Jadinya gue
merasa bahwa Song Woo Jin menjadi kurang dekat dengan sosok asing yang mereka
nyatakan sebagai- Ibu yang kembali dari negeri awan selepas hujan- dan pada
akhirnya membuat hubungan keduanya menjadi berjarak dan terkesan baru saja
memulai hubungan.
Serba
canggung, dan kaku. Meski di akhir cerita memang di tampilkan lagi hubungan
masa lalu semasa mereka kuliah, tidak terlalu kaku memang. Tapi tetap saja
jenis cinta tersirat yang mereka jalin nyatanya masih menghasilkan kesan
canggung berkepanjangan. Nggak terlalu so sweet, tapi romansa itu masih
hadir walau hanya sekilas.
Justru, kemistri itu berhasil gue
dapatkan ketika karakter Woo Jin dan Soo Ah sedang dalam masa penjajakan, masa
bangku sekolah yang masih unyu. Sama-sama pengecut, penuh kesalahpahaman. Tapi
ujung-ujungnya bikin gue mesem-mesem sendiri. Hihi
Ohya,
mana gue tahu kalau ternyata Song Woo Jin remaja adalah Lee Yoo Jin lulusan NAYANA. Padahal ini
bukanlah kali pertama nonton dia berakting, tapi ya pesona seseorang memang
rentan berubah. Mengubah menjadi seperti sosok yang berbeda dalam
sekejap. Ha-ha
Selain
itu, usut punya usut. Pada masa tayangnya, film ini juga rilis bersamaan dengan
tayangnya drama Son Ye Jin bersama Jung Hae In yang juga memerankan pasangan (
Cewek dewasa dengan cowok yang lebih muda).
Jadi
ada banyak artikel yang nulis bahwa kesuksesan film tersebut sebagian dampak dari suksesnya drama yang tayang di
JTBC. Banyak orang yang penasaran dan ingin membandingkan kemistri antara Son
Ye Jin dan So Ji Seob, apakah lebih bagus dari ketika sedang berpasangan dengan
Jung Hae In atau justru nggak cocok. Dan gue pribadi sih, Jung Hae In memang
lebih unggul satu digit di atas Ji Seob.
4.
Song Ji Ho, menjadi karakter penting.
Dari pernikahan bahagia itu. Woo Jin
dan Soo Ah di karuniai seorang anak cowok. Namanya Ji Ho, tersemat marga sang
ayah di depannya. Salah satu karakter yang bikin film ini menjadi benar-benar Enak ditonton.
Ji Ho itu menggemaskan, tampan, pintar,
lucu, dan dalam scene tertentu ia menjadi sangat melankolis. Karakter yang
menghubungkan setiap kesinambungan cerita. Berkat dia gue tertawa, abis dia
lucu dan menggemaskan. Tapi karena dia juga pada akhirnya gue nangis tersedu,
pemikiran dan sikap dewasanya menjadi tolok ukur sesuatu yang dinamakan sebagai
ketulusan. Ji Ho-ya, nuna noreul saranghae !
5.
Jajaran cameo keren.
Nggak banyak sih, tapi cameo dalam film
ini sangat familiar untuk penghuni K-drama island. Sekelas Gong Hyo Jin saja
mau ikut berpartisipasi, katanya sih karena Ahjuma yang satu ini memang teman
dekat Ji Seob pasca membintangi drama yang sama tahun 2013 silam ( Master Sun) .
Selain itu, ada juga si pangeran rating
drama ; Park Seo Joon. Dia bertugas memerankan Ji Ho remaja. Meskipun awalnya
gue mikir bahwa Woo Jin remaja akan memerankan karakter anaknya yang udah
remaja juga. ( Bingung nggak tuh?) . Tapi ternyata enggak begitu, gue nyadar
bahwa film ini bukan sekadar film ecek ecek yang memakai aktor sama hanya untuk
penampilan sepersekian detik tersebut. Lalu dipilihlah Seo Joon untuk
memerankan Ji Ho remaja, meskipun sebenarnya gue juga kurang srek. Memang setua
apa sih Ji Seob sampai-sampai pemeran anaknya aja sosok aktor dengan umur 28
tahun. ( Pun memerankan usia Ji Ho ke-20 tahun) apaan banget ! Ha-ha-ha
6.
“ Kepadamu, aku jatuh cinta lagi.” – Lee Soo Ah kepada Song Woo Jin
Sebuah
dialog yang berkesan banget buat gue. Hanya beberapa kata, tapi manis banget.
Anjir, gimana rasanya ya jatuh cinta kepada orang yang sama?. Dan gue harap,
kamu juga berpikir demikian.
Rating
: 4,5 / 5 Bintang.
Komentar
Posting Komentar