Review Film Mengintip Kengerian SEBELUM IBLIS MENJEMPUT
Informasi :
Sutradara : Timo Tjahjanto
Pemeran :
![]() |
Chelsea Islan Sebagai Alfie |
![]() |
Pevita Pearce Sebagai Maya |
![]() |
Samo Rafael Sebagai Ruben |
Musik : Fajar Yuskemal
Perusahaan
Produksi : Sky Media
Durasi : 119 Menit
Sinopsis
Singkat
Ketika
dewasa, Alfie adalah gadis yang mempunyai kehidupan sulit. Ekonominya buruk,
pun dengan kesehatan batinnya. Ia merupakan korban pengkhianatan Ayah yang
seharusnya menjadi pelindung. Tapi Lesmana- Ayahnya- lebih memilih hengkang
dari keluarga kecil mereka untuk kemudian menikah lagi dengan mantan artis
selepas ia kaya mendadak.
Alfie
hidup dalam bayangan kelam pengkhianatan selama bertahun-tahun. Hingga suatu
suatu hari, ia mengetahui bahwa Ayahnya sedang sakit parah. Kondisi pria yang
ia benci itu sangat mengenaskan, penyakit stroke dan penyakit kulit menjadi
sebab utama terbaringnya di Rumah sakit.
Penampakan pertama terjadi, Alfie kemudian tak
habis pikir mengapa Ayahnya bisa berada dalam kondisi sedemikian parah. Maka
bergegaslah dirinya kembali ketempat yang menjadi awal mula petaka itu dimulai.
Dengan tujuan menemukan alasan dibalik penyakit yang menyerang Lesmana, Afie
perlahan mulai memecahkan satu demi satu rahasia tersebut. Namun rupanya ia tidak sendiri, meskipun
dengan tujuan berbeda. Laksmi ( Ibu Tiri) dan anak-anaknya turut pergi ke
tempat itu. ( BACA : Sebuah Villa atas nama Afie )
Konflik
akhirnya pecah ketika Afie bersama Laksmi ( Ibu Tiri ) dan Maya ( Adik Tiri) terlibat perseturuan
sengit tentang masa lalu dan masa depan mereka selepas Lesmana sakit. Hingga
kemudian, karena serangan teror yang bertubi. Alfie dan adik-adik tirinya mulai
bahu membahu untuk saling menolong bertahan dari gangguan ekstream sebuah
entitas jahat. Dari apa yang terus menerus mengganggu, akhirnya Alfie tahu di
masa lalu Lesmana pernah melakukan sebuah ritual pesugihan dan mengakibatkan
rusaklah hidup mereka secara perlahan.
Review
1.
Pengaruh
sebuah artikel review film terhadap calon penonton
Selepas
nuansa lebaran tertinggal jauh, Indonesia rupanya masih demam film bergenre
horror. Salah satu genre yang paling tidak tumbuh sedikitpun niat buat gue untuk
mencoba menontonnya. Saking banyaknya, beberapa vlog dan blog review film
sampai-sampai memberikan nominasi untuk film terbaik dan terburuk.
Seorang pengulas film, punya tugas yang
tidak mudah. Alangkah baiknya bila ia mampu menilai sebuah film tidak
berdasarkan perasaan pribadinya. Tidak mengkritik film secara berlebihan jika
memang film itu jelek, pun tidak menyanjung film secara berlebihan jika memang
film itu bagus. Karena menurut gue pribadi, film tuh selalu ada jelek-nya
sebagus apapun dia. Meski menilai, seorang pengulas film gue pikir nggak punya
hak buat menghakimi. Biasanya gue paling malas jika ada pengulas yang memulai
review mereka dengan judul sadis seperti “ Review film anu ; film horror
terjelek tahun 2018”
Tapi, kemarin gue sedang berselancar di
salah satu blog. Gue menemukan sebuah pengulas film yang hormat dan sopan. Si
penulis juga mencantumkan semua penilaiannya secara subjektif. Semua serba
secukupnya.
Setelah melakukan riset. Gue menemukan
dua ulasan film yang paling baru. Yang tadinya mau nonton The MEG gur mendadak berubah pikiran untuk berpaling
ke SEBELUM IBLIS MENJEMPUT. Kenapa begitu? Karena gue suka bagaimana cara si
penulis menilai sebuah film. Maka gue mulai percaya pada semua rating yang ia
berikan dalam setiap ulasan filmnya.
2.
Ikutan
mengulas SEBELUM IBLIS MENJEMPUT
Karena
itulah, sekarang gue akan ikut memberikan kesan gue terhadap film horror yang
kini sudah box office tersebut. Dibintangi oleh dua aktris cantik populer, film
ini akan menghadirkan kengerian luar biasa. Bukan hanya merinding ala-ala
creepy pasta, permainan psikologi juga ikut mengobrak-abrik emosi penonton.
Termasuk
gue, film ini banyak di komentari sebagai film horror terbaik pada paruh kedua
2018. Bahkan mampu menggeser posisi pendahulunya – Pengabdi setan- yang juga
mendapatkan respon positif dari penonton. Lalu apa sih yang bikin film ini
layak untuk di tonton? Berikut hal-hal yang bikin film ini keren :
·
Jalan cerita .
·
Film ini mengangkat apa yang pernah dan masih berkaitan dengan masyarakat
kita. Sebagian kecil dari kita usut punya usut pernah melakukan ritual
pesugihan. Mencoba membebaskan diri dari keterpurukan dan mencari kebahagiaan
semu.
Meski sebenarnya gue merasa bahwa premis
yang menjadi landasan film ini kurang tebal, dan hanya berfokus di situ-situ
aja. Tapi cara sutradara sekaligus penulis dalam membungkus kesederhanaan itu
patut di acungi jempol.
·
·
Sinematografi
Dari
awal gue suka banget sama cara mereka melakukan teknik pengambilan gambar.
Tidak seperti kebanyakan film Indonesia yang bermain sesuai standar. Beberapa adegan
di ambil dengan cara yang unik. Cukup menghibur, cukup mengejutkan, cukup dan cukup.
· ·
Musik & Sound Effect
Di awal durasi, musik mulai mengalun mengiringi adegan yang
melatarbelakangi kehidupan Afie di masa depan. Gue langsung dibuat kagum
olehnya, cocok banget. Meski musiknya terdengar familiar. Tapi dari pada musik
yang di pakai untuk melatari film horror kebanyakan, SEBELUM IBLIS MENJEMPUT
mampu tampil beda.
Pun dengan efek suara dari Iblis, mengerikan sampai selalu terngiang
sepanjang malam selepas menonton film ini. Tapi sayangnya, efek suara yang di
hadirkan menurut gue tidak selalu tepat. Ada beberapa efek dalam sebuah adegan
yang bagi gue pribadi sih sangat ganggu alias kelewat berisik dan memekakan
telinga.
· ·
Suasana Mencekam
Sepanjang
durasi, yang akan penonton rasakan hanyalah suasana mencekam. Film ini tidak hanya menampilkan penampakan
hantu yang sekonyong-konyong datang, cara mereka menampakan sosok Iblis itu
sangat lambat hingga membuat penonton harus menahan nafas. Lalu mereka juga
menggunakan set lokasi yang pas, kesan angker benar-benar menguar, adegan gore
yang ditampilkan juga cukup apik meski gue rasa efek suara ketika adegan
itu dilakukan cukup lebay juga, dan yang
paling penting adalah efek suara yang sukses menambah kengerian.
·
Penampilan cast yang
bersinar
·
Meskipun dari segi cerita film ini sangat biasa saja. Namun ada hal yang
menurut gue berhasil membawa penonton jadi sangat menikmati film. Yakni
penampilan dua aktris berbakat.
Gue tidak pernah menyangka bahwa kemampuan akting pevita sudah jauh
lebih baik dari yang terakhir gue amati. Sekarang jadi sangat berbakat, peran
yang ia lakoni benar-benar meresap kedalam dirinya.
Bahkan, daripada Chelsea Islan yang notabenenya lebih banyak mendapatkan
bagian. Pevita satu langkah lebih maju dalam menarik perhatian penonton untuk
lebih fokus sekaligus kagum pada kemampuannya.
Tapi anehnya, ada beberapa adegan juga yang gagal pevita lakoni dengan
baik. Lebih anehnya lagi, ada satu adegan yang dengan sangat sempurna berhasil
ia lakukan dengan baik. (Belibet anjir)
Untuk Chelsea Islan sendiri, gue bingung apakah aktingnya bagus atau
nggak. Karena di beberapa adegan, gue merasa dirinya terlalu kaku dan pada
akhirnya memperlihatkan bahwa ia tengah berakting ( Kurang natural). Tapi gue
mengapresiasi ‘rasa takut’ yang ia sampaikan ke penonton. Sejak itu gue
meragukan keanggunan dia pas ngiklanin sabun wajah, sebab pas adegan ketakutan dia
terdengar jadi sangat maskulin. Haha
Peran pendukung yang
juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Ada Ruben ( Samo Rafael) yang mampu
membawakan karakter dengan cukup baik. Karakternya di film ini selalu berhasil
menetralisir ketegangan. Sejenak mengusir perasaan menegangkan yang hadir dari
awal hingga akhir durasi. Aktingnya juga cukup bagus meski masih kaku berhubung
karier awalnya adalah seorang model.
Paling penting. Ada Laksmi (Karina Suwandi) yang gue rasa perannya
menjadi luar biasa mengagumkan ketika ia berhasil melakukan setiap adegan
menakutkan dengan sangat nyata. Entitas yang merasuki dirinya adalah ia
sendiri. Istrinya Kasino di serial warkop ini tahu bagaimana caranya
berakting sedemikian nyata dan brutal hingga penonton jadi percaya bahwa dirinya
sedang kerasukan iblis. Hehehe
·
Cukup dramatis
Yang gue suka lagi dari film ini adalah bagaimana cara mereka menarik
setiap sisa-sisa emosi yang penonton punya. Tidak hanya mengerikan, menakutkan,
dan menegangkan, tetapi juga mengharukan.
Refresentasi dari keresahan yang selama ini mengungkung Afie berhasil di tampilkan secukupnya lewat adegan flashback
yang cukup manis dan menghangatkan perasaan. Penonton jadi punya waktu untuk
mengistirahatkan jantung.
·
CGI dan Make-up
Ketika sang iblis membuka mulut, atau saat merasuki Laksmi si ibu tiri
yang kemudian berubah menjadi liar. Naik sana-sini, lari-lari, loncat tak
terkendali, makan binatang juga. efek CGI yang di tampilkan cukup mulus
meskipun tidak memberi kesan lebih. Make-up
yang ditampilkan juga bagus, riasan Iblis, riasan pas kerasukan, dan lain
sebagainya sukses bikin mau muntah karena terlalu nyata.
·
Adegan terbangs**
Banyak
sih sebenarnya adegan yang melekat di hati. Namun di antara semua adegan,
paling berkesan dan sangat nggak bisa dilupakan adalah ketika si ibu tiri
pertama kali kerasukan dan menampakan diri ( Loncat ke langit-langit ruangan)
dan adegan ketika adik tiri paling bungsu di ganggu ( Lagi tidur, terus
ranjangnya di goyang-goyangin).
Tapi
pada dasarnya, semua adegan di film ini akan membuat penontonnya takut dan
berusaha menahan tangis saking seremnya. *apa Cuma gue aja kali ya?
·
Adegan gagal paham
Ada
salah satu adegan yang bikin gue kagum. Yakni menjelang berakhirnya durasi
dimana Maya sudah mulai gila ketika dirinya dikendalikan oleh iblis, boneka
serem yang jadi media buat nyakitin
saudara-saudaranya di potek-potekin, akibatnya ruben dan Afie punya adegan
ngilu ketika jari-jari, lengan, kaki yang patah. Seratus persen apik dan bikin
ngilu.
Ajaibnya,
bagian paling akhir gue menemukan beberapa adegan yang bikin gagal paham.
Misalnya, kenapa mendadak hujan padahal mereka lagi di ruang bawah tanah ?.
Terus kenapa afie masih bisa jalan padahal sebelumnya kaki dia patah? . * apa Cuma gue yang bingung ya?
·
Anti Klimaks
Sayangnya, sebagai penonton gue harus merasa puas hanya dengan ending film
yang kurang mendobrak. Tidak ada penyelesaian yang sanggup memenuhi harapan gue
sebagai penonton.
·
Ucapkan selamat tinggal
pada Pengabdi setan
Tahun kemarin, film pengabdi
setan bertengger di puncak box office beserta dengan berbagai prestasi yang
mengiringinya. Sayangnya, dengan berat hati. Pengabdi setan harus rela berada
di bawah SEBELUM IBLIS MENJEMPUT dari berbagai aspek penilaian. Hihi
Kabar terbaru, film yang juga selalu di bandingkan dengan -Kafir ;
Bersekutu dengan setan- ini juga kini sudah mengantongi 252 juta penonton. Tak
hanya itu, karya sutradarai berbakat Timo Tjahjanto ini bersiap untuk
mengepakan sayap di kancah internasional melalui Festival film bergengsi L’etrange
festival paris 2018 dengan judul My The Devis Take You. ( Sumber : Onesulsel)
4,5 / 5 Bintang.
Komentar
Posting Komentar