Review Drama The Last Empress (2018) ; Kekonyolan Yang Sempurna
Sutradara : Joo Do Min
Penulis Naskah : Kim Soon Ok
Distributor : SBS
Pemeran :
Jang Na Ra Sebagai Oh Sunny
Shin Sung Rok Sebagai Lee Hyuk
Choi Jin Hyuk Sebagai Na Wang Sik / Chun Woo Bin
Lee Elijah Sebagai Min Yu Ra
Panjang Episode : 24 Episode
Tentang :
Drama ini berlatar
sistim pemerintahan monarki. Dimana,
buat kamu yang pernah menonton drama King Two Hearts ( Lee Seung Gi x Ha Ji
Won) tentu akan paham seperti apa latar yang akan disajikan.
Di awal episode,
diceritakanlah kehidupan seorang kaisar yang punya imej bagus dimata rakyatnya
hingga banyak digandrungi. Namun, dibalik itu semua. Kehidupan sang kaisar
sangatlah bertolak belakang. Ia merupakan seorang kaisar dengan perangai buruk,
dan menjalani harinya secara buruk juga.
Suatu hari,
dirinya terlibat sebuah kecelakaan yang tak disengaja dan mengakibatkan matinya
Ibu dari seorang Pria bernama Na Wang
Shik. Dari sana, konflik mulai bergulir ketika Wang Shik kembali sebagai
seorang pengawal pribadi kerajaan hanya untuk membalaskan dendamnya.
Review :
Oke, jujur gue
bingung harus memulai ulasan dari mana dulu. Karena sejak awal, yang ingin gue
lakukan terhadap drama ini hanyalah satu ; mengkritik. Alhasil, dari judul saja
tentu kamu sudah dapat menyimpulkan akan seperti apa ulasan kedepannya. Tapi
tak apalah, lagipula sebagai drama fenomenal. The Last Empress tidak pantas
untuk ditinggalkan tanpa sempat diulas.
Di awal
penayangannya, ia mendapatkan rating yang cukup membanggakan. Sekian persen
dari jumlah penduduk korea selatan dengan senang hati ( karena tanggung)
menyempatkan diri menonton. Hal itu jelas mudah dimengerti, karena The Last
Empress melabeli diri dengan konsep yang selama bertahun-tahun tak pernah hadir
di layar kaca, setelah kesuksesan Princess Hour dan King Two Hearts.
Tapi jangan
berharap ceritanya akan semanis drama Ju Ji Hoon belasan tahun silam, apalagi
sekeren drama King Two Hearts. Sejak awal saja, drama ini sudah menanggalkan
realitas dan banyak bagian yang tidak masuk akal.
Penasaran? Yuk,
sini gue bahas.
Pertama :
Menjadikan sosok kaisar sebagai psikopat, pecinta wanita, dan anti sosial.
Kedua : Semudah
itukah membunuh orang, dan menyembunyikan seolah jasadnya hanya sebatas jasad
tikus. Maksudnya, ayolah ! korea selatan adalah negara dengan ratusan ribu
kamera pengawas terpasang disetiap suduh kotanya. Dan itu tentu saja diawasi
oleh pihak berwajib. Meskipun praktik sogok menyogok juga masuk akal, tapi
sedikit. Disini yang menjadi masalah, aksesnya terlalu mudah dimasuki oleh piha
istana. Semua kepentingan negara ada ditangan kerajaan. Memberikan kesan tidak
ada hal yang sepenuhnya ‘bersih’.
Ketiga ; Mana
mungkin seseorang yang sempat tertembak kepalanya masih bisa hidup, apalagi
sehat dan kuat berolah raga hingga kemudian penampilannya berubah sampai
sedemikian atletis dan...Tampan.
Keempat : Akses
masuk istana yang mudah banget, kaget gue tuh, karena beberapa tokoh non
anggota istana suka tiba-tiba masuk nyelonong saja.
Kelima : Masih
banyak hal yang tidak masuk akal.
Intinya, drama
ini memang mengangkat genre Makjang, jadi segala macam halnya selalu berlebihan
dan lebay. Bukan salah penulis karena imajinasinya receh dan liar, tapi buat
kamu yang gak suka kelebayan. Di sarankan untuk tidak menonton drama ini, atau
kamu akan muntah.
2/ 5 Bintang.
Komentar
Posting Komentar