BASA BASI BASI
Saya tidak pernah keluar rumah, saat matahari masih terik. Karena merasa setengah jiwa saya adalah titisan zombie, saya hanya keluar tepat setelah matahari turun. Gelap gulita. Tak banyak orang disana. Tetapi pagi ini, saya terpaksa ke warung . Dan sialnya, bertemu tetangga dan gerombolan uwak-uwak. Saya senyum saja, berusaha untuk tidak terlibat percakapan. Namun sayang, usaha saya gagal. Yasudah, saya senyum dan akhirnya bercakap tipis bersama mereka. “Teh Iki aya di bumi geningan.” Ujar salah satu uwak, saya jawab, “Iya wak” Dalam hati memang saya menggerutu, saya perasaan sudah empat tahun ada di rumah, kenapa orang-orang selalu menyapa dengan kalimat, nuju aya didieu geningan? Saya memilih sayuran, dengan harapan semoga cepat pulang dan mengakhiri segalanya. Lalu, pertanyaan selanjutnya terlontar. “Teh iki atos beres kuliah teh?” Perasaan saya langsung mencelos, mengapa harus pertanyaan itu, wak? Yasudah, saya jawab saja. “Sudah