Review Film Swiss Army Man

Tokoh. :
Manny ( Daniel Radcliffe)
Hank Thomphson (Paul Dano)
Film yang bagus itu barangkali hanya tiga dari sepuluh film yang rilis secara bersamaan. Tapi gue cukup bingung sih apakah harus merekomendasikan film ini untuk anda tonton, atau tidak. Karena menurut gue film ini termasuk dalam daftar film terabsurd yang pernah gue tonton. Meskipun, sebenarnya film tetap bagus .
Berkisah tentang terdamparnya seorang pria bernama Hank Thomphson di pulau tak berpenghuni. Usai sekian lama seorang diri menghadapi keganasan alam, ceritanya dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Sampai tak lama kemudian dia menemukan sesosok tubuh kaku milik pemuda bernama Manny yang ternyata justru menjadi penyelamatnya.
Kekurangan.
1. Sebenarnya, tidak banyak sih yang menjadi kekurangan atas film ini. Mungkin hanya beberapa bagian cerita yang cukup membuat banyak pertanyaan. Seperti saat Hank dan Manny hampir sampai ke peradaban lagi, dia kan stalking dulu akun cewek yang dia suka. Tapi disitu ternyata ada Manny, sedangkan manny sama sekali gak tahu apa yang nama cinta. Dia ngaku bahkan katanya gak tahu hal-hal dasar tentang pacaran.
2. Tapi sih, kalau di jabarkan. Banyak banget hal janggal yang bikin cerita jadi terasa aneh. Iya, iya. Gue tahu kok kalau ini film fantasy. Tapi, hey. Setidaknya harus ada penjelasan kan kenapa Manny tiba-tiba bisa da di situ, Hank yang terdampar karena hal apa, kenapa tubuh manny aneh dengan segala kekuatannya itu, kenapa Hank dan manny bisa suka sama satu cewek yang sama, dan masih banyak kalimat “kenapa” lainnya yang bikin kepala pusing.
3. Alasan gue jarang nonton film Hollywood adalah, salah satunya karena film produksi barat sering memasukan unsur seksualitas seolah hal itu memang sangat biasa saja. Padahal kan, budaya kita sangat sensitif akan hal semu begituan. Nah, di sini sama. Meski tak berupa adegan, banyak banget dialog antara Hank dan manny yang cukup kurang enak di dengar. Hahahahaha
Kelebihan.
1. Terlepas dari seberapa aneh film ini. Ada beberapa bagian yang gue rasa sangat keren. Yakni, tentang bagaimana akhirnya mereka berdua jadi sangat menghargai kehidupan. Banyak adegan sederhana yang membawa kesan “Bahagia”. Cara menghargai dan mensyukuri nikmat sederhana itulah yang membuat beberapa adegan di film ini terasa sangat indah. Mungkin karena di tambah efek dan ost juga.
2. Lupakan sosok Daniel Radcliffe yang super keren di serial Harry Potter-nya. Karena disini, dia sangat totalitas memerankan karakter Manny si tubuh tanpa nyawa dengan begitu keren. Kekakuan tubuh tak berdaya yang perlahan kembali menemukan nyawanya cukup bagus saat di perankan oleh Daniel. Bagus banget malah. Dia sangat menjiwai karakter Manny.
3. Terlepas dari seberapa aneh film ini (Lagi) . Sebenarnya, banyak pelajaran hidup yang bisa di petik dari setiap adegan maupun dialognya. Tentang keberanian, kesetiaan, persahabatan, sikap egois terhadap impian, tanggung jawab, dan melepaskan sesuatu. Hal-hal sederhana itu di kemas lewat adegan dan dialog antar tokoh yang sederhana. Sesuatu yang lebih penting, yang bisa bikin kita bahagia secara sederhana.




  • Kiri
  • Pusat
  • Kanan
Hapus
Contoh bahagia dengan hal sederhana.


4. Setting. Nah, membahas bagian ini. Gue rasa memang keunggulan film ini ada di setting tempat yang terasa natural banget. Hutan belantara, lautan lepas, pantai membentang, sampai “Bus buatan Hank” sebagai properti untuk memberi pelajaran tentang cinta kepada Manny, itu bagus banget.
5. Sebelum menulis Review ini, gue terlebih dulu membaca Review blog teman. Mencoba mencari pencerahan atas tanda tanya di otak gue . Dan, disana dia sedikit membahas tentang penayangan perdana film ini. Saat itu, katanya banyak orang yang pulang sebelum filmnya benar-benar selesai. Gatau deh, mungkin saking anehnya si film maka banyak orang yang menyerah begitu saja untuk menontonnya. “Padahal, mau seburuk apapun sebuah film. Kita tidak bisa memutuskan film ini bagus atau tidak sebelum kita benar-benar menamatkan filmnya.” Tukas penulis, yang gue yakini saat di sedang menulis reviewnya pasti ada kekecewaan terhadap para penonton tidak bertanggung jawab tersebut. Dan, gue juga setuju sih sama si penulis. BODOH banget kalau kita menilai sebuah film jelek, bahkan sebelum menyelesaikan filmnya sendiri.
6. Stop. Mungkin segitu aja ulasannya. 3/ 5 Bintang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film The Gangster, The Cop, The Devil (2019) ; Adaptasi Kisah Nyata Terbaik

Review Film The Vanished (2018) ; Kisah balas dendam terniat

Review Film The Villagers (2019) ; Misteri Skandal Besar di Kota Kecil