Review Novel Laut Bercerita ; Fiksi kelam Potret Masa-Masa krusial Indonesia
Penulis : Leila S. Chudori
Jumlah Halaman : 389
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun Terbit : 23 Oktober 2017
Sinopsis Singkat.
Pada masa pemerintahan orde baru,
segala macam kegiatan yang dianggap akan membahayakan kedudukan pemerintah akan
langsung ditindak lanjut. Jika ada yang kukuh bahkan setelah berulang kali di
introgasi, risiko terbesarnya adalah menghilang- atau- kematian yang tak di
ketahui oleh siapapun.
Tokoh utamanya bernama Biru Laut,
dia adalah mahasiswa di sebuah Universitas Yogyakarta. Laut tipikal mahasiswa
yang suka perubahan secara signifikan, suka membaca buku termasuk novel-novel yang
dilarang, hingga kemudian ia memutuskan untuk mengikuti sebuah perkumpulan dan
menjadi aktivis untuk mencapai perubahan yang akan membawanya pada Indonesia
yang baru- yang mudah dan tidak kelam- seperti saat itu.
Tapi Laut tidak menyangka bahwa
risikonya akan sangat berat. Lebih dari sekadar penculikan, penyekapan,
pengkhianatan, dan perpisahan. Laut merasa sangat tersiksa dengan semua itu. Meski
begitu, dirinya tidak merasa menyesal atas keputusannya bergabung melawan tidak
adilnya sistim pemerintahan.
Review.
Menilik judul serta covernya, gue sebenarnya
tidak menyangka bahwa isi dari novel ini sangat bertentangan dengan tampilan
luarnya. Dan ternyata gue tidak cukup menyesal untuk membacanya. Rasa penasaran
itu langsung terbayar tuntas hanya dari prolognya saja.
Barangkali, tanpa prolog yang
begitu gue jelas akan langsung menolak buat baca novel ini karena isinya
terlalu berat untuk diikuti. Tapi, tak sampai di prolog saja. Penulis juga berhasil
membangun rasa cinta pembaca kepada para tokoh secara alami. Penonton benar-benar
terhanyut kedalam cerita, latar tempat, latar suasana, dan latar waktu yang benar-benar
di gambarkan dengan sangat nyata.
Meskipun ada beberapa bagian yang
terasa sangat sulit untuk di ikuti, namun berkat penyampaian cerita oleh gaya
bahasa penulis yang enak dan nyaman di baca membuat gue- kembali- menguatkan
mood agar lekas menyelesaikan ending dari kisah laut.
Selain itu, gue baru menyadari
kalau ternyata novel ini mengusung banyak unsur dewasa yang tentu saja tidak
baik untuk di konsumsi oleh remaja. Adegan kekerasan, seksual, dan umpatan. Uhm,
nggak begitu kerasa sih sebab di bungkus sedemikian Implisit oleh sang
penulis.
Intinya, gue mendapatkan
pengalaman baru saat menikmati novel ini. Banyak hal yang kemudian gue telusuri
di internet tentang apa yang tersampaikan di dalamnya. Sejauh ini, gue suka. Walaupun
saat di film-kan, gue sedikit kecewa karena pemeran laut ternyata agak sedikit
tua berkat kesan yang di berikan oleh aktor papan atas Indonesia Reza Rahadian.
Hihi
3 / 5 Bintang.
Komentar
Posting Komentar