Review Film The Silence (2019) ; Kombinasi Plot Bodoh dan Adegan Sok Dramatis yang Bikin Stress
Sutradara : John R. Leonetti
Penulis Naskah : Carey Van Dyke
Berdasarkan The Silence Tim Lebbon
Pemeran :
Keernan Shipka Sebagai Ally
Andrews
Stanley Tucci Sebagai Hughs
Andrews
Distributor : Netflix
Durasi : 90 Menit
Tentang :
Sudah menjadi hakikat manusia bahwa lambat laun ia akan
kehilangan segala kemampuan panca inderanya. Dimulai mendengar, melihat, dan
merasa. Kita pasti akan kehilangan semuanya. Saat hari tua datang.
Namun ada beberapa orang yang sayangnya harus kehilangan
salah satunya lebih cepat dari waktu yang seharusnya. Seperti gadis bernama Ally,
misalnya. Ally harus rela kehilangan indera pendengarannya ketika bersama sang
kakek, dirinya menjadi korban kecelakaan tunggal.
Sementara
kakeknya tewas ditempat, gadis itu selamat. Tetapi ia mendapatkan banyak cedera
hingga kemudian kehilangan kemampuan mendengarnya.
Aly
menjadi ( Maaf) tuli.
Tiga tahun setelah menjalani kehidupan baru dengan
kekurangan fisiknya. Ally rupanya masih
mendapatkan perlakuan tidak pantas dari teman-teman sekolahnya. Tak jarang
dirinya menjadi bahan ejekan.
Beruntung, Ally masih punya Rob. Teman sekelas yang tak
lama kemudian terdeteksi menyukai gadis itu, bahkan sampai rela mempelajari
bahasa Isyarat hanya demi bisa berkomunikasi dengannya.
Ditengah semerbak keharmonisan hidup yang dirasakannya,
tetiba ada sebuah serangan mengerikan yang didalangi oleh segerombolan burung.
Berbeda dengan spesies yang ada, burung itu lebih ganas dan mengerikan. Ia
telah berevolusi karena terkurung selama hampir ratusan tahun dalam sebuah gua.
Mereka dinamai sebagai Vesps.
Satu keluarga yang terbiasa hidup dalam keheningan itupun
harus ikut menyintas bersama ribuan penduduk kota lainnya dari serangan makhluk
asing tersebut.
Apakah mereka
akan selamat? Ikuti kisahnya...
Review :
Perilisan trailer perdananya beberapa waktu lalu cukup
menyita banyak perhatian netizen. Walau jelas film ini mencatut formula serupa
film fenomenal sekelas A Quiet Place, namun pengemasan dalam bentuk lain nyatanya
tetap berhasil menjaring rasa penasaran khalayak.
Meski pada kenyataannya, film ini sama sekali tidak
menyentuh kualitas film yang ditirunya. Ia tampil begitu naif dengan balutan
scene yang demi apa sangat melelahkan untuk disimak.
Gue baru pertama kali menemukan film seambisus ini. The
Silence yang mungkin awalnya ingin dilihat sebagai film yang menyajikan
multigenre ini, berakhir flop dan mengecewakan. Usai menonton penuh kisahnya kita
tentu akan beranggapan bahwa keseluruhan film dan trailer adalah hal yang
sangat bertolak belakang.
Sejak awal durasi, gue sudah mencium ada yang tidak beres
dengan film ini. Dimulai dengan pengenalan tokoh secepat kilat. Dan tetiba
masuklah pada bagian dimana teror veps mulai terjadi. Sungguh, rasanya sama
seperti ketika gue menonton film langsung pada paruh tengah durasi. Semua serba
mendadak, ngebut, dan terburu-buru.
Masalah lain dari film ini adalah, naskah yang pada
dasarnya tampil sangat redup dan tanpa nyawa. Gue merasa naskah yang diangkat
sebagai landasan film ini hanya merupakan sebuah ide selintas dari salah satu
crew film.
“ Eh, gue ada ide dan referensi nih. Bikin film yuk ”
Lalu terciptalah film dengan judul The Silence ini.
Yang membuat gue tambah ingin menghujat penulis naskah film
ini adalah, bagaimana dirinya dengan polos membuat adegan sok dramatis yang
justru berakhir teramat bodoh dan menguji kesabaran. Adegan yang semula dimaksudkan
untuk menyentil sisi dramatis cerita, justru berakhir konyol. Selain itu, semakin
bertambah rumit saat dikisahkan ada penganut sekte yang juga ikut meneror
keluarga Ally.
Nah disana gue nyerah, nggak mau lagi mikirin siapa
mereka dan akan seperti apa nasib Ally kedepannya. Yang penting namatin aja.
Karena apa? Yah, sudah gue duga. Otak
awam gue menangkap bahwa plot hole diantara kronik kisah film ini nyatanya tidak
memiliki keterhubungan berarti. Mungkin ia ada hanya sebagai penambah durasi
dan bumbu menuju adegan sok dramatis tadi.
Yang bisa menyelamatkan film ini, hanya penampilan para
aktor yang setidaknya mereka juga merupakan korban penipuan sang penulis
naskah. Hehe
Overall, film ini memiliki formula yang sama dengan A Quiet
Place dan Bird Box. Namun ia benar-benar
gagal total memberikan kengerian dan sensasi serupa dengan kedua film itu.
2 / 5 Bintang.
Komentar
Posting Komentar