TETAPLAH HIDUP MESKI TIDAK BERGUNA

 

 

Saya sering sekali tiba-tiba terjebak dalam  perasaan dilema yang pekat. Dan semakin diresapi, malah kian bingung atas jawaban yang tak kunjung datang. Pertanyaan semacam apa sih esensi Allah menciptakan saya, rasanya selalu setia mengganggu alam bawah sadar. Saya selalu merasa tak pernah berguna untuk siapapun. Bahkan diri sendiri.

Selain itu, saya juga bukan tipikal orang yang mau mengintropeksi diri saat terjadi kesalahan yang membuat orang lain rugi. Saya malah bertanya banyak hal kepada Tuhan, tentag perkara pembawa sial dan sebagainya. Kenapa ya, padahal saya sudah  berusaha semaksimal mungkin, tanpa pamrih, dan ikhlas. Tapi si anjing, pasti selalu ada kesalahannya. Kesalahan kecil yang membuat saya sedih seharian. Seakan perjuangan saya hilang dalam hitungam detik.

Tak pernah ada orang yang merindukan saya. Juga merasa bersyukur atas kehadiran saya. Bahkan saya sendiri tidak ingin terlalu lama hidup. Setiap hari saya ngopi, makan pedas meski tahu punya asam lambung. Berharap saya bisa cepat mati.

Tapi ponakan saya lahir. Itu seperti memberikan segeran baru dalam hidup saya yang sumpek dan tidak berguna. Saya kemudian menjadi agak lebih bersyukur, dan tidak ingin m ati cepat. Mungkin jika tidak seusia mamah, ya seusia diatas rata-rata saja. Jangan sekarang, ya Tuhan.

Si orang yang mengaku ingin mati, biasanya justru takut saat ada public figure yang mendadak meninggal, rasanya langsung ingat dosa dan segala kesalahan di masa lalu. Mengenang apa saja yang menjadi mampi, lantas mendadak ingin menyiram mimpi itu dan menyulut api agar ia kembali membara.

Saya pengin mati, itu pikiran yang sudah diterapkan sejak remaja. Tapi sampai saat ini Allah masih memberikan kesempatan bagi saya untuk hidup.  Dari sana saya berpikir bahwa saya harus hidup sekuat apapun badai menghadang. Saya akan bertemu mamah tepat dihari ulang tahun saya yang serupa dengannya. Hehehe