Postingan

Sebuah Impian Yang Mengendap

Gambar
  Menurut saya, sesuatu yang pengin kita dapatkan merupakan suatu hal yang tak melulu musti diwujudkan dengan jiwa dan raga.  Misalnya, orang pengin banget pergi ke suatu tempat, ya bisa jadi kalau sudah punya uang, impian itu akan lekas terwujud. Begitupun sebaliknya, kalau tidak terwujud, hanya akan ada rasa pasrah serta sisa keyakinan yang berusaha orang tersebut tanam sebagai bentuk pertahanan.   Saya menulis ini, kebetulan karena sedang berada di fase tersebut. Saya punya mimpi, yang tidak akan saya sebutkan disini. Pokoknya mimpi tersebut sangat sederhana, namun sayangnya belum bisa saya wujudkan dalam waktu dekat. Apakah saya sudah mengubur mimpi tersebut atas nama kegagalan? Jawabannya tidak. Saya memutuskan untuk menanamkan keyakinan bahwa mungkin besok lusa mimpi tersebut bisa saya wujudkan. Mungkin tahun depan, jika tidak, tahun depannya lagi, tahun depannya lagi, dan lagi. Saya sedih, saya merasa payah, saya merasa pecundang, saya merasa bahwa di dunia ini saya tak pantas u

Mimpi Yang Mengendap

Gambar
Menurut saya, sesuatu yang pengin kita dapatkan merupakan suatu hal yang tak melulu musti diwujudkan dengan jiwa dan raga.  Misalnya, orang pengin banget pergi ke suatu tempat, ya bisa jadi kalau sudah punya uang, impian itu akan lekas terwujud. Begitupun sebaliknya, kalau tidak terwujud, hanya akan ada rasa pasrah serta sisa keyakinan yang berusaha orang tersebut tanam sebagai bentuk pertahanan. Saya menulis ini, kebetulan karena sedang berada di fase tersebut. Karena ceritanya, saya ini punya sebuah mimpi, yang tidak akan saya sebutkan disini. Pokoknya mimpi tersebut sangat sederhana, namun sayangnya belum bisa saya wujudkan dalam waktu dekat. Apakah saya sudah mengubur mimpi tersebut atas nama kegagalan? Jawabannya tidak. Saya memutuskan untuk menanamkan keyakinan bahwa mungkin besok lusa mimpi tersebut bisa saya wujudkan. Mungkin tahun depan, jika tidak, tahun depannya lagi, tahun depannya lagi, dan lagi. Bohong kalau saya tidak sedih, jelas saya merasa payah, saya merasa pec

REDUM

Gambar
  Malam Selasa, 21 Maret 1998. 01 : 36   Seperti malam yang sudah berlalu, aku kini tengah menatap dinding kamar, sesekali beralih ke langit-langit. Berharap menemukan sesuatu untuk menghentikan otak agar dia lekas mati. Meski sebenarnya, beberapa obat membuatku mengantuk, namun malah membawaku pada mimpi-mimpi mengerikan dibawah alam sadar. Aku selalu tenggelam dalam pikiranku sendiri. Namun malam ini rasanya berbeda, seolah besok akan berakhir. Tidak, bukan tentang kematian. Tetapi tentang kehidupan secara konseptual. Mimpi dan harapan. Menyebalkan sekali ketika kusadari bahwa usiaku sudah tua. Namun masih menjadi beban untuk kedua saudaraku, sementara aku sendiri hampir gila menyelesaikan semua kewajiban ini SEORANG DIRI . Walau tetap saja, progresnya sangat lambat akibat segala kebodohan dan sikap pecundang yang kumiliki. Tiba-tiba saja ku teringat sesuatu. Tentang betapa selama ini aku telah berhasil bertahan, melarikan diri sampai rasanya kusadari ini sudah terlalu ja

Ini Tantangan Mahasiswa Jurnalistik Yang Kedepannya Belum Tentu Jadi Jurnalis

Gambar
                Semester baru, dosen pembimbing teman saya mewanti-wanti agar mahasiswa yang dibimbingnya  untuk bergegas mengajukan rencana penelitian. Dan alangkah baiknya, setiap mahasiswa hendaknya meneliti fenomena yang berkaitan langsung dengan jurusan yang diambil.             Saya langsung kikuk mendapati bahwa reaksi teman-teman saya nampak agak sedikit linglung. Sebab meskipun telah mengenyam delapan semester penuh. Faktanya, mereka tetap belum terorientasi pada seluk beluk dunia Jurnalistik sepenuhnya. Bahkan tak jarang, kami lupa beberapa materi yang pernah Bapak dan Ibu dosen sampaikan tempo semester. Istilah kasarnya, ya tentu saja sehabis bebas dari ruang kuliah. Ilmu beserta antek-anteknya- Tugas – langsung             Apalagi, bila dirunut kembali. Saya dan teman-teman memang sudah jauh-jauh hari membahas perkara tugas akhir khas mahasiswa ini. Diantara kami, memang ada yang ingin memokuskan diri mengambil penelitian yang berbau Kejurnalis-jurnalistikan. Termasuk saya

BASA BASI BASI

Gambar
  Saya tidak pernah keluar rumah, saat matahari masih terik. Karena merasa setengah jiwa saya adalah titisan zombie, saya hanya keluar tepat setelah matahari turun. Gelap gulita. Tak banyak orang disana. Tetapi pagi ini, saya terpaksa ke warung . Dan sialnya, bertemu tetangga dan gerombolan uwak-uwak. Saya senyum saja, berusaha untuk tidak terlibat percakapan. Namun   sayang, usaha saya gagal. Yasudah, saya senyum dan akhirnya bercakap tipis bersama mereka. “Teh Iki aya di bumi geningan.” Ujar salah satu uwak, saya jawab, “Iya wak” Dalam hati memang saya menggerutu, saya perasaan sudah empat tahun ada di rumah, kenapa orang-orang selalu menyapa dengan kalimat, nuju aya didieu geningan?                 Saya memilih sayuran, dengan harapan semoga cepat pulang dan mengakhiri segalanya. Lalu, pertanyaan selanjutnya terlontar. “Teh iki atos beres kuliah teh?”                 Perasaan saya langsung mencelos, mengapa harus pertanyaan itu, wak?                 Yasudah, saya jawab saja. “Sudah

Adeeeeeek ! Hidup Bukan Tentang Impian dan Angan-angan Saja, Dek

Gambar
  Saya belakangan ini sering dibuat kaget, ketika hendak menyukai aktor atau penyanyi Rookie. Kenyataan bahwa profilnya, tertera line 2005 entah kenapa selalu langsung menampar hati dan pikiran saya.             Oh, ternyata saya ini sudah tua ya. Lalu saya menghela napas dalam. Mulai merenungi kehidupan yang tak kunjung berakhir , maksudnya berakhir seperti apa yang seharusnya saya rencanakan.                         Saya jadi berpikir, padahal ketika remaja dulu. Saya keren loh, berani bermimpi tentang banyak hal. Ingin menjadi penulis best seller, penulis naskah film, bahkan ingin menjadi wartawan di media besar.             Tapi apa daya, hidup memang tak selalu harus sesuai dengan apa yang diinginkan. Semua harapan saya, tiga-tiganya. Kandas, maksudnya. Jangankan kandas, tercapai saja belum pernah.             Saya pernah mensubmit sebuah naskah, tapi ya begitu, kalah saing dari premis. Entahlah, saya memang sebodoh itu menerapkan imajinasi yang padahal bagi saya seru, tetapi saat

Mengomentari Video Hyung Jafar Tentang Agama Itu Obat atau Sebab Depresi?

Gambar
  Ku kira Kau Rumah dewasa ini ramai dibahas dalam platform tiktok, katanya sebagai salah satu film yang bertema mental illness . Tentang seorang gadis dengan gangguan bipolar, dan harus bertahan hidup ditengah tekanan sosial yang dialaminya.             Orang banyak membicarakan ini, berdasarkan pengalaman para penyintas yang juga mengalami hal serupa dengan karakter utama. Sesuatu yang menyiksa mereka dalam kehidupan sehari-hari tetapi tak bisa dicegah atau disembuhkan sepenuhnya.             Lalu, benarkah banyak orang yang mengalami  hal tersebut hingga membuat tim marketing dan  produksi tak perlu bersusah payah untuk melakukan promosi berlebihan?             Aku bukan orang mental illness, tapi sedikit punya gangguan kesulitan berosialisasi. Aku punya kebiasaan cemas dan grogi yang sangat berlebihan. Itu cukup menganggu, karena seringkali menggagalkan proses kuliah. Akar masalahnya adalah minder, aku selalu merasa bahwa orang-orang sedang mengasihaniku. Memberikan apresiasi