THE BEST STORY SERIES (2021) ; KETIKA KISAH CINTA ANAK SEKOLAH LEBIH BIKIN BAPER
Sutradara :
Penulis Naskah :
Pemeran :
Yin Aanan Wong Sebagai Dew
War Wanarat Ratsameerat Sebagai Best
Bon Sebagai Dave
Prat Sebagai Bright
Win sebagai Ray
Baver Sebagai Tar
Distributor : ROOKIE THAILAND / LINE TV
Jumlah Episode : 3 Episode
Tentang :
Ada nggak sih diantara kalian yang kalau pergi sekolah, malas. Pulang sekolah, malas. Semuanya serba berjalan dengan datar dan apa adanya. Bukan karena malas perkara harus belajar atau berkegiatan. Tetapi lebih kepada, ya semua terasa fake, ada temen baik sih. Tapi selain itu, apa lagi yang musti diharapkan? Cukup monoton, pokoknya.
Best merasakan hal itu akhir-akhir ini. Proses sekolahnya terlalu datar. Bahkan ia mengakui itu dalam hatinya. Meski kedua sahabatnya selalu menjadi pelipur lara. Tapi Best memang kekurangan motivasi dalam hidupnya. Hidupnya sama sekali enggak se-best namanya.
Lalu suatu pagi, dirinya dipertemukan dengan teman seangkatan Bernama Dew. Remaja lelaki tampan yang cukup pupuler di sekolah. Lemparan bola basket menjadi pengantar pertemuan mereka yang cukup menyebalkan. Tetapi sebenarnya, berkat itu. Best menjadi merasakan gelenyar rasa yang membuat hari-harinya menjadi lebih penuh warna dan menyenangkan.
Apakah hubungan diantara keduanya akan berjalan lancar?
Review :
Sebenernya, gimana ya. Gue kurang suka sama BL dengan karakter utama masih sekolah. Gay sejak dini itu rawan soalnya. It was like, elu baru baligh bro. Buat menentukan elu suka cowok atau enggak aja tuh lu musti nanya dulu ke orang lain. Artinya, lu belum yakin sama apa yang lu rasaian.
Cuma ya, kalau boleh jujur. Justru kisah anak sekolahan beginilah yang cenderung lebih manis. Rasa suka mereka lebih berdasar dan lebih pure. Secara seksual mereka mungkin belum terlalu berpikir jauh ke arah yang enggak-enggak. Jadi bagi gue, hubungan dalam karakter sekolah ini biasanya relationship yang penuh dengan realita.
Kalau di My Gear and Your Gown hubungannya lebih kompleks. Mungkin The Best Story, menjadi perwakilan untuk yang versi lebih ringan dan menggemaskan. Pembawaan karakter utama, yakni Best menjadi sorotan, karena dia beneran berhasil membawakan bahasa tubuh seseorang yang canggung kalau berada di deket gebetan, patah hati saat gebetannya bareng orang lain, panik kalau gebetannya ada di sekitaran dia tanpa diduga. Dan hal lainnya, yang gue yakin semua remaja pernah ngerasain hal itu. Yang lebih mengejutkannya lagi ketika semua hal itu datang dari actor berusia 27 tahun. Berarti dia sudah lebih dari sepuluh tahun berada di masa bangku sekolah. Gokil gak sih? Hahahah
Gue suka banget series ini karena, dia tuh tipikal series yang ngasih tahu tapi nggak ngasih tahu. Mungkin contohnya begini, misal dengan cara Best natap ke Dew, dikasih tahu bahwa dia beneran suka banget sama tuh anak. Tapi dia nggak ngomong suka, kan ya? Atau lewat beberapa adegan gambar yang di-up secara unik dan manis. Dan yang paling penting, Rookie Thailand gue pikir berhasil melakukan adegan iklan dengan cukup mulus. Meski tahu kalau itu iklan, tapi ya enggak terlalu kecewa karena penempatan terlalu random.
Sayangnya, seperti kata salah satu pahlawan di avengers. Meski semua orang menginginkan happy ending, enggak semua cerita musti happy ending juga. Disisi lain gue suka kata bijak ini, tetapi untuk beberapa kisah memang terdengar cukup menyakitkan.
Sesuatu yang sepanjang episode dinanti misalnya, akhirnya karam juga. Jelas ending series ini berbanding terbalik dengan yang my gear and your gown. Kata Bang Tulus juga nih, enggak semua kisah cinta harus berlabuh, kan? Tapi tetep aja sih, rasanya sakit. Meski gue Cuma sebatas penonton. Dan itu artinya, substansi patah hati yang ingin disampaikan, berhasil dilakukan oleh kedua actor utama.
Bayangin ya sama kalian, gue tengah malam. Nangis kejer, semua terasa sakit saat setiap adegan di episode terakhir gue resapi. Gue pikir, ini sad ending dengan cara yang menawan. Semua karakter kebagian sakitnya. Iya gak sih? Tapi gue juga gak tahu kenapa Dew bisa selabil ini? Dia tuh, serius, lebih labil dari karakter The Tunn di Series ITSAY.
Mungkin karena dia sendiri enggak bisa nanya ke orang lain tentang mengapa perasaannya bisa bercabang, misalnya. Atau malah condong ke salah satu karakter utama kedua. Dan gue juga memaklumi sih, Ibunya Dew bisa seprotektif ini sama anaknya, ibarat kata, ya wajar dia ngelakuin berbagai cara buat jauhin dew sama best. Sebab, mungkin pertama dia sayang banget sama anaknya, kedua, perjalanan Dew sebagai manusia masih Panjang banget, bahkan cenderung baru mulai.
Lagi pula, memang kebanyakan orang tua di daerah kecil, masih agak kolot jika menyangkut hal beginian. Gue sendiri pernah denger dialog dari series My gear and your gown, karakter P’ beu nanya tentang “mengapa masih ada orang tua yang mempermasalahkan kecenderungan orientasi seksual anaknya, padahal zaman sekarang kan menjadi bagian dari LGBTQ sudah dapat diterima dan legal secara hukum?” Lalu karakter Folk menjawab, “semua orang dapat menerimanya karena itu bukan urusan mereka. Berbeda jika kamu mengenal orang itu, misalnya orang tuamu, saudara, atau gebetanmu. Misalnya.”
OMG relate banget gak sih? Ini series ngasih tahu ketabuan yang masih ada di Thailand perkara suka sama sesama jenis dan beberapa problema yang hadir di dalamnya.
Dari semua series Thailand bertema LGBTQ, gue rasa ini adalah yang termanis. Selain dari gambarnya yang soft, juga pemilihan karakter utama yang siapapun tidak akan menyangka kalau mereka sudah jauh lebih tua dibandingkan peran dalam series. Gue menyoroti lakon P’ Warwanat, yang demi Tuhan, dia pandai sekali bermain ekspresi dan Bahasa tubuh. Gue tidak pernah menemukan perasaan ini ketika menonton sebuah karakter yang sedang jatuh cinta, atau malah putus cinta keesokan harinya. Keren banget, serius.
7,5 / 10 Bintang
Komentar
Posting Komentar