Call It What You Want (2021) ; Kebusukan Dibalik Industri BL



Sutradara : Aam Anusorn Saisa-ngim 
Penulis Naskah : Aam Anusorn Saisa-ngim 
Pemeran : 
Time Dhamawat S. Sebagai P’ James 
Michael Kiettisak V. Sebagai Bass
Daniel Chang Sebagai P’ Marco 
Benz Panupun Vongjorn Sebagai Ait 
Keenth Won Sebagai Khun Tee 
Genre : LGBTQ
Negara : Thailand 
Distributor : GagaOOlala 
Jumlah Episode : 6 Episode 

Tentang : 
Bakal bercerita tentang seorang sutradara bernama James, yang suatu hari ia sedang kesulitan ekonomi. Bahkan untuk membayar tagihan mobilnya saja, ia sudah tak sanggup. Tetapi, sumber uangnya malah dihentikan secara paksa karena suatu kesalahan produksi. 
Lalu James mendapatkan tawaran untuk menggantikan posisi sutradara dalam sebuah produksi series boys love, ia langsung menerima penawaran tersebut meski gajinya kecil. 
Tetapi keputusannya itu, malah mempertemukannya dengan pemuda bernama Ait. Juga pada fakta kelam yang sebelumnya belum pernah ia ketahui dari produksi industri boys love yang memang menjadi pasar remaja Thailand saat ini. 

Review :
  Sebelum menonton series ini sebenarnya, gue lebih dulu menonton Lovely Writer, yang mana memang keduanya sama-sama membahas produksi dibalik series Bl yang sekarang makin marak diadaptasi. 
Jika Lovely Writer menjadi sudut pandang dari penulis, maka giliran series ini yang menjadi sudut pandang dari kacamata sutradara dan aktor secara murni. Tentang bagaimana peraturan ketat diterapkan kepada kehidupan pribadi para aktor. Serta perjanjian kontrak yang mungkin, beberapa ada yang tidak masuk akal. 
Gue sebenarnya sangat menyayangkan, mengapa series ini menjadi sangat underrated? Tidak dibahas  oleh kebanyakan fujho? Dan yang paling utama, memang selain tidak tayang di channel besar, juga tidak dibintangi oleh aktor terkenal. Gue bahkan merasa tidak pernah lihat satu dua aktor yang ada di sini, ada di series lainnya. 
Padahal, menurut gue pribadi. Series ini bagus kok. Dia pengin ngasih tahu sebuah isu yang jarang banget orang mau ngebahas tentang ini. Seolah keberadaannya di sekitar hidup kita, bukanlah isu yang penting dan malah terkesan normal terjadi. Apa itu? 
Iya, benar. Isu yang ingin disampaikan adalah pelecehan seksual terhadap lelaki. Entah dilakukan oleh perempuan kepada lelaki, atau terhadap sesama lelaki. Pokoknya, inti dari isu ini adalah ‘Ih ternyata ada lho, cowok yang dilecehkan secara seksual’ 
Tetapi mirisnya, isu ini seringkali dijadikan bahan lelucon oleh sesama kaumnya. Seperti ada berita yang pernah naik, tentang seorang biduan dangdut yang melecehkan remaja lelaki. Ketika berita ini berpindah platform, di tiktok misalnya, mari kita baca komentar para ngabers, yang mengetik hal-hal paling menggelikan. 
“Kalau gue jadi cowoknya, nambah sekali bolehlah”
“Lah enak dong anj...” 
“Bilang aja suka”
“Kalo gue sih nambah deh kayaknya” 
Dan masih banyak lagi, saat itu gue sebagai cewek, justru ngeri tentang betapa ilmu dan akhlak selalu kalah telak oleh sesuatu bernama nafsu. Ketika seseorang tengah terjerat nafsu, sepertinya dia nggak bakal berpikir panjang tentang sebab akibat di masa depan. 
Padahal, menurut gue. Cowok yang dilecehkan secara seksual, juga bisa saja      mendapatkan perasaan traumatis dalam dirinya. Terlepas dari dia menikmati atau tidak, misalnya. Tetap saja, disini kan konteksnya adalah melakukan hubungan dengan unsur paksaan, yang berarti tidak ada kehendak dalam dirinya untuk membiarkan hal itu terjadi. 
Dalam series ini, karakter yang mewakili untuk menggaungkan isu ini adalah Bass. Diceritakan bahwa ia merupakan aktor utama yang akan membintangi series terbaru, bersama Ait. 
Selama workshop, ketika mereka melakukan tahap perkenalan antara aktor dan sutradara. Memang sudah ada yang tidak beres dari cara karakter Bass memperkenalkan diri, serta mengutarakan jawaban atas pertanyaan mengapa ia mau jadi aktor. Ini bagian yang gue suka sebenernya, kita enggak dikasih tau misteri yang terjadi yang terjadi pada karakter tersebut. 
        Singkat cerita, akhirnya terungkap alasan mengapa bass selalu tiba-tiba muntah, dan murung disepanjang proses syutingnya. Rupanya, ia terkena pelecehan seksual oleh si boss. 
       Gue suka banget gimana karakter bas ngasih tau Ait kalau dia udah dilecehin, adegan itu terasa membekas di benak gue. Rasanya ikutan sakit hati lihat temen sendiri diperlakukan nggak senonoh kayak begitu. Juga, aktor yang memerankan bas juga berhasil menyampaikan perasaan trauma dengan begitu alami, sehingga pada akhirinya penonton jadi tau kalau ternyata pelecehan seksual itu juga sama mengerikannya bila korban adalah lelaki. Pengalaman traumatis dan perasaan malu rasanya bakal selalu menghantui setelahnya.  Apalagi, posisinya dia lagi mau ngeraih impiannya sejak kecil. Kan jadinya rasa iba terhadap karakter ini juga jadi makin menjadi-jadi. Gue juga suka cara series ini melakukan transisi cerita, dan beberapa hal bersifat teknis lainnya. Enggak keliatan seadanya gitu, ya kecuali adegan ngemudi mobil sih. 

7 / 10 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film The Gangster, The Cop, The Devil (2019) ; Adaptasi Kisah Nyata Terbaik

Review Film The Villagers (2019) ; Misteri Skandal Besar di Kota Kecil

Review Film 7 Alasan Mengapa The Handmaiden (2018) Begitu Memesona