TRETAN MUSLIM TANPA COKI HANYALAH MAS-MAS MADURA TAK PUNYA HOKI (Chuaaaks)




Enggak sedih sih, sebenanya sudah lama kita harus curiga mengapa paman coki begitu berani membawa darkjokes ke hadapan publik Indonesia. Padahal kita tahu bahwa enggak semua masyarakat kita bisa diajak becanda. Gue adalah salah satu penonton pamam coki dan mas-mas madura. Tapi itu dulu, ketika gue belum tertampar hati nurani sendiri. Saat dimana gue harus menyadari, bahwa apa yang sedang gue tertawakan adalah kepedihan hidup seseorang di luar sana. Sejak itu gue merasa berdosa. Lantas sepenuhnya meninggalkan mereka berdua. Tapi, kalau mas-mas maduranya sih, gue masih ngikutin. 
Seharusnya kita juga curiga sejak awal. Kenapa bisa ada orang yang mentalnya kuat banget? Diserang yakuza putih setiap hari, dihujat netizen setiap detik, ditegur KPI setiap hari, dan tentu saja menjadi tranding topic twitter kapan saja. 
Bahayanya, si paman agnostik ini kalau ngomong kadang ada benernya. Suatu hari gue pernah dengerin podcast dia, bahas ini-bahas itu. Dan hasilnya, gue ngangguk setuju untuk kemudian langsung menggeleng kembali, ni orang agama aja gak punya apanya yang harus gue percayai. 
Inilah peran penting KPI dibutuhkan, eh tidak karena mereka jarang masuk TV jadi mungkin peran orang tua dibutuhkan banget saat anaknya yang masih remaja menonton konten Majelis Lucu Indonesia, terkadang sulit memfilter mana jokes yang beneran harus ditertawakan dan mana yang seharusnya tidak ditertawakan. Jika sulit membedakan, hasilnya si anak remaja ini akan selalu berlindung dibalik kata “Dark Jokes” yang selalu ia halalkan sebagai pembelaan atas hinaannya. 
Berbeda dengan gue misalnya. Tentu bisa membedakan mana dark jokes dan mana hinaan. Gue bakal langsung skip jika tema yang dibawa dua orang itu adalah tentang keluarga, fisik, dan agama. Tetap ditonton jika jokesnya menyangkut tentang sebuah Instansi dan perpolitikan. 
Agak sedikit dilematis kalau harus mengakui gue suka sama paman coki. Disisi lain, kita tahu bahwa ranah bercandaan dia sangat tidak manusiawi, bawa-bawa kesulitan hidup orang lain. Namun disisi lain, dia adalah orang yang wawasannya luas, meskipun pada akhirnya masih harus percaya bahwa narkoba dapat membantunya percaya diri menjalani tekanan dalam industri entertaiment. 
Namun, ada satu hal yang beneran demi apa gue susah banget menepis pemikiran aneh ketika menonton video penangkapan paman coki ini. Yang mana, orang pada salah fokus bukan terhadap kasus narkobanya, melainkan pada fakta bahwa paman coki sedang menonton bo**p gay. Justru fakta itu yang sedang netizen tunggu klarifikasinya. Sorry to say, karena gue nggak nyangka kalau paman coki sebenarnya adalah seorang fudanshi. Hahaha atau jangan-jangan alasan dia susah nikah adalah karena...
Gue masih suka nontonin konten yang ada bang Muslim, itupun karena memang sejak awal dia berperan sebagai rem bagi paman coki jika dia sudah kelewatan batas, dan jokes yang diangkat udah berlebihan. Karena sudah terbiasa melihat konten bang Muslim yang selalu sendirian, sorry to say, sepertinya sudah waktunya dia bersolo karir di Industri komika yang kejam ini. Hahahaha 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film The Gangster, The Cop, The Devil (2019) ; Adaptasi Kisah Nyata Terbaik

Review Film METAMORPHOSIS (2019) ; Tipu Muslihat Lelembut Khas Korea

Review Film The Villagers (2019) ; Misteri Skandal Besar di Kota Kecil