Review Drama Thirty But Seventeen (2018) ; Kronik Hidup Ahjuma Berjiwa Remaja
Sutradara : Jo Soo Won
Penulis Naskah : Jo Seung
Hee
Jumlah Episode : 32 –
Durasi 30 menit
Distributor : SBS
Pemeran :
Yang Se Jong Sebagai Gong Woo Jin |
Shin Hye Sun Sebagai Seo Woo Ri |
Ahn Yo Seop Sebagai Yoo Chan |
Ye Ji Won Sebagai Jennifer |
Sinopsis Singkat :
Seo
Woo Ri adalah seorang pelajar yang menyukai musik. Bahkan saking sukanya,
selepas lulus sekolah ia memutuskan untuk fokus melanjutkan pendidikan musik ke
luar negeri.
Gong
Woo Jin adalah remaja yang menyenangkan, ramah, ceria, dan sangat menyayangi
keponakannya. Suatu hari Woo Jin jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Woo
Ri. Nahas, tak berselang lama usai perasaan Woo Jin tumbuh lebat. Takdir
memaksa keduanya terlibat sebuah tragedi yang mengharuskan mereka untuk
berpisah.
Selepas
tragedi menyedihkan tersebut. Woo Jin beranjak dewasa dengan sikap yang seratus
delapan puluh derajat berubah sama sekali. Dirinya menjadi sosok yang dingin,
serius, tidak peduli pada lingkungan sekitar, juga menjauhi kehidupan di seoul
termasuk Yoo Chan sang keponakan tercinta.
Ternyata
takdir berkata lain, sepuluh tahun setelah tragedi tersebut berlalu. Woo Jin
dan Seo Ri kembali dipertemukan dengan Seo Ri yang sempat mengalami koma
dan mendapati dirinya sudah berusia tiga
puluh tahun.
Mereka
berdua terjerat hubungan khusus, di sebuah rumah bersama keponakan Woo Jin
yakni Yoo Chan dan sang Asisten rumah tangga yang menyebut dirinya sebagai
Jennifer.
REVIEW
Coba
kita bayangkan bagaimana rasanya mengalami sebuah kesempatan luar biasa dimana
pada suatu hari harus menerima kenyataan bahwa kita berubah menjadi seorang
wanita dewasa, pun tanpa disadari. Akan banyak hal yang terlewatkan. Dari mulai
pendidikan, pengalaman kerja, pengalaman berkencan, dan tentu saja kondisi
ketika mendadak harus segera memikirkan pernikahan.
Drama
ini mengangkat realitas jika seseorang melewatkan masa muda dengan sembrono,
tidak banyak berusaha, dan tinggal diam. Yang terjadi saat menjelang dewasa
adalah kurangnya spesifikasi diri yang berkualitas.
Sederhananya,
jika orang-orang yang sudah berjuang keras mengenyam pendidikan saja masih
sulit menghadapi persaingan kerja yang ketat. Bagaimana mungkin seorang yang
sudah melewatkan sepuluh tahun tanpa pengalaman mendapatkan hal yang sama?
Seo
Woo Ri mengalami hal itu. Tidak ada hal khusus yang pernah dilakukannya membuat
ia sulit mendapatkan pekerjaan bahkan sekelas pekerjaan paruh waktu sekalipun.
Kemudian
ceritanya dikemas menjadi sedemikian menyenangkan dan jenaka sebagaimana sang
pemeran utama memerankan setiap karakternya. Meski mengalami banyak kesulitan
tetap tidak semerta-merta membuatnya putus asa dan menjadi pemurung.
Yang
gue suka dari drama ini adalah meskipun premis ceritanya cenderung tipis dan
lumayan klise. Namun berkat pengemasan yang tidak membosankan, serta penampilan
akting terbaik yang diberikan oleh jajaran pemain membuat drama ini sukar untuk
ditinggalkan. Walaupun, bila menyoroti beberapa bagian. Gue merasa kurang
setuju pada segala sesuatu serba ‘kebetulan’ yang menjadi latar belakang
cerita.
Hal menarik selanjutnya adalah bagaimana
perkembangan hubungan diantara kedua karakter utama yang sama sekali tidak
arogan, bahkan untuk adegan paling di tunggu-tunggu pun baru terjadi pada
episode menjelang tamat. Itu juga hanya kontak fisik sederhana. Kisah cinta
keduanya manis tanpa ada unsur ketertarikan berlebih. (Nyindir drama Yang
Sejong sebelumnya nih)
Iya,
gue tekankan sekali lagi bahwa bisa di
bilang drama ini seru untuk disimak berkat kemampuan jajaran pemain yang
berhasil memerankan karakter dengan sangat baik.
3,5
/ 5 Bintang
Komentar
Posting Komentar