Review Film Along With The Gods The Last 49 Days (2018) ; Masih Seru, Meski Kehilangan Cita Rasa Melankolis
Sutradara : Kim Young Hwa
Penulis
Naskah : Kim Young Hwa-
Berdasarkan Weebtoon Populer Karya Jo Ho Min
Sinematografi : Kim Byeong Seo
Distributor : Lotte Entertaiment
Ha Jung Woo
Sebagai Gang Lim
Ju Ji Hoon
Sebagai Haewonmak
Kim Hyang Gi
Sebagai Lee Deok Choon
Ma Dong Seok
Sebagai Shin Sung Ju ( Dewa Rumah)
Kim Dong
Hyuk Sebagai Kim Su Hong
Lee Jung Jae
Sebagai Raja Yeomra
Durasi : 141 Menit
Sinopsis
Singkat
Setelah film pertamanya sukses meraih
predikat Box Office sekaligus menuai banyak cinta dari penonton lokal maupun
Internasional. Sekuel kedua akhirnya mengudara pada paruh kedua tahun 2018. Yang
mana juga ikut menyusul kesuksesan pendahulunya.
Masih digawangi oleh para harta
nasional korea seperti Ha Jung Woo, Ju Ji Hoon, Kim Hyang Gi dan Lee Jung Jae.
Film keduanya juga terbukti semakin mengukuhkan namanya sebagai film paling
banyak digandungi dan dibicarakan sepanjang tahun ini.
Akan kembali menghadirkan perjalanan
panjang ketiga malaikat pelindung, dalam mengemban tugas menuntun seorang roh
suci supaya bisa melewati berbagai macam pengadilan untuk mendapatkan
kesempatan reinkarnasi.
Selepas berhasil menuntun Kim Ja Hong
melewati berbagai macam tantangan disetiap pengadilan. Gang Rim, Hae Wonmak,
dan Lee Deok Choon mendapatkan tugas baru untuk kembali menuntun Roh suci selanjutnya.
Su Hong yang tak lain merupakan adik kandung
dari Kim Ja Hong sang Roh suci sebelumnya yang berhasil mendapatkan kesempatan
reinkarnasi di film pertama, akan di tuntun oleh ketiga malaikat untuk melewati
alam kematian setelah dirinya dinyatakan meninggal secara tidak wajar.
Namun ketika baru saja memasuki alam
kematian, Raja Yeomra hampir menolak peradilan yang akan diberikan kepada Su
Hong sebab pemuda itu pernah menjadi arwah penasaran dan sempat melakukan
kekacauan di alam dunia atas dasar dendam terhadap orang yang membunuhnya.
Dengan berbagai cara, akhirnya Gang rim dan
Raja Yeomra berhasil melakukan negosiasi.
Gang Rim berikrar bahwa dia siap menanggalkan kesempatan reinkarnasinya yang
telah ditunggu selama seribu tahun sebagai jaminan demi terlaksananya peradilan
Kim Su Hong.
Singkatnya, Su Hong pun bisa melakukan peradilan. Dengan
catatan, selain janji pribadi yang disetujui oleh Gang Rim dan Raja Yeomra.
Makhluk paling berkuasa di alam kematian itu juga turut memberikan tugas kepada
salah dua malaikat pelindung yang selama ini menjadi asisten Gang Rim.
Pada waktu yang sama. Hae Won Maek dan Lee
Deok Choon di utus untuk menjemput nyawa seorang kakek yang sudah melewati
batas kehidupannya. Usut punya usut ternyata di rumah kakek tersebut tinggalah
seorang Dewa Rumah bernama Sung Ju hingga kakek tersebut selalu berhasil
terhindar dari kematian.
Nahas,
tugas tersebut malah mengantarkan ketiga malaikat pelindung mendapatkan
kembali ingatan tentang takdir semasa hidup mereka yang ternyata saling
berkaitan satu sama lain. Air mata pertama berderai saat ketiganya mengingat
lagi potongan-potongan memori tentang betapa pilunya kisah hidup sebelum mereka
menjelma menjadi malaikat pelindung seribu tahun kemudian.
REVIEW.
Gue sepertinya harus berterimakasih kepada
penulis webtoon populer yang juga melahirkan film populer dengan judul yang
sama. Betapa tidak, tanpa imajinasi penulis tentu saja tidak akan ada penggiat
film yang berani melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Kim Young
Hwa.
Menggarap film yang berpegang erat pada
hasil adaptasi salah satu karya orang lain tentu saja tidak mudah, sutradara
harus memberanikan diri menghadapi segala macam kendala dan ekspektasi
penggemar sebelum akhirnya berhasil menyajikan cerita yang harus sama persis
tersebut kedalam bentuk visualisasi.
Kim Young Hwa mengaku tertekan dengan fakta
tersebut. Apalagi, Along With God The Last 48 Day ini juga harus memikul beban
lebih berat sebab tentang antusiasme calon penonton sudah berharap tinggi
setelah film pertamanya meledak hingga meraup banyak keuntungan.
Syukurlah, sepertinya semua kerja keras itu berhasil
terbayar karena ternyata kesuksesan yang di raih oleh sekuel dari Along With
God Two World juga tidak kalah melimpah.
1 .
POSTER
Poster dari film kedua ini masih
memiliki nuansa yang sama, yakni menghadirkan tokoh-tokoh utama yang berdiri
sejajar dengan latar belakang alam kematian. Mereka semua memasang tatapan
misterius. Dengan tambahan tokoh baru yakni Ma Dong Seok, rasanya cukup
memberikan aura berbeda dan tentu saja akan lebih menguras rasa penasaran calon
penonton.
2 . CERITA
Untuk ceritanya sendiri, karena tiga
karakter utama telah diperkenalkan dalam film sebelumnya. Maka saat durasi baru
dimulaipun , tanpa basa-basi lagi penonton akan langsung disuguhi oleh dialog
antara Raja Yeomra dan Para malaikat pelindung.
Awalnya, cerita akan berfokus pada
Kim Su Hong sebagai roh suci selanjutnya yang akan mendapatkan kesempatan
reinkarnasi.
Namun pada pertengahan, cerita sudah
mulai tidak konsisten menampilkan perjalanan Kim Su Hong. Pada bagian ini, fokus penonton justru akan
lebih intens teralihkan pada tokoh kakek Hur dan Dewa Rumah.
Sebagai tokoh yang mempertemukan antara Hae
Wonmak, serta Lee Deok Choon dengan Dewa Rumah - sosok yang paling tahu
kehidupan mereka berdua di masa lalu-nyatanya karakter Kakek Hur dan Cucunya
ini menurut gue memiliki porsi yang
cukup untuk bagian mereka sendiri.
Walaupun ada beberapa adegan yang meskipun
tidak tercantum, rasanya akan terasa baik-baik saja. Tapi di sisi lain, peran
kedua tokoh pembantu itu juga berhasil menampilkan dialog sarkasme. Menyentil
tentang keresahan-keresahan sederhana sebagai penduduk yang hidup di sebuah
negara bernama korea.
Pada pertengahan cerita ini juga,
penonton akan menyadari bahwa Kim Su Hong bukanlah objek utama dari sekuel
Along With The Gods ; Two World tersebut (Di ingatkan oleh dialog Kim Su Hong
dan Ganglim). Karena ternyata, tidak seperti sang kakak di film pertama yang
punya banyak halangan setiap kali melewati proses pengadilan.
Su Hong sendiri cenderung memakan
waktu lebih singkat saat mencoba menaklukan berbagai pengadilan di tujuh neraka
yang berbeda, bila di hitung-hitung
hanya memakan durasi tak lebih dari 45 menit saja. Itu artinya, sisa durasi
film ini benar-benar dijadikan peluang untuk memaparkan kisah para malaikat
pelindung di masa lalu.
Karenanya, di pertengahan durasi kita
akan mulai merasa tidak begitu peduli lagi pada perjalanan Su Hong. Sebab kisah
ketiga malaikat pelindung yang perlahan terkuak tentu lebih menarik di banding
mengupas keadilan dibalik kematian Sang Roh suci.
Setelahnya, kita justru meyakini bahwa film ini terasa lebih istimewa
dari sekuel pertamanya. Bukan karena ceritanya menjadi semakin melankolis, melainkan
-sekali lagi- karena akhirnya kita bisa
mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang sudah sejak lama bikin penasaran,
tentang mengapa ketiga malaikat bisa bergabung menjadi satu team, mengapa mereka
hilang ingatan, atau bagaimana cara mereka mati, berhasil terungkap secara
dramatis.
Gue sendiri suka betapa kreatifnya
penulis naskah memanfaatkan pemeran pembantu sebagai perantara mengungkap semua
rahasia. Misalnya, dari sudut pandang Gang Rim ada Kim Su Hong. Yang sepanjang perjalanan, mereka berdua
selalu terlibat dialog yang sekaligus menjadi narasi kisah semasa hidup sang
malaikat pelindung.
Sementara dari sudut pandang kedua
asistennya, Shin Sung Ju menjadi tokoh yang paling penting dalam menyibak lebar-lebar
fakta dibalik rahasia kematian mereka. Semua
itu membuat plot menjadi lebih menyegarkan, walaupun tidak dapat dipungkiri
bahwa imbasnya adalah rasa tidak nyaman timbul akibat plot yang bergulir
terlalu random.
Selain itu, mungkin karena gue terlalu
berharap tinggi bahwa sekuelnya akan lebih menyedihkan, mengharu biru, dan
melankolis. Ketika gue pada akhirnya mendapatkan sedikit sekali moment seperti
itu, durasi sepanjang 140 menit jadi terasa cukup datar.
3 . Pemeran
( Cast)
Sejak
merilis trailler pertama, sekuel kedua ini seolah ngasih tahu bahwa pemain yang
bertugas memerankan setiap tokoh akan bersiap menguarkan kesan keren
sebagaimana kerennya mereka setiap kali tengah berakting .
Ha
Jung Woo, masih setia menebarkan pesona yang begitu karismatik. Apalagi,
karakternya semasa hidup ternyata jauh lebih keren dari pada saat berubah
menjadi malaikat pelindung.
Bukan
tentang parasnya yang rupawan, serta fisik sempurna menjulang. Ju Ji Hoon pun
sukses menebarkan pesona sekaligus menarik perhatian penonton agar mau menaruh
simpati kepadanya. Menjadi karakter yang paling tersakiti, Ji Hoon terbukti
mampu menyeimbangkan kemampuan menguasai kesan yang di tampikan ketika sedang
menjadi Hae Wonmak masa lalu atau Hae Wonmak malaikat pelindung.
Untuk
Kim Hyang Gi sendiri, gue sangat berharap tahun ini dia bisa mengantongi
penghargaan. Kemampuan beraktingnya semakin mumpuni, seorang aktris cilik kini
berhasil menjelma menjadi aktris remaja yang bahkan saat usianya belum
menyentuh angka dua puluh saja dirinya sudah mampu berada satu frame
dengan aktor sekelas Ha Jung Woo, Ju Ji Hoon,
Cha Tae Hyun, Lee Jung Jae, dan Ma Dong Seok. Sungguh prestasi gemilang
bukan?
Lee
Jung Jae, dalam sekuel kedua ini mendapatkan jatah yang cukup banyak dari
sekuel sebelumnya. Karakternya menjadi benar-benar di ekspose dan ternyata
lebih penting dari yang diduga.
Ma
Dong Seok, aktor yang satu ini memang cukup pandai dalam menentukan project
yang akan dia pilih. Dan menjadi bagian dari sekuel Along With The Gods ; The
Last 49 Day adalah keputusan paling bijak dalam hidupnya. Karena bisa jadi
tanpa dirinya, tokoh Shin Sung Ju tidak akan kocak sekaligus memikat seperti
ketika diperankan olehnya.
Kim
Dong Hyuk juga tidak kalah keren memberikan performa terbaiknya. Setelah
menarik cukup perhatian di sekuel pertama, dengan penokohan baik hati dan setia
menjalin persahabatan. Di sekuel kedua ini dia juga bisa memperlihatkan lebih
jauh karakternya. Kekonyolan yang dia buat, bagi gue selalu berhasil menjadi
angin segar di sela-sela adegan laga yang cukup menguras tenaga.
Dari
semua karakter yang ada, pilihan gue jatuh kepada Ju Ji Hoon dan Kim Hyang Gi. Alasannya,
karena Ji Hoon tampan( Minta di tabok). Enggak dong, tentu saja karena gue
merasa begitu terpesona oleh keberhasilan Ji Hoon dan Hyang Gi dalam membangun
kemistri luar biasa antara karakter Hae Wonmak dan Deok Choon.
Gue
suka saat mereka sering berantem karena hal sepele hingga membuat gue bertanya kok
bisa ada malaikat pelindung sereceh mereka ya?. Apalagi kemistri mereka
kian menguat saat memasuki bagian masa lalu, seribu tahun silam ternyata
hubungan mereka penuh drama dan mengahangatkan hati.
4 . Sinematografi
Tidak
ada yang spesial dari teknik pengambilan gambar. Bahkan, gue sempat kecewa saat
menghadapi kenyataan bahwa sinematografi yang di sajikan tidak jauh berbeda
dengan sekuel pertamanya. Padahal, mengingat jarak produksi antara film pertama
dan kedua yang cukup lama. Gue jadi menaruh sedikit harapan kepada departemen
sinematografi untuk memperbaiki proses editing ataupun penambahan efek supaya
terlihat lebih rapih.
Namun
gue harus berpuas diri menyaksikan hal yang sama kembali terulang di sekuel
keduanya. Bahkan, untuk adegan di luar ruangan yang seharusnya muluspun justru
tampak banyak efek CGI kasar yang pada akhirnya lumayan mencoreng kepercayaan
gue sebagai penonton.
Sebagai
contoh, saat adegan perkelahian antara Hae Wonmak dengan preman, atau Ha Won
maek dengan Shin Sung Ju terlihat benar-benar seperti sebuah film rasa manga.
Beruntung sekali, gue merasa sedikit terobati
ketika menyimak cerita seribu tahun kebelakang. Setting kerajaan Georyeo
bisa di tampilkan dengan baik. Musim dingin yang menusuk tulang, hujan deras,
gemuruh perang yang bergejolak, hingga adegan dramatis saat pengkhianatan
pertama terjadi membuat gue mau berbaik
hati memaafkan orang-orang yang bertanggung jawab atas sinematografi.
5 . Tata
Suara dan Musik
Meski
terkadang mampu memekakan telinga. Namun gue merasa bahwa baik efek suara
maupun musik yang mengiringi setiap adegan, tidaklah berlebihan, dan justru
sangat singkron dengan apa yang sedang di tampilkan oleh layar. Bahkan, ada
satu adegan yang bagi gue sangat dramatis sesaat setelah berdentumnya musik
menemani adegan yang terus melaju.
Kesimpulan. (Kok berasa
makalah sih)
Intinya,
sekuel kedua ini masih memberikan keseruan. Bahkan ada banyak hal baru yang
lebih menarik dan terbilang unik dari penggambaran alam kematian dan setiap
kategori neraka.
Mengangkat pola keyakinan salah satu agama,
hal yang mendasari premis cerita film ini cukup memberikan pelajaran penting.
Bahwa segala sesuatu yang manusia lakukan semasa hidup, akan berpengaruh pada
‘perjalanan’ ketika mati kelak. Segala hal yang manusia tuai, akan menghasilkan
pertolongan atau justru hukuman. ( Oh, tapi bukankah semua agama percaya pada
satu hal tersebut ya. )
Ohya,
dan jangan lupakan hal paling penting. Dari kilas balik kisah ketiga malaikat
pelindung. Kesimpulannya, kita sebagai manusia berhak mendapatkan pengampunan
atas segala hal yang pernah dilakukan. Bila kita salah, maaf mohonlah maaf. Dan
jika ada yang memohon maaf kepada kita, maka maafkanlah.
4 /
5 Bintang.
Komentar
Posting Komentar