Hal- hal Yang Mengesankan Dari Film Sunyi (2019)






Sutradara : Awi Suryadi

Penulis Naskah : Berdasarkan The Wishpering Chorridors

Pemeran

Angga Aldi Yunanda Sebagai Alex
Amanda Rawles Sebagai Maggie

Durasi : 122 Menit

Distributor : MD Pictures, CJ Entertaiment, dll.

Tentang :


                SMA Abdi Negara adalah yang terbaik pada masanya, banyak lulusan sekolah itu yang berakhir menjadi menteri, CEO, dan orang besar lainnya. Meski demikian, nyatanya sistim pendidikan sekolah itu sebaik kualitasnya.

                Disana sering terjadi perpeloncoan, tindakan Bullying, dan tentu saja mengkastakan posisi murid. Menurutnya, tiga strata sosial disekolah berbeda. Ada budak ( kelas satu) , Manusia ( Kelas dua), dan Dewa ( Kelas tiga) .

                Lalu sebagai murid baru, Alex ( Angga Yunanda) merasa sangat tertekan dengan sistim senioritas tersebut. Apalagi dirinya seringkali menjadi bahan bullyian tiga senior tergalak seantero sekolah.

                Namun perlahan, satu persatu teror misterius muncul. Membuat bingung semua orang yang ada disekolah itu. Kematian tak dapat dihindari. Dan Alex pun mau tak mau harus terjebak dalam labirin teka-teki tentang siapa dalang dibalik teror mengerikan tersebut.


Review :

                Seperti yang kita tahu bahwa akhir-akhir ini Indonesia sering merilis film horror sekali jadi, alias “yaudah asal bikin, asal jual dan laku aja” tanpa dengan senang hati bersedia lebih serius menggarapnya. Alhasil, produk-produk tersebut menjadi sebatas sampah jika hanya dengan kualitasnya yang demikian.

                Pun dengan Sunyi, yang hampir saja ikut tercatat sebagaimana film besutan distributor yang sama jika saja sang sutradara tidak bersabar dan berusaha memperbaiki kesalahan dari penyutradaraannya yang sudah-sudah.

                Sutradara film Sunyi sebelumnya pernah menggarap project box office sekelas Asih yang juga mendapat respons positif ditengah banyaknya komentar negatif Danur Univers. Menurut salah satu akun youtube terpercaya yang gue subscibe, katanya sang sutradara belajar banyak hal setelah karya sebelumnya masih tetap menuai kritikan walau ia telah bekerja amat keras. Terbukti dengan karya terbarunya, Sunyi menampilkan apa yang sebelumnya tidak ditampilkan oleh Awi Suryadi. 

                Sebagai film horror pertama yang berhasil diadaptasi dengan rasa yang lebih lokal. Film Sunyi gue rasa lumayan berhasil memberikan horror atmosferik. Walau secara storyline dia masih cukup lemah dan lumayan mudah ditebak.

                Untuk penampilan aktor sendiri, gue merasa bahwa akting Angga Yunanda adalah yang paling bersinar setelah Amanda Rawles tentunya. Gue kurang setuju ketika beberapa ulasan menyatakan bahwa Angga dinilai kurang dalam menguarkan penampilannya di film ini. Padahal, ( Bukan karena ganteng saja) Angga memang punya gaya berakting yang tenang dan tidak berakhir mengganggu. Walau, benar juga sih. Dibeberapa adegan ia tampak canggung dan ketar-ketir mengejar tuntutan karakter yang terkadang tidak selaras dengannya. Untuk Amanda Rawles itu sendiri, benar adanya bila akting aktris muda tersebut lumayan bagus walau tidak menjaring decak kagum.


      Sebagai tambahan, menurut gue pribadi, yang sedikit kurang dari film ini hanya terletak dari alur betele-tele dan mendayu, sekaligus scoring musik yang memekakan telinga.

                Tapi untuk gue pribadi, Sunyi punya plot twist yang ditempatkan diwaktu yang benar-benar tepat. Hingga yang tadinya hampir berakhir membosankan, menjadi cukup menyegarkan berkat plot twist tersebut. Selain itu, ada satu-dua hal yang membuat gue suka pada film ini, diantarnya :


Parade Efek Sinematik

                Yang melandasi alasan mengapa film ini digadang-gadang menjadi film horror terbaik dua ribu sembilan belas adalah, semua pengulas setuju bahwa efek sinematografi dalam film ini adalah daya jual yang memukau dan tentu saja patut diacungi jempol.

                Sepanjang durasi film, gue dibuat terpukau dengan sinematografi yang sangat langka dalam sineas horror tanah air. Bahkan dalam hati, gue dibuat penasaran dengan siapa orang dibalik departement sinematografi.

                Ide pengambilan gambarnya cukup fresh, beda dari yang pernah ada. Dibeberapa adegan, lumayan menambah kesan dramatis. Dan bagi gue pribadi, sebuah film dapat tertolong jika ia menawarkan efek sinematografi yang keren walau plot ceritanya membosankan. Dalam point ini, ada dua adegan yang sangat gue sukai. Entah kenapa, adegan tersebut cukup memukau.

Berani Mengangkat Isu Bullying

                Jika menyangkut  tentang kehidupan remaja. Kebanyakan orang-orang film biasanya hanya mengangkat hal yang berkaitan dengan cinta atau mungkin milenial semata. Tidak ada yang berani mengangkat isu Bullying secara rinci dan edukatif hingga kemudian melahirkan pemahaman baru tentang hal tersebut.

                Ditengah berita pembullyian yang pernah viral seminggu terakhir, Sunyi cocok sekali sebagai salah satu referensi anak muda yang masih belum mengetahui banyak hal tentang dampak prilaku bullying.

                Overall, Sunyi menghadirkan horror yang berbeda dengan saingan sebelum dan setelahnya. Ia mampu tampil lebih charming dan edukatif dari sekadar menghadirkan jump scared jorjoran unfaedah.


4 / 5 Bintang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film The Gangster, The Cop, The Devil (2019) ; Adaptasi Kisah Nyata Terbaik

Review Film The Vanished (2018) ; Kisah balas dendam terniat

Review Film The Villagers (2019) ; Misteri Skandal Besar di Kota Kecil