Review Film Inseparable Bros (2019) ; Genre Brothership Korea Terbaik
Sutradara : Yook Sang Ho
Penulis Naskah : Lee Soo Ah dan Lee Hyeon
Pemeran :
Lee Kwang Soo Sebagai Dong Gu
Shin Ha Kyun Sebagai Se Ha
Esom Sebagai Mi Hyun
Ahn Ji Ho Sebagai Se Ha Muda
Kim Hyun Bin Sebagai Dong Gu Muda
Distributor : Next Entertaiment World
Durasi : 114 Menit
Tentang :
Dong Gu dan
Se Ha dipertemukan oleh seorang pendeta. Disebuah panti asuhan khusus anak
berkebutuhan. Sejak itu, mereka menjadi dekat dan hampir seperti saudara
kandung.
Sampai dua
puluh tahun kemudian. Kala keduanya berjuang mati-matian bertahan dari kerasnya
hidup bersama orang-orang normal lain. Ibu Dong Gu datang untuk kembali membawa
Dong Gu pulang, ini jelas menjadi bumerang karena dua puluh tahun lalu, Ibu
Dong Gu sengaja meninggalkannya.
Seha,
sebagai sahabat sekaligus Hyungnya-lah yang paling dilematis.
Review :
Hanya karena
fisik lebih sempurna, bukan berarti kita menjadi layak untuk menghina orang
lain yang fisiknya kurang sempurna. Karena coba ingat kembali seberapa besar
kedudukan kita di alam semesta ini. Hm, tidak ada apa-apanya.
Jika dibandingkan dengan gunung saja,
kita bahkan masih bisa mendaki dan berswafoto diatasnya. Jika dibandingkan
dengan deretan planet, kita ini nyaris tidak mencapai sepersekian mm-pun
darinya. Ah, bahkan dari Thanos saja, kita masih kalah besar.
Jadi, yang
membedakan manusia itu bukan kesempurnaan fisiknya. Tetapi apakah dia sudah
bisa mengisi kekosongan orang lain atau belum. Dalam hal ini memahami dan
pengertian terhadap kurangnya aspek hidup orang lain. Persis seperti yang
dikisahkan dalam film ini.
Ceritanya,
dua orang penyandang disabilitas bertemu di sebuah panti asuhan. Yang satu, mengidap
autisme. Sementara yang satu lagi, menderita kelumpuhan total. Hanya kepalanya
saja yang bisa digerakan.
Donggu-
remaja pengidap autisme- saat remaja sangat menyukai Hyung barunya yang hanya
bisa duduk di kursi roda itu. Maka sejak hari pertama mereka bertemu. Donggul
memutuskan untu menjadi kaki dan tangan bagi dsaoisa. Mereka menjadi sempurna
saat berusaha hidup dengan saling membantu dan mengisi kekurangan
masing-masing.
Film ini
tampil meyakinkan dengan kemistri awal yang dirajut oleh karakter remaja
mereka. Kita secara alami digiring untuk menjadi bagian dari cerita. Walau
tetap hanya sebagai penyimak. Tapi gue pribadi, entah mengapa merasa begitu
dekat secara personal dengan setiap karakter. Jadi, hal ini membuktikan bahwa
karakterisasi dari film ini sepenuhnya dibangun dengan baik.
Seolah punya
jenisnya sendiri untuk pengambilan gambar. Film-film bergenre drama terasa
selalu lebih manis. Editingnya dibuat senatural mungkin, sinematografinya
diambil agar terasa lebih punya jiwa alih-alih hanya menampilkan
ambilan-ambilan memukau. Film ini juga begitu, apalagi ketika adegan-adegan
penting mulai diungkap. Secara tidak sadar, gue selaku penonton mendadak
menitikan air mata berkat itu.
Scoring
musiknya menyenangkan sekali. Ada bagian dimana kita ikut senang seperti yang
sedang para karakter rasakan. Pun sebaliknya, suasana begitu haru kala musik
berubah sendu. Ohya, dan jangan lupakan bahwa salah satu original soundtrack
film ini ternyata merupakan lagu asli yang dibeli secara langsung dari grup
band asal Indonesia, yakni Mocca. Keren kan?
Terakhir,
mari kita bahas prihal penampilan setiap aktor yang terlibat. Pertama, yang
patut diapresiasi penampilannya terlebih dahulu tentu saja adalah Lee Kwang
Soo. Peran ini jatuh kepadanya karena orang sineas percaya bahwa Kwang Soo bisa
memerankannya dengan baik. Dan hal itu terbukti.
Shin Ha
Kyun, aktor yang tak perlu diragukan lagi kemampuannya. Juga tampil gemilang.
Dia selayaknya penyandang disabilitas yang sudah hidup selama dua puluh tahun
bersama kelumpuhannya. Untuk Esom. Ya, biasa saja. Seperti ketika dia tampil
dikebanyakan serial dramanya. Tetapi untuknya, karakter Esom dalam film ini
membuat jalinan cerita jadi lebih manis dan menyegarkan.
Film ini dua
tingkat lebih baik ketimbang film bertema serupa yang dibintangi oleh aktor
besar sekelas Lee Byung Hun.
Overall,
Inseparable Bross adalah film bertemakan keluarga dan persahabatan yang sayang
sekali jika kamu lewatkan begitu saja. Mengajarkan bahwa orang-orang yang
berkekurangan terkadang lebih sempurna dari kita yang sempurna ini.
3.5 / 5 Bintang.
Komentar
Posting Komentar