Ramadhan Hanya Tentang Luka
Setiap
Ramdhan, yang paling dirindukan adalah masakan mamah. Tangan cekatan beliau
meski dilanda lelah, nyatanya tak pernah menghantarkan rasa yang buruk terhadap
makanannya.
Tegukan penuh hasrat begitu
kumandang adan menggema. Bikin mamah terlihat sangat lega, kebaikannya menguap
bersamaan dengan dahaganya yang hilang.
Berumah tangga itu sama sekali enggak mudah. Kuakui itu kini. Dan mamah mampu bertahan selama nyaris tiga puluh tahun.
Bersama lelaki tanpa kesempurnaan, bahkan hanya segaris. Kecuali sabar dan ...
Seperti ada hembusan dari
syurga. Ketenangan berada di sekitar mamah adalah sebuah misteri yang sampai
saat ini masih belum dapat aku pecahkan. Bagaimana mungkin wanita itu selalu
dengan sabar mengurusiku?
Aku yang kerapkali melawannya,
menyakiti hatinya, mengecewakannya, membuatnya terluka sedemikian rupa, pada
akhinya tetap menjadi bayi lucu dipangkuannya.
Ramadhan, bagiku hanya kenangan
dengan mamah.
Setelah ia pergi.
Ramadhan,
bagiku hanya luka.
#NgabubuwriteWithPenulisGarut
www.Penulisgarut.web.id
Komentar
Posting Komentar