FRIEND ZONE SERIES ; TENTANG BERBAGAI JENIS HUBUNGAN TOKSIK DAN CARA MENYIASATINYA



Sutradara                   : Jojo Tidakorn Pookaothong 

Penulis Naskah        : Chakorn Chaiprecha, Chanchana Homsap

Pemeran : 

Pearwah Nichaphat Chatchaipholrat Sebagai Boyo 
Namtan Tipnaree Weerawatnodom Sebagai Boom 
Lee Thanat Lowkhunsombat Sebagai Good 
Singto Prachaya Ruangroj Sebagai Earth 
Nat Sakdatorn Sebagai Dr. Sam (Eart’s Boyfriend) 
   Plustor Pronpiphat Pattanasettanon    Sebagai Stud 
Arm W.C Sebagai Pop 
Joss Way-ar Sangngern Sebagai Safe    
 Pluem Purim Rattanaruangwatta Sebagai Locker 
Best Nathasit Kotimanuswanich Sebagai Tor 
Aye Sarunchana Apisamaimongkol as Amm

Distributor : LINE TV & GMMTV 
Jumlah Episode    :   12 (S1) / 16 (S2) 

Tentang : 

Series ini memiliki rating dewasa. Semua konten yang ada didalamnya sama sekali tidak cocok untuk tontonan oleh 18 tahun kebawah. Series yang mengandung unsur LGBT, Kekerasan seksual (Maksudnya bukan secara fisik) , kekerasan nonverbal, umpatan dan sumpah serapah, klub, alkohol, dan beberapa prilaku tidak bermoral lainnya. Dikemas untuk menunjukan bahwa di dunia, bahkan mungkin hal yang selama ini dekat dengan keseharian kita, seringkali terjadi hubungan-hubungan yang awalnya terjalin manis, lama kelamaan menjadi racun yang membahayakan bagi orang yang menjalaninya. 


Review    :


Sekali lagi gue ingin menggaris bawahi bahwa konten ulasan series kali ini, bukanlah sebuah rekomendasi pribadi buat kamu yang sedang membaca artikel ini. Jikapun kamu tertarik, terimakasih. Tetapi jika kemudian hari merasa menyesal karena telah menonton series yang agaknya memang cukup berkonten kotor ini, maafkan. 
Series ini tayang di tv berlangganan Thailand. Juga di channel resmi GMMTV. Yang berarti, kalau di Indonesia sendiri bisa diakses dengan mudah oleh kalangan remaja sekalipun. Cukup berbahaya memang, tetapi setidaknya itu juga cukup memudahkan jugs bagi para dewasa yang ingin mencoba menjajal proyek series aktor kesayangan. 
Mari akan gue bahas apa saja pointer yang cukup gue suka, dan tentu saja tidak gue suka dari series yang telah memiliki dua season ini. Beberapa ada yang samgat mengganggu, mungkin karena gue juga tidak terlalu terbiasa dengan konten LGBT khusus dewasa. Tetapi sisanya , gue cukup mendapatkan sudut pandang lain dari kehidupan fiksi orang-orang dengan kecenderungan orientasi seksual dalam tahap kehidupan dewasa seperti beberapa karakter yang hadir dalam series. 
FRIENDZONE SEASON SATU (2018) 
Season satu dimulai dengan berfokus pada pengenalan empat karakter yang gue pikir dilakukan dengan sangat random. Boyo, Boom, Earth, dan Stud. Serta pasangan masing-masing yang hadir dan memiliki porsi durasi yang nyaris adil. Enggak ada yang terlalu menonjol diantara mereka. Tetapi sayang, kemunculan mereka sangat random buat gue pribadi. Harus mikir, ini tuh siapanya ini, dan ini teh siapa sih? 
Digambarkan secara lugas bersama dengan kronik hidup masing-masing. Juga bagaimana mulanya hubungan toksik mereka dengan pasangannya sendiri. 
Yuk, biar rinci. Kita bahas satu persatu. 
Karakter pertama adalah Boyo. Gadis yang tidak punya banyak potensi di dunia kerja. Selain kemampuan yang kurang, etitude dia juga tidak bisa diterapkan dalam beberapa pekerjaan menengah kebawah. Salah satunya model. Boyo yang pada season ini adalah pacarnya Safe, selalu mengeluh tentang pekerjaannya yang didapatkan lewat jalur orang dalam. Dan itu membuat namanya selalu tercoreng untuk keesokan harinya diberhentikan. Faktor utama pertengkarannya dengan sang pacar dimulai. Boyo ini sebenarnya sosok cewek yang keren. Ia mampu istikomah dalam mempertahankan harga dirinya sebagai seorang perempuan. Gue suka karakter ini karena dia enggak gampang ditindas, sebagai cewek dirinya bisa menjaga perasaan dan diri dari kerasnya pertemanan di zona dewasa yang memang pada dasarnya udah toksis kalau kita enggak pandai menjaga dan memilah. 
Lalu ada karakter  Boom. Karakter cewek kedua paling mudah nangis. Boom ini punya pacar yang sejak kuliah udah ngintilin, dan bahkan mungkin masalah utama dalam hidupnya. Boom sayang sama dia, tentu saja. Tapi di sisi lain, pacarnya ini enggak ngasih kebahagiaan berupa materi yang tak dapat dipungkiri, untuk ukuran wanita dewasa sepertinya cukup bikin sakit kepala sih. Ya kita bayangkan saja, hidup serumah sama cowok yang enggak punya kerjaan dan Cuma fokus sama cita-cita semi khayalan (Rapper) diusia yang seharusnya udah punya pekerjaan dan pemasukan tetap. 
Role karakter ketiga, adalah Earth. Karakter yang menurut gue cukup penting. Dimainkan oleh aktor Kesukaan gue, bagian dari alasan mengapa gue memberanikan diri buat mencoba nonton series ini. Phi Sing, sebagai Earth. Karakter yang cukup manja, egois, dan sedikit keras kepala. Karakter gay dalam proyek pertama yang cukup memberikan tekanan bagi aktornya sendiri. 
Begini, sejak perannya sebagai Kongbop di series SOTUS tahun 2017 yang sangat booming pada masa penayangannya. Fandom Arhit dan Kongbop menjadi sangat mengagumi kemistri keduanya, dan menamakan kebersamaan mereka sebagai Peraya (Perawat Prachaya) dalam setiap proyek bersama. 
  Ketika Phi Sing menerima peran sebagai Earth, serta berpasangan dengan tiga aktor sekaligus. Hati Peraya mana yang tidak tergores menyaksikan bias mereka beradegan intim dengan selain partner pertamanya, yakni Phi Kit? Hahahaha 
Tapi sih, jujur karakter Earth disini adalah karakter yang paling gue cukup benci. Selain bikin ribet jalan cerita. Earth juga selalu membuat segala sesuatu yang seharusnya mampu dijalani dengan mudah, malah harus melenceng dulu jadi lebih sulit dari yang ada. Pokoknya gara-gara dia, semua urusan jadi belibet.  
Terakhir, karakter utama cowok bernama Stud. Gue tidak sebenci itu kepada Stud. Dibanding Earth, karakter Stud ini cenderung biasa aja. Tapi, gatau kenapa setiap bagian yang ngebahas tentang dia, gue agak kesel pake banget sama karakter ini. Tipikal gay yang merusak reputasi komunitas mereka sendiri. Yang bikin jenis kecenderungan seksual ini menjadi negatif dan memiliki stigma buruk di mata masyarakat. Yang kita benci itu bukan gay hanya karena dia gay, misalnya, tetapi karena bagaimana seorang gay menjalani kesehariannya sebagai gay. Orientasi seksual Stud ini sangat serampangan. Satu pandangan aja, udah check out hotel. Apakah sopan begitu, stud? Hahahahaha 
Keempat karakter itu menjadi roda utama series. Segala permasalahan dalam hidup mereka sebenarnya saling berkaitan. Yang mana, gue bingung juga sama hubungan mereka sebagai teman. Di season satu, kebingungan itu diperkuat dengan hal sederhana seperti skinship berlebihan diantara keempatnya. Gue mikir, kenapa mereka sangat dekat bahkan hanya sebagai teman? Memang iya, ya? Sebatas teman bisa sampai tidur sekasur Cuma gegara ngerasa sedih dan pengin mendapat sandaran atas segala permasalahan doang? 
Season satu diselesaikan dengan cara yang instan. Perselingkuhan Phi Sam dan Stud yang berakhir termaafkan begitu saja. Permintaan maaf yang agak manipulatif Cuma buat balas dendam. Inilah alasan mengapa gue cukup benci sama karakter Earth, dia adalah orang yang berkedok memaafkan hanya karena enggak mau kehilangan. Bersama dalam kalimat sarkas terhadap pasangannya. Kata maaf juga berlaku untuk tiga karakter selanjutnya. Boom, Stud, dan Boyo yang berakhir baik-baik saja untuk seterusnya melanjutkan kesengsaraan di season dua.
FRIENDZONE SEASON DUA; DANGEROUS AREA (2020) 
Nah, memasuki season dua. Jujur, gue malah lebih suka dan bersemangat pada season ini. Rasa bingung di season satu akhirnya terpecahkan juga. Ternyata di season dua. Hubungan mereka berempat terungkap. Stud, Earth, Boyo, dan Boom menjalin persahabatan rupanya usai menjadi korban gencet kakak tingkat di masa perpeloncoan ospek. 
Lebih dalamnya lagi, hubungan mereka pernah terjalin sebagai pasangan. Boom dan Earth misalnya, sebelum mendapatkan jati diri utuh, Earth pernah pacaran sama Boom. Pantesan mereka sedeket itu. Ini antara ceweknya yang menang banyak, atau justru si Earthnya sendiri yang menang banyak. Haha 
Lebih dalam, hubungan Earth dan Stud sebagai sahabat yang sama-sama Gay dalam season ini diulik lebih dalam. Mereka, ternyata sama-sama pernah saling suka. Eh, enggak deh. Ternyata, Stud suka sama Earth yang saat itu belum menjadi gay. Belum bertemu dengan Phi Sam. 
Jujur, di season dua setiap karakter jadi lebih menawan ketika karakterisasinya berjalan dengan menggali lebih dalam hingga ke posisi sosial mereka di dunia kerja. Perasaan insecure tokoh yang selalu dibandingkan dengan kehidupan orang lain. 
Persahabatan yang antara so sweet sama toksik berada pada garis yang sangat amat tipis. Kadang mereka jadi sahabat yang ideal, tapi gue bingung, kalau sekali berantem, marahannya enggak masuk akal, bikin gemes pengin geplakin satu-satu, emosi bat gue. 
Beralih dari storyline empat sekawan. Sebenarnya gue paling suka pada dua kisah cinta karakter lain, yaitu musuh bebuyutan Boyo. Cewek bernama Bew ini juga salah satu anggota geng ‘bebal pelawan kakak tingkat’ tapi dia cenderung ternistakan karena emang bermuka dua aja.
 Jadi ceritanya, si bew ini suka sama Safe (mantan pacarnya Boyo) yang emang udah lebih dulu kenal sama dia dibanding Boyo. Safe dan Bew berada dalam line sahabat rasa pacar, yang sayangnya Cuma bew seorang yang memendam perasaan. Bew rela ngelakuin apa aja buat bisa bikin Safe nyaman sama dia. 
Selama enam tahun anjir, bayangin elu suka sama sahabat sendiri dengan segala cerita cinta yang harus ikut lu nikmati, padahal lu sendiri suka sama dia. Karakter bew ini yang paling the best menurut gue. Dia kuat dan tawakal banget ngejalani kesehariannya dengan memendam perasaan sebegitu dalam dan lamanya. Hingga puncaknya, di masa kini, semua kedok dia ketahuan sama Safe yang emang sayang sama dia Cuma sebagai sahabat. Enggak lebih, dan sekalipun cowok itu gak pernah memandang bew sebagai cewek meski mereka pernah tidur bareng (Emang goblok banget nih cowok)  tanpa gue sadari juga mulai menyakiti perasaan gue sebagai penonton. 
Puncak dari perdebatan antara Safe dan Bew, sampai pada kesimpulan Bew yang bunuh diri tapi enggak jadi mati. Yang anehnya, gue mewajarkan itu. Patah hati bisa buat orang nekat bunuh diri? Hah? Masa gitu doang bunuh diri? Ya, coba aja elu ada di posisi Bew, gue mah wajarin aja sih. Orang emang sakit banget tahu. Suka sama sahabat sendiri, dan sahabat kita tuh cowok berengsek. 
Lengkap banget deh pokoknya. Di episode ke-sepuluh apa sembilan gitu, dua porsi tampil kedua karakter ini berakhir. Dengan akhir kisah yang menyedihkan. Ketika Safe udah mulai membuka hati buat Bew, tapi Bew udah gak mau lagi terpedaya dan bakalan sakit di kemudian hari lagi. Hey, bro. Orang gak bakal bisa berubah hanya dalam waktu semalem doang. Good job, bew. Jujur sih, gue nangis pas bagian ini. Baper dan sakit aja rasanya. 
Dua. Kisah Boom sama Tor. Yang pada season dua, insecure Tor bukan lagi tentang uang. Karena dia ternyata udah berhasil jadi musisi terbaik tanah air, ceritanya. Tapi pada season ini, rasa minder Tor beralih lebih pada konflik internal dalam keluarganya. Pelakor dalam hubungan mereka adalah abangnya sendiri. Udahmah selama ini teh dia selalu dibanding-bandingin Ibunya karena abangnya lebih sempurna (Biasalah ya) eh, masa sekarang pacarnya sendiri juga mulai ngebandingi dia sama abangnya juga, dari segi kemapanan hidup, abangnya Tor ini adalah bos, di sebuah pabrik, gaji dan jabatan dia terjamin. Juga tetep aja ya, mau di negara manapun, jadi seniman itu rasanya kurang menjanjikan dan selalu dipandang sebelah mata rasanya. Tapi terlepas dari itu, di saat keduanya memutuskan buat break. Kilasan masa lalu, ketika pas kuliah mereka mulai kencan. Boom yang patah hati pas tahu kalau ternyata Earth adalah seorang Gay, mencoba melampiaskannya sama Tor – yang saat itu mengincar Boom buat tidur doang- eh ternyata cowok itu malah ngerasa kalau cewek ini harus dia sembuhkan dulu dukanya, ah, pokoknya gentleman banget deh. Gue jadi tahu sisi lain hubungan mereka yang setiap hari berantem di season satu. Sweet juga lho. Dan manjadi perantara ending season dua, akhirnya mereka menikah. Gue nangis pas Tor ngelamar Boom. Uwuuuuu... 
Yang pengin gue soroti dari season dua adalah kehidupan LGBT itu sendiri. Tiga karakter yang menjadi perwakilan. Pertama Earth, ia sadar bahwa menjadi Gay di masa kedewasaan yang matang, tidak semudah ketika pertama kali menemukan jati diri bahwa sebenarnya dia suka sama cowok. Ada jenjang yang lebih serius dari sekadar elu suka sama seorang cowok. Contohnya pernikahan. 
Pernikahan normal (Cewek dan Cowok) aja susahnya minta ampun. Apalagi buat pasangan cowok. Itu bukan lagi tentang stigma keluarga atau tetangga yang masih berpikiran sempit. Tapi ada beberapa hal yang enggak bisa ditepis oleh karakter Earth ini. Dari mulai memiliki anak, selain susah ngurusnya, juga bayangkan nanti kalau anaknya udah gede? Secara sosial ia akan kebingungan dalam posisinya sebagai anak. Syukur kalau bisa nerima, gimana kalau enggak dan malah malu? Udahmah diadopsi, ini lagi ternyata orang tuanya sama-sama ayah? Bingung, kan? Kasihan. 
Juga, tentang kesadaran bahwa relationship dalam waktu yang panjang, hanya dengan satu cowok. Itu juga sama beratnya ketika seorang cewek memutuskan buat menikah dan hanya akan mencintai satu lelaki saja dalam hidupnya. Karena ternyata, si Earth ini juga baper sama Stud – yang pernah selingkuh sama phi Sam- dan jadi partner mabuk dia kini. Eh, masa sih? Kok bisa anjir? Pikir gue dalam hati. Ini antara si Earth emang baru baper, atau emang dari dulu aja udah suka sama Stud tapi terlanjur ketemu sama Phi Sam. Apa gimana? 
Karakter Stud menjadi yang paling dilematis. Orientasi seksualnya bukan tentang relationship. Melainkan Cuma hubungan seksual aja. Dia berganti-ganti pasangan setiap malamnya. Yang bikin bayangan kita tentang gay menjadi sangat liar dan berbahaya. Bayangkan kalau misalnya cowok gay macam stud ini, berlindung dibawah pernikahannya dengan cewek buat perlindungan dari kritik sosial aja? Terus sehabis balik ke rumah, dia bawa penyakit yang boleh jadi bakal tertular secara langsung (Eh, tapi dia gay kan ya enggak suka cewek) ya tapi kan, beda lagi kalau alkohol udah bertindak. Hehe Mau gay atau enggak, sebenarnya yang bahaya itu, ya seks bebasnya itu sendiri. 
Terakhir, ada karakter Aam yang di season satu tersakiti oleh cowok tidak bermodal, dan hamil tapi kemudian keguguran, sehingga bikin dia punya trauma berat pacaran sama cowok. Karakter ini di season dua berubah jadi Lesbian. Suka sama cewek. Yang gue juga agak mikir, emang bisa ya? Orang semudah itu mengubah orientasi seksualnya? Cuma karena trauma gitu. 
Maksudnya, gue enggak paham aja. Elu selama dua puluh enam tahun suka sama cowok, tetiba suka juga sama cewek? Dalam hubungan ini, juga ada banyak ketidakmungkinan yang bakal terjadi seandainya pasangan cewek menikah dan hidup bersama. Ini antara salah satu dari mereka harus berperan sebagai cowok? Atau memang keduanya harus sama-sama kuat dalam menghadapi tantangan hidup (Perkara air bocor, masang gas, lampu mati harus diganti, wc mampet, dan hal maskulin lain yang jarang cewek lakuin) 
Kasus serupa, ketika kodrat cewek itu memang harus berpasangan sama cowok. Earth juga punya rasa insecure ketika dia ngerasa terus ‘dinafkahi’ oleh phi sam. Kan, secara gak langsung kodrat cowok itu memimpin. Kadang ada saatnya capek juga dipimpin terus. Begitu juga dengan cewek yang kodratnya udah paling bener valid no debat no kecot, dipimpin dan gak mungkin bakal terus mimpin karena pada dasarnya mereka itu lemah secara emosi. 
Dah ah capek. Pokoknya, meski sering gue skip. Series ini memberikan sudut pandang baru buat gue yang beberapa hari terakhir sering nonton series Thailand. Berkutat pada genre Boys love, rata-rata series Bl Thailand ini lebih mementingkan romansa. Berbeda di series ini, isu itu diangkat kedalam kehidupan pada jenjang dewasa, yang tentu saja lebih dilematis dan kompleks. 


3/ 5 Bintang & 4 / 5 Bintang 
   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film The Gangster, The Cop, The Devil (2019) ; Adaptasi Kisah Nyata Terbaik

Review Film The Villagers (2019) ; Misteri Skandal Besar di Kota Kecil

Review Film 7 Alasan Mengapa The Handmaiden (2018) Begitu Memesona