Semoga Film Miracle In Cell No 7 Menjadi Remake Terbaik Kedua Setelah BEBAS
Karena pandemik, semua nadi Industri
dan perekonomian nyaris lumpuh. Bahkan beberapa diantaranya telah berhenti
total. Tidak terkecuali dengan Industri film tanah air. Film yang direncanakan
tayang pada awal tahunpun, kini hanya bisa pasrah menemukan jadwal tayang
ulang. Banyak fans kecewa dengan keputusan tersebut, tentu saja. Setelah
menanti sekian lama, masih harus diundur pula.
Sialan ! Umpat sebagian penggemar.
Kita
lewatkan saja pembahasan mengenai film luar negeri apa saja yang telah resmi
diundur. Langsung masuk pada inti, ketika Industri film Indonesia sedang
bagus-bagusnya, malah macet terkendala si covid-19 itu. Dan yang paling miris,
masih ingat, saat satu minggu setelah kasus pertama Covid-19 muncul. Pemerintah
menerbitkan larangan untuk kerja di kantor, dan keputusan lockdown,
beberapa film yang terlanjur tayang dengan berat hati harus turun layar lebih awal.
Filmnya sendiri keburu dibajak dan kini telah beredar luas di situs film
ilegal. Bayangkan bagaimana perasaan para penggarap film tersebut?
Tapi
tak apa. Kita rupanya masih memiliki harapan dengan segudang poster baru film
Indonesia. Ada yang komedi, romantis, horror, pun dengan drama keluarga. Dan
yang paling gue tunggu sebenernya, ya apalagi kalau bukan Remake Miracle In
Cell No 7 versi Indonesia.
Dengan
dibintangi aktor papan atas sekelas Vino G Bastian, Bang Indro Warkop, Komika senior,
Mawar De Jongh, dan masih banyak lagi. Film ini akan mengadaptasi film paling
fenomenal korea selatan berjudul serupa.
Untuk
film Koreanya sendiri, berkisah tentang seorang lelaki berkebutuhan khusus yang
memiliki anak perempuan bernama Ye Sung. Dan pada suatu hari lelaki tersebut
dituduh telah melakukan penculikan, kekerasaan seksual, dan pembunuhan terhadap
seorang anak perempuan yang tak lain adalah putri dari pejabat negara.
Gue
pribadi suka banget sama film ini. Karena dia tuh punya semacam sensasi yang jarang
ditemukan oleh penonton film. Emosi kita akan dipermainkan, beberapa detik lalu
terbahak menonton adegan komedik yang diracik para aktor kawakan. Eh, tak lama
setelahnya, kita malah nangis segukan dengan kerongkongan kering seperti
terbakar cairan sianida. *anjaykayakyangpernahaja
Miracle
In Cell No 7 bagi gue adalah sebuah film yang bercita rasa tinggi. Kita dapat
merasakan berbagai macam emosi hanya dalam jangka waktu dua jam saja. Naskah
yang kuat, pemeran yang totalitas, dialog sederhana namun bikin ngakak dan
tersedu. Juga konflik yang menguras air mata. Bikin film ini emang layak
menjadi kebanggaan korea selatan.
Nah,
ketika mengetahui bahwa film ini akan diremake oleh seorang sutradara besar –
yang banyak hatersnya- bernama Hanung Bramatyo, gue langsung kehilangan
kata-kata. Gak tau lagi deh, seneng banget sumpah. Sineas kita kayaknya udah
mulai pada melek mana materi yang bagus dan berpeluang buat mendulang
kesuksesan yang sama jika digarap. Meski, ya gatau juga hasilnya bakal gimana,
yakan?
Membaca
dari beberapa sumber, artikel menyatakan bahwa ada banyak perbedaan yang
terjadi antara film original dengan versi yang indonesia. Itu bisa kamu baca
sendiri, ya. Yang jelas, alasan yang perusahaan keluarkan menurut gue lumayan
masuk akal dan berdampak pada jalan cerita kedepannya juga.
Mungkin
aktor yang paling terbebani menanggung jawab besar adalah Vino, tentu saja.
Apakah dia bisa memerankan karakter autism? Apakah dia bisa merenggut emosi
penonton? Apakah dia bisa untuk setidaknya menjaga nama baik aktor asli yang
memerankan karakter tersebut?
Tidak
ada yang tahu. Kita berdoa saja. Semoga film ini memenuhi ekspektasi. Semoga
menjadi film remake kedua yang berhasil digarap oleh sineas tanah air tercinta
kita.
Komentar
Posting Komentar