Review Film The Battle Of Jangsari (2019) ; Contoh Menghargai Sejarah Lewat Sinema





Sutradara : Kwak Kyung Taek

Penulis Naskah Lee Man Hee & Jung Tae min

Pemeran :

Kim Myung Min Sebagai Lee Myung Joon
Megan Fox Sebagai Maggie
Choi Min Ho Sebagai Choi Sung Pil
Kim Sung Cheul Sebagai Ki Ha Ryun
Kwak Si Yang Sebagai Park Chan Nyeon
Lee Jae Wook Sebagai Lee Gae Tae
Jang Ji Gun Sebagai Guk Man Dek
Kwon In Kwon Sebagai Ryu Tae Sok

Distributor : Warner Bros Korea

Durasi : 103 Menit


Tentang :

                Film ini diangkat berdasarkan kisah nyata tentang sekelompok pelajar tentara, yang baru saja melakukan pelatihan singkat selama dua pekan. Namun sudah harus maju di garis terdepan peperangan Jangsari. Ke-772 siswa tersebut  rela mengorbankan nyawa demi misi di Incheon kelak.

Review :
                Ketika pertama kali mendengar pengumuman siapa saja deretan aktor yang akan mengisi karakter The Battle Of Jangsari, hati ini sudah berdebar duluan karena ternyata lead aktornya adalah Kim Myung Min.
                Sehubungan dengan redupnya film sang aktor sepanjang tahun 2019 ini, gue jadi berharap banyak pada genre aksi dan biopik ini akan kembali melambungkan namanya sebagai aktor besar.
                Beruntung, Myung Min-ssi turut ditemani oleh rekan aktor mumpuni lainnya sekelas Kwon In Kwon, Kwak Si Yang, Minho, dan para pendatang muda berbakat lainnya. Rasanya hati ini plong mengingat takan ada duri dalam daging, alias pengganggu cita rasa dari aspek penokohan karena harus ternoda aktor muda baru yang hanya punya nama saja dibanding bakat.
                Sebagai penggemar yang menaruh ekspektasi lebih pada film ini. Gue pada akhirnya tidak mendapatkan banyak kekecewaan karena menurut gue sih ini film emang proyek besar yang terencana. Tidak ada banyak borok di sana-sini seperti kebanyakan film perang lain.

                Sinematografi film ini berada di garis yang memang sesuai dengan  kantong distributor. Dalam arti, dia enggak mempermalukan diri dengan presentasi akhir. Ada tanggung jawab besar atas melayangnya modal-modal para investor demi merealisasikan peristiwa bersejarah tersebut.

                Scoring music. Tidak akan ada hal yang spesial dari skoring musik film bergenre peperangan selain efek dentuman bom, rentetan tembakan, dan suara erangan karakter yang tertembak. The Battle Of Jangsari tidak hanya memasukan kekhasan seperti yang disebutkan, namun lebih dari itu. Ada beberapa selipan ringan yang mengiringi komedi fisik atau dialog yang entah kenapa terkadang bikin suasana tegang jadi sejenak netral.

                Untuk ukuran film perang pada umumnya,  alur cerita film ini berjalan cukup stabil. Tidak terlalu mendayu, namun enggak jor-joran berada dalam kondisi perang secara terus menerus. Ada selipan kondisi manusiawi dari para tentara, yang menurut gue sentuhan drama ringan dan cukup humoris tersebut ampuh membunuh benih bertele-tele tak jelas. Premis yang lumayan berat mampu terbagi menjadi tiga paruh bagian dengan cukup rapih. Karena kan, ada juga film perang yang terasa sangat panjang dan membosankan. Padahal logikanya, itu adalah film perang. Harusnya bisa bikin penonton terjaga dari rasa bosan lewat konflik-konfliknya.


                CGI walau enggak selalu sempurna. Namun efek CGI dalam film ini cukup meyakinkan, karena mungkin prinsip sineas adalah sebisa mungkin melakukan pengambilan gambar secara real bila adegan tersebut masih memungkinkan di ambil tanpa memakai greenscreen atau efek.


                Terakhir, penampilan para aktor tidak diragukan lagi kualitasnya. Kim Myung Min dapet banget jiwa pemimpin bijaksananya. Ketegasan itu bahkan sudah tergambar jelas hanya lewat suaranya yang berat itu. Lalu, yang paling menonjol disini tentu saja ada Mino. Wah, idol aktor ini enggak salah deh dipilih sebagai salah satu cast film ini. Tapi buat gue pribadi sih, Kwak Si Yang mampu tampil selaras dengan penuturan cerita.  Maka ketika bagian dimana karakternya gugur, ada perasaan mengganjal dalam hati. Ada yang namanya kesedihan, merasa sayang. Pun dengan karakter lain. Sang penulis tidak menyia-nyiakan potensi setiap karakter. Dia tak membuat para karakter mati dengan cara konyol. Cara bagaimana mereka mati, terasa begitu dramatis dan terhormat. Kecuali, Megan Fox. Aduh, sayang sekali. Sebagai aktris besar hollywood. Penampilannya disini kurang berarti. Hanya muncul sesekali, dengan penampilan kurang intens dan meyakinkan sebagai seorang wartawan. Menurut gue dia cukup gagal mengemban tugas.

                Overall, The Battle Of Jangsari ini berhasil menyuguhkan pengalaman menonton yang memang sudah seharusnya disuguhkan film bergenre aksi dan peperangan. 4, 5 / 5 Bintang.
               
               


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film The Gangster, The Cop, The Devil (2019) ; Adaptasi Kisah Nyata Terbaik

Review Film Tall Girl ; Pesona Terpendam Si Gadis Tinggi

Review Film METAMORPHOSIS (2019) ; Tipu Muslihat Lelembut Khas Korea