Mengulas Film SIGHTLESS (2020) ; Menerka Tipu Muslihat Penguntit Gila

 






Sutradara                                :  Cooper Carl

Penulis Naskah                     : Cooper Carl

Pemeran                          :

Madelaine Petshch as Ellen Ashland

Alexander Koch  as Claynton

December Ensminger as Lana Latch

 

Distributor                     : Marvista Entertaiment  

Durasi                        : 89 Menit

 

Tentang                         :

 

          Seorang perempuan membuka mata dan mendapati dirinya telah berada di ruang perawatan sebuah rumah sakit. Disana, dokter mengatakan bahwa perempuan tersebut telah kehilangan pengelihatannya.

            Elle, nama perempuan itu. Langsung depresi mengetahui dirinya takkan hidup seperti dahulu kala. Ia lantas dipaksa untuk beradaptasi dengan kehidupan baru. Sebagai perempuan tunanetra.

            Namun, perlahan tapi pasti. Bukan hanya fisiknya yang kehilangan kemampuan, namun mentalnya tak dapat membedakan mana kenyataan dan mana hal yang sebatas ilusi. Mungkin karena faktor trauma atas insiden yang menimpanya pada malam  dimana dirinya kehilangan pengelihatan.

            Perawat lelaki yang konon disewa oleh kakak kandung Elle yang tinggal di jepang, siap membantu adaptasi perempuan itu dengan kehidupan barunya.

            Awalnya semua berjalan lancar, sampai Elle sendiri merasa cukup nyeman berada di dekat perawatnya itu. Namun, sebuah tabir misteri antara dirinya dan lelaki misterius itu, akhirnya mulai terbuka. Ada apa dengan perawat itu? Siapakah sebenarnya lelaki yang selama ini merawatnya itu?

 

 

Review                 :  

 

            Gue awalnya enggak terlalu berminat menonton film ini. Dilihat dari siapa pemeran, dan trailer yang disajikan. Mungkin vibesnya agak mirip-mirip film yang pernah tayang beberapa bulan kebelakang ini. Entah konsep yang sama, atau bahkan premis yang sama. Kita enggak tahu memang sebelum benar-benar menontonnya.

            Tetapi, ketidakyakinan itulah yang pada akhirnya mambawa gue mendapatkan pengalaman menonton yang cukup menyenangkan. Gue sama sekali enggak nyangka bakal dapat film yang lumayan bagus ini.

            Untuk segi penokohan, memang film ini agak membosankan. Karena hanya berkutat pada satu tokoh utama ; Elle. Yang entah kenapa, sosok dia juga tidak dijelaskan, mungkin lebih digambarkan lewat beberapa dialog antara ia dan tokoh lain (yang ternyata ehmmm... bisa aja ya lu penulis)

            Gue begitu menikmati intensitas dan suspensi cerita yang dirawat dengan begitu tenang dan hati-hati di awal cerita kisah film ini. Meski lumayan mendayu dengan segala dialognya, buktinya film ini tidak terasa membosankan bagi gue pribadi. Permainan psikis juga turut membantu penonton merasakan berbagai sensasi emosional sehingga tetap menjaga rasa penasaran dengan begitu baik.

Membayangkan rasanya menjadi Elle terasa cukup mengerikan buat gue. Seseorang yang pernah memiliki sesuatu, tiba-tiba saja kehilangannya dan dinyatakan takkan pernah memilikinya kembali. Teror penyerang, orang asing yang kasar, serta segala hal yang tak dapat dilihat dan hanya bisa dibayangkan, tentu akan membuat siapapun merasa frustasi kan ?

Itulah yang gue pikir dijual oleh film ini. Penonton dihadapkan pada rasa frustasi tokoh utama. Yang tidak bisa melihat apapun bahkan saat dalam ketegangan ditengah mendengarkan kondisi mengancam, kegelapan yang bikin putus asa, serta imajinasi dalam benaknya yang selalu saja dianggap khayalan oleh orang lain.

Ngomongin plot twist. Sebenarnya mah, sejak awal juga udah agak kebongkar. Tetapi kecurigaan penonton terus ditepis dengan beberapa karakter tambahan, beberapa teka-teki yang berhasil dipecahkan si elle itu sendiri. Yang menutupi semua itu Cuma masalah merunutkan kejanggalan yang selama ini dirasakan oleh si Elle. Meskipun memang diungkap dengan begitu jor-joran dalam kurun waktu yang sama.

Menurut gue, dua karakter yang paling sulit diemban oleh aktor adalah, pertama pengidap downsyndrome (Autis) kedua, orang tunanetra. Dan, dalam film ini, aktris utama mampu mengemban tugasnya dengan baik. Kita ikut kasihan ketika dia nangis dan ketakutan ngehadapin teror atas hal yang enggak bisa dirinya lihat. Keren sih.

Untuk ukuran film, memang ini tipikal yang berfokus pada satu tempat saja. Apalagi kita juga hanya diberikan kesempatan kenal sama dua tokoh saja, bisa saja berpotensi menjadi tontonan yang menjemukan. Meski pada akhirnya tidak terbukti juga.

Overall, gue suka film ini dengan segala penjelasan ilmu psikologinya, gue suka film ini dengan segala kengerian yang dihadirkan oleh kondisi fisik seseorang seperti Elle.

4 / 5 Bintang

           

            

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film The Gangster, The Cop, The Devil (2019) ; Adaptasi Kisah Nyata Terbaik

Review Film METAMORPHOSIS (2019) ; Tipu Muslihat Lelembut Khas Korea

Review Film The Villagers (2019) ; Misteri Skandal Besar di Kota Kecil