Creepy pasta dalam Film (Part 1) Review Film IT : Chapter one ; Pertarungan The loser club melawan si badut jahat
Akhir-akhir
ini, baik di indonesia maupun luar negeri. Rasanya sedang buming produk-prodok
film horror yang nyatanya tak bisa di pandang sebelah mata. Saking banyaknya,
fenomena tersebut seolah menjadi tren yang harus di lakukan guna memenuhi
kebutuhan pasar.
Namun, terlepas dari tren. Apakah
industri film sudah semakin maju dengan menghadirkan genre horror berkualitas
untuk penontonnya?
Gue pribadi sih. Menjawab iya,
karena gue rasa di Indonesia sendiri genre horror sudah semakin bagus. Banyak
sutradara yang mulai peduli pada kualitas film yang akan di jual. Terbukti
dengan perbedaan kontras antara film horror sekarang dan yang di produksi dulu.
Banyak sekali perubahan. Salah
satunya adalah pada plot cerita. Film horror sekarang sudah tidak banyak memasukan
adegan-adegan khas film horror tahun 2010-an. Adegan dewasa yang gue rasa
sangat nggak banget. Film sekarang, sudah mulai meremajakan diri untuk lebih fokus
pada bagaimana membuat bagian scared-jump yang berhasil membuat penonton nyaris
jantungan di buatnya.
Sama halnya dengan film produksi
luar negeri. Meskipun masih banyak yang memuat adegan gore dan
pembunuhan yang berdarah-darah. Namun satu-dua judul sudah mulai memberikan
inovasi sensasi takut yang berlebihan.
Seperti dua film yang akan gue bahas
berikut ini.
·
Cast :
![]() |
Jeaden Lieberher Sebagai Bill |
![]() |
Bill Skarsgard Sebagai IT ( Pennywise the dancing clown) |
![]() |
Wyatt oleff Sebagai Stanley |
![]() |
Jeremy Ray Taylor Sebagai Ben |
![]() |
Sophia Lillis Sebagai Beverly |
![]() |
Finn Wolfhard Sebagai Richie |
![]() |
Jack Dylan Grazer Sebagai Eddie
|
![]() |
Chosen Jacobs Sebagai Mike |
![]() |
Jackson Robert Scoot sebagai Georgie
|
Sutradara : Andy
Muschietti
Naskah : Chase Palmer,
dkk. ( Berdasarkan novel Stephen king )
Tayang perdana : 8 September
2017
Cinematorgraphy :
Chung Hoon Chung
Music : Benjamin
Wallfisch
Perusahaaan : New Line
Cinema, dkk.
Official Thriller :
Sinopsis :
IT ( Baca : It bukan Aiti atau ite ) chapter one ini akan berfokus
pada cerita di tahun 1981. Ketika sebuah teror kembali menyerang kota kecil
bernama Deri setiap 27 tahun sekali. Teror itu di sinyalir berasal dari
seorang, seekor, sebuah, atau entahlah, yang jelas dia adalah entitas jahat
yang menamakan diri sebagai Pennywise
the dancing clown.
Pennywise ini meneror anak-anak yang pada dasarnya memang punya ketakutan
tentang banyak hal. Menurut Pennywise, semakin takut korban yang di incarnya
maka akan semakin enak pula rasanya ketika dimakan. Jadi, ketakutan itu udah
kaya semacam penyedap rasa untuk menambah aroma dan rasa.
Yang membuat ceritanya semakin seru adalah saat salah satu korban
yang berhasil di makan pennywise ternyata adalah Georgie, adik dari ketua loser
club. Ohya, dan The loser club sendiri adalah julukan untuk tujuh orang anak
yang sama-sama punya latar belakang korban Bullying, juga phobia terhadap suatu
hal.
Maka demi mencari petunjuk atas hilangnya Georgie dan anak lainnya
di kota Deri, The loser club pada akhirnya melakukan petualangan ke
gorong-gorong yang merupakan tempat tinggal si badut, untuk kemudian bertarung
melawan si badut jahat pennywise. Apakah yang akan terjadi selanjutnya? Tujuh
anak remaja melawan satu badut jahat, siapa yang akan menang?
![]() |
The loser club vs Pennywise |
Review :
Berhubung ini adalah film yang
sangat special buat gue, jadi akan sangat banyak hal yang akan gue ulas
tentangnya. Maka, gue harap para pembaca yang terhormat tidak merasa jenuh ya.
1.
Cerita
CERITA. Gue ingin membahas tentang ceritanya dulu. Jujur sih, menurut gue
pribadi. Premis cerita dari film ini cukup sederhana namun tetap menarik.
Selain menyajikan genre horror ala-ala creepy pasta yang jauh dari kata dark,
dan bikin ngos-ngosan. Stephen King juga tampak ingin menuangkan pesan selain
tentang teror yang di lakukan oleh pennywise.
Pesan-pesan kehidupan di sematkan dengan rapih, di sampaikan dengan sangat baik pula oleh sang
sutradara. Tentang bagaimana caranya menjalin persahabatan yang kokoh,
menghadapi dan menaklukan rasa takut, tentang keluarga, bullying, dan masih
banyak lagi.
Tapi yang sedikit gue sayangkan adalah, ada banyak adegan justru membuat gue kurang paham pada bagian tentang masa lalu si pennywise ini.
Apakah dia memang iblis yang menjelma menjadi badut, atau ada hal lain yang
membuat dia menjadi begitu. Misalnya masa lalu yang kelam, ada sih satu-dua
potongan masa lalu yang mengulas tentang sebuah tragedi. Tapi, entah mungkin
karena gue yang punya kemampuan rendah untuk menerka misteri. Tetap aja,
sehabis nonton gue masih cukup bingung dan nggak mengerti.
Selain kengerian yang di berikan oleh sosok-sosok mengerikan jelmaan lain dari Pennywise. Cerita film ini juga mengandung unsur komedi receh yang anehnya bikin gue ngakak, juga adegan dramatis ketika dialog antara Georgie dan Bill yang apik banget.
2
Sinematografi
Orang yang bertanggung jawab pada Sinematografi Chung Hoon Chung. Gue sangat berterimakasih sama si om karena sudah membuat beberapa adegan dalam ini menjadi lebih sinematik dan indah banget. Sinematography yang di hadirkan dalam film ini, menurut gue semacam kaya karya seni.
Sound effect dan musik.
Benjamin Wallfisch, dengan tangan dinginnya berhasil menciptakan efek suara sekaligus original sound track yang ciamik. Gue merasa bahwa mungkin tanpa efek film ini tidak akan seram. Juga, bagus banget ketika gue menyadari bahwa efek suara yang di gunakan itu memang sesuai porsu dan nggak berlebihan atau di taruh di sembarang scene.
Gue suka sekali sama film ini, pertama karena memang temanya adalah tentang persahabatan. Yang selanjutnya, film ini menurut gue sangat menghibur. Terlepas dari kurangnya plot cerita. Gue rasa film IT ini memang layak buat dapat posisi penting di hati para penggemarnya.
(4,5 / 5 Bintang )
Gue suka sekali sama film ini, pertama karena memang temanya adalah tentang persahabatan. Yang selanjutnya, film ini menurut gue sangat menghibur. Terlepas dari kurangnya plot cerita. Gue rasa film IT ini memang layak buat dapat posisi penting di hati para penggemarnya.
(4,5 / 5 Bintang )
Komentar
Posting Komentar