How to be your self
Oleh Sukma Nurrizki
Pada tulisan kali ini, gue nggak bermaksud merendahkan diri atau menghina diri sendiri dalam bentuk apapun. Hanya saja, entah kenapa gue merasa mulai sedikit gak nyaman dengan perasaan yang selama ini gue pendam. Dan semoga ketidaknyamanan gue tersebut bisa sedikit menginspirasi para pengunjung blog yang tidak jelas ini.
Dalam beropini kali ini, kita akan berbicara mengenai perbedaan. Kenapa sih Tuhan kok menciptakan perbedaan diantara makhluknya?.
Sebetulnya sudah lama sekali gue ingin menanyakan hal ini kepada seseorang. Nggak peduli meski nanti jawaban orang itu akan sama dengan jawaban ceramah khas portal islami. Yang penting, intinya gue punya jawaban.
Karena memang benar. Jika kita bertanya tentang kenapa ada perbedaan di antara makhluk ciptaan Tuhan, maka jawabannya hanya satu. Persis seperti yang sering gue baca di portal dan akun islami itu.
Tujuan Tuhan menciptakan perbedaan adalah, agar semua makhluk yang ada di muka bumi ini bisa saling melengkapi satu sama lain. Yang tidak sempurna, di lengkapi oleh yang sempurna agar menjadi sempurna. Yang sudah sempurna, boleh di lengkapi lagi dengan yang lebih sempurna agar semakin sempurna. Juga untuk lebih menyadarkan kita untuk selalu mensyukuri nikmat yang sudah Allah berikan kepada kita.
Gue sendiri memandang sebuah perbedaan sebagai salah satu sarana mensyukuri segala nikmat, nikmat yang bagi sebagian orang mungkin tidak bisa di cicipi, atau barangkali bisa juga sebagai sarana pembelajaran betapa adilnya Tuhan menuliskan takdir hidup kepada setiap hambanya.
“Eh, bukannya Tuhan itu maha adil ya? Terus kenapa dong Tuhan menciptakan beberapa hambanya dalam kondisi yang terbatas? Sungguh tidak adil.”
Eh, jangan salah. Justru kita harus tahu dulu apa itu definisi adil. Yang namanya adil, artinya menempatkan sesuatu sesuai tempatnya.
Berarti Allah juga maha adil dong. Allah memberi takdir hidup pada beberapa hamba yang berkekurangan karena memang itulah tempat takdir itu harus di simpan.
Terlepas dari adil tidaknya Allah S.W.T dalam hal memberi takdir hidup, tugas kita sebagai manusia mau tidak mau hanyalah mentaati dan menjalaninya dengan lapang dada.
***
Jadi gue tuh sebenarnya mau menulis apa ya? Ehm, bingung juga sih. Anggap saja gue sedang berdakwah. Walaupun bukan seorang ahli agama misalnya, tapi sebagai muslimah setidaknya gue berharap bisa minimal sekadar menyadarkan, maksimalnya bisa mengajak pada kebaikan. Meskipun pribadi gue masih jauh dari kata baik.
Jujur, dulu gue kurang pede dengan kondisi yang kontras dengan teman-teman lain. Sampai gue sering menjadi objek bully, semasa sekolah nggak sedikit teman sekelas yang begitu menyukai gue sebagai objek lelucon mereka. Aduh, meskipun hanya lelucon ya tapi tetap saja loh rasanya nggak enak.
Manusiawi sekali jika gue merasa sakit hati dan risih, toh mana ada sih orang yang senang-senang saja saat menjadi lelucon teman sekelas. Di tertawakan, dan sebagainya.
Dulu memang gue sempat marah, bahkan pernah sekali waktu gue protes pada sang pencipta. “Dari milyaran orang, kenapa harus gue sih?” Gumam gue di sela keputusasaan.
Begitu seterusnya, sampai akhirnya gue berhasil keluar dari zona mengerikan setiap kali sedang di bully.
Lalu singkat cerita, gue mulai menggunakan seragam putih abu-abu. Selesai sudah semua masalah perundungan tersebut, di Aliyah (SMA) tidak ada yang membully gue. Jikapun ada, mungkin hanya ulah iseng adik kelas yang sudah merasa keren karena punya tampang lebih oke dari simpanse. (Eh, kok gue ngata-ngatain ya?)
Demi menghindari ketidaknyaman selama di Madrasah Tsanawiyah agar tidak kembali terulang. Maka gue menarik diri dari pergaulan, gue lebih senang menyendiri. Gue memutuskan untuk tidak berteman akrab dengan siapapun. Kecuali main dan mengerjakan tugas beberapa kali bersama teman sekelompok.
Terus, bagaimana caranya menghadapi Bullying ?
Wah, kalau gue sih tidak bisa memberi solusi menghadapi hal semacam itu. Karena selama ini gue hanya bisa diam menerima semua “Keusilan” teman-teman tersebut. Eits, tapi jangan kecewa dulu. Untungnya gue pernah menonton sebuah link yang menayangkan tentang bagaimana cara ampuh bagi kamu yang sering di bully.
1. Hindari para pembully.
Kamu bisa memilih menghindari orang-orang yang sering membully. Sebisa mungkin, menjauhlah dari jangkauannya.
2. Abaikan.
Kamu memang tidak bisa mengendalikan apa yang orang lain perbuat kepada kamu. Tapi kamu bisa mengendalikan respon apa yang ingin kamu buat terhadap keadaan tersebut. Jadi abaikan saja, yakini bahwa kamu bukan apa yang orang itu katakan. Sesuatu yang di berikan perhatian akan semakin membesar dan berkembang, sebaliknya bila di abaikan sesuatu tersebut akan layu dan hilang dengan sendirinya.
- Merry Riana-
Gue sebenarnya cukup sedih, kenapa dulu link Mbak Merry riana ini belum muncul. Kenapa gue baru bisa membacanya sekarang? Kenapa semua kalimat ini tidak bisa menyelamatkan jiwa dan raga gue dari kejamnya pada pembully saat itu? Kenapa?
Tapi, untuk kamu yang iseng membaca opini gue dan kebetulan sedang di rundung atau di bully. Maka berbahagialah karena sudah mendapatkan jawaban atas semua keresahanmu tentang masalah krusial tersebut.
Dan seandainya dari kamu yang membaca tulisan ini kebetulan adalah seorang perundung. Maka gue mohon hentikan semua itu. Sadarlah bahwa apa yang kamu lakukan itu adalah sebuah kejahatan serius.
Kamu harus tahu bahwa satu saja perlakuan atau kalimat yang kamu lontarkan kepada teman yang kamu rundung itu akan berdampak hebat pada psikis korban.
Beruntung jika korban hanya menunjukannya dengan ketidakpercayaan diri, mengurung diri, atau hal semacam itu. Tapi bagaimana jika korban berubah menjadi seseorang yang aneh, yang menganggap semua orang menjadi jahat.
Bagaimana jika jiwanya terguncang hebat, hingga akalnya ikut macet untuk kemudian berakhir dengan mengakhiri hidupnya? Kamu mau bertanggung jawab atas semua itu? Coba bayangkan seberapa dosa yang akan kamu tanggung sebagai seorang “pembunuh”. (Ini mah permohonan gue ya untuk para perundung) .
Namun jika kamu, wahai perundung. Tidak ingin menghentikan semua itu. Maka bersiaplah, kamu harus percaya bahwa karma itu ada. Seharusnya kamu takut bila suatu hari nanti anak kamu lah yang akan menjadi korban perundungan yang di lakukan oleh orang lain.
***
Tapi seolah harus mendapatkan penggantinya. Masalah baru akhirnya datang. Bahkan gue rasa lebih mengerikan dari sekadar perundungan yang selama ini gue alami. Kalian pernah nggak sih merasa kesal saat sering di bandingkan dengan saudara kalian yang lebih dulu sukses atau populer di sekolah?
Nah, selama tiga tahun gue mendengus berat ketika beberapa kalimat terus meretas telinga gue, “ Kalau dulu, kakaknya sih cantik-cantik dan pintar” bisik-bisik itu entah kenapa selalu sampai ke telinga gue.
Ya, terus kenapa kalau saudara gue pintar dan cantik? Apa karena gue adik mereka, lantas gue harus ikut pintar, cantik, dan populer juga?
Berat sekali. Rasanya hampir sama seperti ketika emak membandingkan gue dengan anak tetangga yang lebih sering mandi, mengaji, main di luar bersama teman, dan pastinya nggak jomblo.
Kenapa gitu ya, kok mereka harus membandingkan gue dengan saudara yang jelas-jelas sudah seperti bumi dan langit.
Dan tak dapat di pungkiri, gue sedih mengetahui fakta bahwa gue tidak seperti kedua kakak gue. Bahkan yang lebih sedihnya lagi, gue tahu fakta itu setelah orang lain membandingkannya.
Karena seumur hidup, gue selalu merasa sama kerennya dengan kedua saudara gue tersebut. Super miris...
Selama itu, gue tidak dapat menemukan pencerahan. Gue juga heran sih, dulu kenapa pengetahuan gue dangkal sekali ya ?.
Bahkan untuk mencari solusi seperti itu saja rasanya sulit luar biasa.
Barulah. Menginjak usia dewasa. Usai memasuki dunia yang lebih luas. Dan setelah gue memutuskan untuk mengubah kebiasaan penyendiri. Bergaul dan belajar dari orang-orang keren di kampus. Gue mulai menemukan satu persatu kepingan solusi yang dulu gue tidak temukan.
1. Untuk menjadi pintar.
Setiap orang punya kemampuan dan definisi pintar yang berbeda. Lantas gue akhirnya menyimpulkan bahwa untuk menjadi pintar itu, kita harus cerdas.
Dalam artian mau belajar apapun, bukan sekadar belajar hal-hal yang kita sukai saja. Namun hal lain yang nantinya akan berkaitan dengan hal yang kita sukai tersebut.
Dalam artian mau belajar apapun, bukan sekadar belajar hal-hal yang kita sukai saja. Namun hal lain yang nantinya akan berkaitan dengan hal yang kita sukai tersebut.
Belajar menyelesaikan masalah seorang diri, maksud masalah disini adalah yang berhubungan dengan masalah kepribadian dan krisis percaya diri.
Kita bisa saja lebih pintar dari orang lain dalam bidang tertentu. Gue akan selalu meyakini prinsip tersebut. Gue yakin bahwa dalam sebuah bidang, bisa mengungguli kedua saudara tadi. Gue bisa lebih “pintar” dari mereka.
2. Untuk menjadi Cantik.
“Cantik itu relatif ya”. Itu adalah kalimat yang sering gue baca dari fanpage facebook Bang Tere Liye.
Setiap wanita punya cara masing-masing untuk menjadi cantik. Ada yang benar-benar fokus pada perawatan fisik, ada juga yang secara tidak sadar membiarkan dirinya sendiri tumbuh secara alami menjadi “Cantik” .
Gue tidak termasuk keduanya. Untuk saat ini sih, begitu. Rasanya mau bercermin sampai cerminnya mendadak pecahpun, gue nggak akan bisa melihat di mana letak cantiknya gue.
Tapi, semua persepsi gue terhadap kata cantik itu akhirnya perlahan berubah. Bukan hasil ceramah-ceramah ustadz komplek. Juga gue tidak menemukannya di portal islami manapun.
Gue akhirnya menemukan pemahaman itu lewat sebuah drama korea. Iyasih, sangat menggelikan ya. Alasan kenapa seseorang bisa berubah hanya karena sebuah judul drama rasanya cukup aneh. Tapi mau bagaimana lagi, toh memang itu faktanya.
Akhir 2015 kemarin, gue menonton sebuah drama terbaik produksi SBS ( RCTI-nya Korea) Judulnya She Was pretty.
Mungkin bagi kalian yang juga suka menonton drama pasti tahu sekeren apa drama itu.
Drama yang di gawangi oleh aktor tampan Park Seo Jun, dan anggota terkaya Boyband Super Junior itu berhasil menghibur siapapun yang menikmatinya.
Yang gue suka dari drama itu adalah tokoh utama wanitanya. Bernama Park Hye Jin ( Hwang Jung Eum). Di kisahkan bahwa dia adalah sosok yang sama sekali tidak cantik secara fisik.
Cerita yang sangat mengalir. Dari awal sampai akhir episode, akhirnya gue sedikit belajar tentang bagaimana menjadi cantik versi Park Hye Jin.
• Kenali diri sendiri.
Jika kita paham apa saja yang sudah mendarah daging dalam diri kita, maka kita akan bisa mengubahnya. Perangai yang buruk misalnya, atau justru mengembangkan segala potensi yang menurut kita cocok untuk menjadi modal melanjutkan kehidupan di masa depan.
• Suka menolong orang lain.
Allah akan memudahkan jalan hambanya yang suka menolong sesama makhluk ciptaannya. Tapi harus ingat ya, utamakan keikhlasan. Karena menolong tanpa perasaan ikhlas itu sama saja dengan nol.
• Sayangi keluarga.
Jika tidak bisa menjadi sumber kebanggaan keluarga. Setidaknya jadilah anak yang berbakti kepada orang tua, atau menjadi kakak yang bisa memberi contoh baik untuk adiknya.
• Jadilah orang yang menyenangkan.
Saat orang yang ada dalam kehidupan kita merasa senang dengan kahadiran kita. Maka itu sudah cukup, tidak usah menjadi cantik untuk selalu di nantikan kahadirannya oleh orang lain.
• Geluti bidang yang menjadi passion diri.
Jika kita menyukai sebuah bidang. Misalnya menulis, maka secara otomatis kita akan mencari hal yang berkaitan dengan bagaimana cara menulis yang benar dan baik.
Untuk kemudian kita terapkan dalam tindakan nyata. Proses itu akan sangat berpengaruh, karena dengan mempelajari bidang tersebut dapat membuktikan seberapa besar persentase kemampuan kita di bidang yang ingin kita geluti tersebut.
Ingat ya, kualitas diri tidak akan mengkhianati hasil. Maka jadilah orang yang benar-benar berkualitas. (By : Penulis sedang dalam proses meningkatkan kualitas dirinya)
Nah, itulah beberapa poin yang gue pelajari dari drama tersebut. Tapi sebenarnya, ada satu cara yang mutlak akan membuat kita menjadi cantik.
Yakni pelihara iman dalam diri kita, niscaya ketika jiwa kita cantik maka fisik pun akan mendadak ikut menjadi cantik (Gue belum masuk kategori ini).
Maaf ya bila gue jatuhnya malah terkesan sok tahu segalanya. Mohon maklumi, karena gue hanya seorang gadis yang baru menemukan jati dirinya.
Selanjutnya, gue ingin membahas tentang
bagaimana menjadi populer dengan cara kita sendiri. Kalau untuk poin yang satu ini, gue juga tidak terlalu paham. Tapi tak apa ya jika gue pura-pura paham dan akhirnya menulis tentang ini- itu.
Baiklah, dari semua hal yang bisa membuat kita menjadi populer. Hanya ada dua cara yang paling pantas di jadikan sebagai jalan.
• Yang punya wajah bagus.
Boleh, merawat dan memanfaatkannya sebagai modal untuk menjadi populer. Biasanya, dia yang cantik dan ganteng akan sadar betul bahwa dirinya itu punya wajah yang cakep. Makanya kebanyakan dari mereka yang begitu, seringkali benar-benar memamerkan kelebihan fisik tersebut. Baik secara sengaja maupun secara alami (Tiba-tiba menjadi viral).
• Nah, yang kedua inilah cara yang paling gue rekomendasikan.
Menjadi keren via segudang prestasi. Salah satu inspirator yang ingin gue jadikan sebagai contoh adalah Gita savitri devi ( Mahasiswi yang kuliah di jerman, vloger, bloger, penulis, penyanyi, model, dan reporter beberapa acara di stasiun lokal.) yang gue rasa sih benar-benar bukti nyata populer oleh prestasi.
Kak gita tidak berusaha keras membuktikan seberapa layaknya dia menjadi public Figure, yang dia lakukan hanya menjalani apa yang sekiranya dia sukai dan ingin di capai.
Namun secara tidak langsung, dia berhasil menginspirasi banyak remaja (Termasuk gue) untuk meraih apa yang di inginkan.
Dan yang lebih kerennya, ternyata hal itulah yang membuatnya menjadi populer. Jadi, kalau ingin melewati via jalan yang ini.
Sebaiknya kita harus lebih banyak berusaha dan berdoa, kita harus mau melewati proses yang penuh rintangan. Siap dengan segala risiko yang akan menghadang kita di kemudian hari. Yang jelas, tetap berikhtiar ya.
Kak gita tidak berusaha keras membuktikan seberapa layaknya dia menjadi public Figure, yang dia lakukan hanya menjalani apa yang sekiranya dia sukai dan ingin di capai.
Namun secara tidak langsung, dia berhasil menginspirasi banyak remaja (Termasuk gue) untuk meraih apa yang di inginkan.
Dan yang lebih kerennya, ternyata hal itulah yang membuatnya menjadi populer. Jadi, kalau ingin melewati via jalan yang ini.
Sebaiknya kita harus lebih banyak berusaha dan berdoa, kita harus mau melewati proses yang penuh rintangan. Siap dengan segala risiko yang akan menghadang kita di kemudian hari. Yang jelas, tetap berikhtiar ya.
• Ingat.
Intinya, menjadi diri sendiri. Tekuni bidang yang kita rasa akan sangat menguntungkan atau menyelamatkan kita di masa mendatang.
Sudah ya, gue sudah menjelaskan bagaimana menjadi pintar, cantik, dan populer versi gue. Jadi sekarang gue tidak keberatan lagi jika harus di bandingkan dengan kedua kakak gue tersebut.
Ohya, ketika gue menulis semua ini. Perlu di ketahui bahwa gue sudah menemukan jalan yang ingin gue tempuh.
Gue sudah berubah, tidak menjadi power ranger sih. Dan meski tidak sehebat itu, tapi gue yakin bahwa perubahan ini akan membawa gue pada masa depan yang lebih cerah.
(Perubahan diri : Mulai kembali bersosial, mulai kembali percaya diri, tidak mengurung diri.)
Yang paling sulit saat menjalani hidup, adalah menghadapi perbedaan. Baik beda secara fisik, maupun berbeda pandangan, pendapat, dan selera. Tapi percayalah bahwa jika kita bisa menghormati setiap perbedaan yang ada, maka semuanya akan baik-baik saja.
Eh, sudah kapanjangan ya. Capek bacanya kan ya? Hahaha yasudah, sekian dulu ya.
Taeyeon SNSD mau pamitan dulu. Terimakasih sudah mau berkunjung dan membaca opini gue.
See you next time. 🐴
Komentar
Posting Komentar