Review Film Countdown (2019) : Horror Sampah Dengan Premis Bodoh Menggelikan







Sutradara :  Justin Dec
Penulis Naskah : Justin Dec
Pemeran :
Elizabeth Lail Sebagai Quinn Harris
Jordan Colloway Sebagai Matt Monroe
Talitha Bateman Sebagai Jordan Harris
Distributor : STX Entertaiment
Durasi : 90 Menit


Tentang :

            Sebuah aplikasi mendadak populer karena disinyalir bisa menjadi pilihan kedua selain permainan Truth Or Dare. Aplikasi itu namanya Countdown. Kala seseorang menginstalnya di smartphone, maka detik itu juga dia akan tahu seberapa lama waktunya untuk tetap hidup.
            Yang mendapatkan prediksi akan berumur panjang sih, malah sombong dan menganggap aplikasi itu adalah sebentuk kebodohan hakiki masa kini. Tetapi bagaimana dengan yang mendapatkan prediksi bahwa umurnya hanya tinggal dua hari lagi? Seperti Quinn, seorang cewek berprofesi sebagai perawat yang baru aja dapet posisi tetap di sebuah rumah sakit.
            Ditengah kronik hidupnya yang enggak sengaja jadi korban pelecehan salah satu dokter potensial di rumah sakit tempatnya bekerja, Quinn juga harus menerabas keresahannya tentang sang aplikasi.
            Mampukah Quinn mematahkan kutukan – yang lambat laun menjadi alasan dibalik aplikasi tersebut- dan menyelematkan kekasih serta adiknya dari aplikasi biadab tersebut? Atau...

Review :
            Jujur, yang paling tidak gue percaya dari film ini adalah kemungkinan besar dari dirinya yang akan dihadirkan sekuel kedua. Ya Tuhan, maksudnya apa?
            Begini ya. Secara premis. Baiklah. Suatu hari ada orang yang menginstal aplikasi aneh yang bakal ngasih tahu berapa sisa umurnya. Enggak gue tampik bahwa itu premis yang baru dan menyegarkan.
            Tapi berubah menjadi amat konyol saat dipertengahan film, alasan dibalik terciptanya aplikasi tersebut nyatanya berhubungan dengan iblis dan kutukan. What?
            Alih-alih sesuatu yang agaknya lebih cocok menjadi thriller menyeramkan karena toh mungkin ada pembuat aplikasi psikopat. Film ini jatuhnya malah memperolok dirinya sendiri dengan membuat semua kisah menjadi sedemikian bodoh.
            Begimana ceritanya ada iblis yang bikin aplikasi? Dan bisa dibajak pula? Maksudnya, bukankah akan lebih masuk akal jika si aplikasi itu diciptakan oleh seorang jenius komputer yang sayangnya adalah psikopat mematikan? Mencari korbannya atas dasar dendam pribadi? Lantas membunu korbannya dengan cara meretas ponsel mereka, memasan GPS biar tahu diamanapun mereka berada, dan mengeksekusi hidup mereka dengan cara yang lebih manusiawi dibanding diangkat ke langit-langit dan dijatuhkan begitu saja sampai mati. Oh God ! Tapi yang ada di film ini, semuanya serba bodoh.
            Gue enggak paham dimana letak kelogisan penceritaan dalam film ini.
            Tetapi untungnya,  karakterisasi setiap tokoh yang dihadirkan terasa cukup mulus dan mengizinkan kita sebagai penonton mengetahui seluk beluk jajaran karakter tersebut. Kita jadi tahu apa yang mendasari kutukan itu bermula, dan bagaimana caranya memutuskannya. Melawan hasutan dan kebohongan sang iblis yang mempermainkan perasaan dan penyesalan mereka terhadap masa lalu.
            Parahnya, teknis pengambilan gambar dalam film ini terasa seperti serial netflix semata. Tidak ada yang spesial. Bahkan, gue berani bertaruh kalau serial netflix sendiri justru lebih bagus dibanding apa yang dihadirkan dalam film ini.
            Entahlah, kenapa ada film horror hollywood sesampah ini?  Dan lebih menggelikan lagi adalah, countdown versi yang sudah diperbaharui akan muncul sebagai sekuel entah kapan. 
            1,5 / 5 Bintang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film The Gangster, The Cop, The Devil (2019) ; Adaptasi Kisah Nyata Terbaik

Review Film The Villagers (2019) ; Misteri Skandal Besar di Kota Kecil

Review Drama Empress Ki