Review Film Guru Bangsa Tjokroaminoto (2015) ; Napak Tilas Perjuangan Sang Pahlawan Yang Sekedar Visual dan Hilang Arah







Sutradara                   : Garin Nugroho
Pemeran                     :
Reza Rahadian Sebagai HOS Tjokroaminoto
Cristine Hakim Sebagai Mbok
Putri Ayunda Sebagai Nyai
Deva Mahendra Sebagai Koesno ( Soekarno Muda)
Distributor :  Yayasan Keluarga Besar HOS Tjokroaminoto &  Picklock Production
Durasi : 3 Jam


Tentang :

            Secara keseluruhan, film ini akan mengangkat kisah penuh dari seorang sosok yang dianggap oleh masyarakat Indonesia sebagai harapan bangsa. Yang memberikan kekuatan dalam melawan kolonial belanda, pun dengan para penjajah lainnya.
            HOS Tjokroaminoto, dalam tiga jam kedepan. Akan diperkenalkan dalam berbagai sepak terjang kehidupannya.

Review :
            Seperti yang gue biasa utarakan ketika mengulas film kolosal. Atau biopik para pahlawan zaman dulu lebih tepatnya. Gue suka banget gimana sensasi menonton kondisi dan penggambara zaman sebelum ada ponsel itu. Eh, jangankan ponsel. Lampu aja belum semua orang tau apa itu.
            Film ini benar-benar dibuat dengan tujuan menghormati pahlawan bangsa kita. Yang beberapa sineas terlibat didalamnya konon merupakan sisa-sisa keturunan beliau.
            Memang benar. Dari awal hingga akhir, kita akan dicekoki bagaimana perjuangan HOS Tjokroaminoto dalam memperjuangkan hak pribumi dari kejahatan kolonial belanda.
            Mungkin, secara garis besar. Kalau kita mengingat bagaimana perjuangan Raden mas Rangsang ( Sultan Agung) itu kurang lebih serupa lah. Sampai beberapa scene menyadarkan, bahwa pada masa ini, Hindia Belanda memang rentan perpecahan. Rakyat tidak punya pegangan, tidak punya pemimpin yang mampu menyuarakan keinginan mereka.
            Maka ketika ada Bangsawan yang bijaksana, baik hati, dan tidak sombong. Seluruh masyarakat mulai mengeluh-eluhkannya bak presiden atau Sultan baru. Yang lantas orang Belanda anggapi sebagai sebuah ancaman serius. Wuhuuuu, keren !
            Cuma apa ya, memang ceritanya jelas.  Tetapi, mereka hanya seperti sedang mereka ulang apa yang terjadi disana. Hanya setitik hal penting yang berhasil tersampaikan.
            Gue kehilangan banyak momentum emas dari hal apa saja yang disajikan oleh film ini. Apalagi penampilan kekasih gue disini ; Reza Rahadian. Terasa seperti Reza yang sedang berusaha mati-matian biar keliatan kayak wong jowo. Medok-nya enggak dapet. Bahkan gue pikir, dibanding Reza. Malahan Tata Ginting yang berhasil memikat hati.
            Ohya. Tapi jangan khawatir. Untuk masalah setting dan property. Juga tata kameranya. Gue suka bagaimana cara mas Garin memberikan efek retro yang kemudian barulah terasa estetik ketika kita secara tidak sadar mulai menikmatinya. Tapi jangan tanya gimana penampilan Chelsi island disini, bikin pusing.
            3/ 5 Bintang


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film The Gangster, The Cop, The Devil (2019) ; Adaptasi Kisah Nyata Terbaik

Review Film The Villagers (2019) ; Misteri Skandal Besar di Kota Kecil

Review Film 7 Alasan Mengapa The Handmaiden (2018) Begitu Memesona