C’est Si Bon (2015) ; BTS-NYA KOREA TAHUN 1960

 




Sutradara                   : Kim Hyun Seok

Penulis Naskah          : Kim Hyun Seok

Pemeran                     :       

 

Jung Woo Sebagai Oh Geun Tae

Kang Ha Neul Sebagai Yoon Hyeon Joo

Jo Bok Rae Sebagai Song Chang Sik

Jin Goo Sebagai Lee Jang Hee

Han Hyo Jo Sebagai Min Ja Young

Kim Yoon Seok Sebagai Oh Geun Tae (Dewasa)

Jang Hyun Sung Sebagai Lee Jang Hee (Dewasa)

Kim Hee Ae Sebagai Min Ja Young (Dewasa)

 

Distributor                 : CJ ENTERTAIMENT

Durasi                                     : 122 MENIT

 

 

Tentang                      :

            Tahun 60-han, Industri entertaiment korea selatan sedang berkembang setelah lahirnya para musisi bervisual tampan dan berkemampuan gitar genjreng-genjreng mumpuni. Sekali buka suara, cewek-cewek langsung kelepek-kelepek.

            Para pelaku Industri itu biasanya hanya duduk dan menyanyikan lagu akustik. Tidak banyak bertingkah. Tetapi anehnya, semua kalangan ternyata mengganduringi mereka. Sehingga seluruh negeri terjangkit tren baru tersebut. Nongkrong di kafe, ngopi, sambil dengerin penampilan mereka.

            Yoon Hyeon Joo, Song Chang Sik, dua anggota kaum c’est Si Bon yang sedang naik daun. Tetapi sebelum memulai rilis album resmi dan tampil di televisi nasional. Sang produser, yakni Lee Jang Hee merasa masih ada yang kurang dalam grup akustik tersebut.

            Lalu bertemulah mereka Oh Geun Tae, mahasiswa teknik yang emang suka nyanyi kayak Hyeon Joo si mahasiswa kedokteran. Cuma dia enggak seflamboyan kayak si Chang Sik, jadi personanya itu kaku dan selalu canggung. Meski begitu, kehadirannya dalam grup. Berhasil memberikan sentuhan yang diinginkan oleh Produser musik.

            Namun, seiring kesuksesan dan popularitas instans yang mereka dapatkan. Rezim pemerintah pada akhirnya mulai bergerak, memberantas ‘kebebasan’ di dalam negerinya. Benih-benih budaya Joseon yang masih melekat, membuat grup populer tersebut.

            Lebih dari itu, ancaman yang sebenarnya merusak persahabatan dan karir ketiganya adalah seorang perempuan bernama Min Ja Young yang berhasil menaklukan hati Geun Tae. Karenanya, dunia Geun Tae yang penuh mimpi dan asa. Hancur seketika.

 

Review                        :

 

            Gue pikir ini bakalan jadi semacam film perjuangan atau pergerakan pemuda yang melawan rezim pemerintahan. Tetapi tidak juga, bahkan tidak ada unsur politik sama sekali di dalamnya.

            Ternyata film ini murni merupakan film romansa yang dikemas dalam sebuah fenomena yang pernah menjadi bagian dari korea selatan pada tahun 60-an. Karakter Ja Young dan Geun tae menjadi fokus utama.

            Romansa yang manis dan sopan ala orang dulu. Memberikan kesan yang lebih manis karena interaksi fisik yang jarang terekspos. Menjadi nilai plus romansa ini. Kita dibikin baper sama gaya pacaran orang zaman dulu, yang sama sekali kagak prontal. Manislah pokoknya.

            Campuran konflik friendship yang jadi pondasi utama film, sangat memberikan nuansa komedik yang kental. Hubungan empat orang cowok yang kerjaannya bikin rusuh cerita menjadi hiburan tersendiri ditengah ploting yang mendayu-dayu.

            Nah, masalahnya. Terletak pada betapa ploting dalam film ini sangat mendayu. Kita diajak menginjakan tiga masa. Yang semua masa itu, tidak ada penyelesaian berarti. Bayangkan, misalnya elu punya masalah sama sahabat lu di tahun 60-an, terus baru dikonfirmasi empat puluh tahun kemudian. Memang tadinya mau ngasih kesan dramatis. Tetapi secara logika, orang mungkin bakalan cenderung lupa begitu saja sama apa yang terjadi empat puluh tahun yang lalu. Pertemuan karakter utama setelah dua puluh tahun tidak bertemu, dan pertemuan kedua setelah empat puluh tahun tidak bertemu, bagi gue justru menghadirkan ketidakmasukakalan yang cukup canggung. Memang perasaan manusia akan bertahan selama itu, ya ?

            Tetapi, terlepas dari setting waktu dan ploting yang cukup lama dan panjang. Lu harus nyoba film ini, sebab bakalan ngasih pengalaman menonton film romansa yang dewasa tapi manis dan elegan. Mengisahkan bagaimana perjalanan cinta orang dulu begitu bucin dan setia, serta mampu menghadirkan kesan cinta sejati yang beneran murni.

 

3, 5/ 5 Bintang  

           

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film The Gangster, The Cop, The Devil (2019) ; Adaptasi Kisah Nyata Terbaik

Review Film The Villagers (2019) ; Misteri Skandal Besar di Kota Kecil

Review Film 7 Alasan Mengapa The Handmaiden (2018) Begitu Memesona