Review Film MIDSOMMAR (2019) ; Niat Healing Malah Sinting
Sutradara : Ari Aster
Penulis Naskah : Ari Aster
Pemeran :
Florence Pugh Sebagai Dani
Ardor
Jack Reynor Sebagai
Christian Hughes
Distributor : A24 (United
States)
Durasi : 124 Menit
Tentang :
Hubungan Dani dan Crist awalnya berlangsung harmonis
dan menyenangkan. Keduanya dikenal sebagai pasangan yang manis, serta jarang
terkena huru-hara khas pasangan pranikah.
Namun menginjak tahun ke-4, Crist mulai merasa jengah
dengan pola tingkah kekasihnya yang selalu mengeluh, dan mengkhawatirkan segala
hal yang belum tentu terjadi. Mungkin, posisinya yang kurang memahami sudut
pandang emosi wanita-lah yang pada akhirnya membuat Crist merasa bosan pada
Dani.
Hingga suatu hari. Tragedi pilu yang selama ini
dikhawatirkan Dani ternyata menjadi kenyataan. Adik kandungnya membunuh kedua
orang tuanya sebagai pembelaan atas depresi yang dialaminya karena setiap hari
ayah dan Ibu mereka bertengkar, lalu diakhiri dengan sang adik yang ikut bunuh
diri.
Dani terguncang hebat. Merasa sangat bersalah atas
kematian seluruh anggota keluarga. Sedangkan dirinya? Malah sibuk dengan
kehidupan kosan dan kuliah diluar kota.
Sebagai rangkaian dari proses penyembuhan luka.
Rencananya, Crist mengajak Dani untuk menghadiri sebuah festival musim panas
yang diadakan setiap sembilan puluh tahun sekali.
Nahasnya, niat awal mereka menyembuhkan luka bathin
dan hubungan yang terlanjur retak. Siapa yang tahu kalau ternyata,
ritual-ritual festival tersebut bisa membuat siapapun gila.
Gila-segila-gilanya.
Review :
Ini adalah film paling banyak diulas oleh kritikus
film. Baik dalam bentuk ulasan versi vloggermaupun blogger semuanya nampak
memuja dan memuji karya terbaru sutradara yang tahun lalu sukses dengan film
Hereditary-nya.
Gue pribadi tidak terlalu paham dimana letak
spesialnya film ini. Selain dari unsur ngeri yang ditampilkan lewat adegan gore
dan dewasa lainnya. Film ini tidak cukup modal cerita yang memadai.
Maksud gue. Ketimbang dilabeli horor psikologis. Gue akan lebih setuju bila Midsommar merupakan
genre keluarga, drama, romantis biasa. Yang didalamnya memang hanya berkutat
seputar itu saja.
Yang sayangnya, terjun bebas kedalam lingkup horor
psikologis bagi orang-orang yang tidak familiar dengan kekerasan. Sekte yang
dihadirkan disini juga cukup berdasar. Atas dasar kegilaan sekelompok orang
pada sebuah kepercayaan. Tidak terlalu yang gimana-gimana.
Tapi bolehlah. Film ini berhasil menjual kengerian
dari adegan pembunuhan dan adegan sadis terhadap setiap karakternya. Selain
itu, gue cukup suka bagaimana cara mereka menyiksa kewarasan masing-masing
karakter yang diizinkan tetap hidup ( Dani)
Midsommar, merupakan film tercantik yang tahun ini
sempat gue saksikan dengan hati cukup berdegup. Sinematografinya memang biasa
saja. Namun tata artistik, dan setting siang hari dengan kostum para anggota
sekte serta latar tempat terasa begitu selaras. Berpadu dalam satu frame dan
menciptakan hasil akhir yang menyegarkan mata.
Tentu saja kita tidak boleh melupakan endingnya yang –bangsat-
apa-apan banget ini?! Gue sadar, ternyata benar. Memang ada beberapa
film yang membayar tuntas ketidakpuasan penonton lewat endingnya. Dan Midsommar,
adalah salah satunya.
Overall, meski gak terlalu spesial. Midsommar ini
lumayan bakal ngasih pengalaman menarik saat menonton film. 3 / 5 Bintang.
Komentar
Posting Komentar