Review Film Crawl (2019) ; Seru Banget, Meski Banyak Adegan Aneh
Sutradara : Alexander Aja
Penulis Naskah : Michael Rasmussen dan Shawn Rasmussen
Pemeran :
Kaya Scodalario Sebagai Halley Keller
Barry Pepper Sebagai Dave Keller
Ross Anderson Sebagai Wayne Taylor
Morfydd Clark Sebagai Beth Keller
Distributor : Paramount Pictures
Durasi : 87 Menit
Tentang :
Halley
adalah seorang atlet renang profesional. Meski posisinya di tim tidak terlalu
spesial dibandingkan Junior atau teman seangkatannya. Diparuh pertama film ini,
kita akan secara implisit diberikan semacam petunjuk bahwa Halley tidak sedang
baik-baik saja prihal kehidupan karirnya.
Baru setelah
itu, terungkap bahwa hubungan antara dia dan Ayahnya ternyata juga tidak baik.
Padahal dulu mereka sangat dekat karena sang Ayah merupakan pelatih Halley
beserta kakak perempuannya.
Sementara
itu, di tempat tinggalnya. Badai ekstream melanda hampir seluruh bagian kota.
Hujan deras disertai angin, juga banjir bandang disana-sini. Tapi atas
permintaan kakak perempuannya- yang disinyalir lebih dibanggakan Ayahnya
ketimbang Halley sendiri- gadis itu terpaksa harus memeriksa keadaan Ayahnya.
Sial sekali.
Keberaniannya menjemput sang ayah ditengah carut marut cuaca membawa Halley pada
fakta bahwa kemudian keduanya terjebak dalam situasi mengerikan. Badai dan
banjir bandang, membawa serta puluhan Buaya penghuni penangkaran di seberang
perumahan.
Review :
Terakhir
kali nonton film teror buaya itu, entah kapan, lupa. Jadi ketika nonton film
ini, gue amat bersemangat. Walau hasilnya, seharian takut ke kamar mandi. Ya, karena bisa jadi di bak mandi tiba-tiba ada
Buaya kan.
Sebenarnya,
campuran genre antara thriller-drama dalam film ini terasa kurang clop.
Keduanya terkesan dipaksakan untuk bersatu. Karakterisasi yang singkat, membuat
kesan pertama pada karakter utama dan hubungannya dengan karakter lain juga
terasa sangat serba mendadak.
Gue baru
tahu kalau ternyata rumah bergaya american itu punya kolong yang sama luasnya
dengan bagian rumah itu sendiri. Dan, apakah semua rumah yang ada di amerika,
florida, dsb punya kolong yang bertanah dan kotor?
Yang saat
banjir datang, air masuk lewat celah – kenapa ada celah gede?- perlahan
merembes hingga menenggelamkan bagian kolong tersebut. Itu aneh, beneran deh.
Gue kurang paham, bapaknya ngapain juga turun kesana?
Ada yang
salah dengan denah rumah milik mereka !
Coba
bayangin deh, kalaupun jarak rumah mereka cukup dekat dengan penangkaran buaya
atau danau habitat para binatang buas tersebut. Kenapa ada jalur saluran air
yang langsung bersambung ke habitat mereka tersebut? Padahal, rumah itu ada
ditengah-tengah lho. Pemukiman. Atau barangkali, Halley gak sengaja
berpetualang terlalu jauh saat mencoba mencari jalan keluar.
Sebenarnya
banyak adegan yang kurang masuk akal dan realistis tersemat dalam film ini.
Maksud gue, untuk ukuran film survive. Itu semua terlalu mustahil untuk
terjadi.
Tapi, mari
kita sudahi ketidaksukaan pada beberapa adegan aneh bin ngayal itu. Cukup fokus
pada betapa film ini benar-benar memacu adrenalin. Sepanjang film, kita sebagai
penonton hanya diberikan sensasi gundah gulana. Takut kalau kedua karakter itu
berpapasan dengan para buaya.
Yah, sederhananya.
Mana ada yang tidak ngeri menyaksikan seorang manusia kejar-kejaran dengan
binatang buas sekelas Buaya. Yang kalaupun tidak bertemu dengan air, makhluk
itu masih tetap cepat dalam berlari. Apalagi dipertemukan dengan air dari
banjir bandang. Mereka tambah lihai berenang ringan mengejar manusia-manusia
sebagai camilan ringan. Untung saja. Karakter utamanya adalah seorang perenang
dan tidak cengeng atau menye-menye.
Untuk beberapa
bagian editing dan efek, ada saat dimana sang buaya benar-benar terlihat nyata.
Sampai ngeri sekali membayangkan adegan itu terjadi di dunia nyata saking
nampak nyatanya si CGI tersebut. Tapi ada juga yang agak ngangkang-ngangkang
dan terasa seperti animasi. Gakpapa, yang penting Buaya.
Punya
rumusan ploting bikin depresi. Film ini sebenarnya cukup bagus mengeksekusi
harus seperti apa ending ditampilkan. Salah satu klimaks film paling memuaskan
sepanjang tahun ini. Tidak selamat dengan mudah. Selain itu, ada yang harus
hilang dari salah satu tokoh.
Overall,
walaupun tidak serealistis The Shallow misalnya. Gue masih tetap suka film ini
berkat usahanya membangun ketegangan yang intens kepada penontonnya.
Selain
mengalahkan buaya, Halley juga berhasil mengalahkan krisis percaya diri yang
selama ini membuatnya merasa payah sebagai atlet renang.
4 / 5 Bintang.
Komentar
Posting Komentar