DRAKOR NAVILLERA (2021) ; SUMPAH SIH INI KEREN BANGET, VALID NO DEBAT NO KECOT

 





Sutradara                         : Ha Dong Hwa

Penulis Naskah             : Lee Eun Mi

Pemeran                           :

Song Kang Sebagai Lee Chae Rok

Park In Hwan Sebagai Shim Dok Cheol

Na Moon Hee Sebagai Choi Hae Nam

Kim Soo Jin Sebagai Shim Seong Suk

Jo Bok Rae Sebagai Shim Seong Kwan

Hong Seung Hi Sebagai Shim Eun Ho

Kim Tae Hoon Sebagai Ki Seung Jo

Yoon Ji Hye Sebagai Eun So Ri

Kim Kwon Sebagai Yang Ho Bom

Kim Hyun Mook Sebagai Kim Seung Joo

 

 

Distributor                      :  NETFLIX & TVN

Jumlah Episode            : 12 Episode

 

Tentang                             :

 

                Bercerita tentang seorang pria lansia (Shim Dok Cheol)  yang tahun ini telah memasuki usia 70 tahun, suatu hari, ia tersesat ke sebuah ruangan tempat latihan para balerina dan balerino. Usut punya usut, itu adalah hari pertamanya kehilangan ingatan ala seorang pengidap Alzeimer.

                Pria itu lalu bermimpi untuk belajar menari balet. Sebagaimana cita-cita yang terpendam dalam hidupnya lima puluh tahun yang lalu. Di sisi lain, seorang remaja bernama Lee Chae Rok tengah berjuang melawan stigma dan kondisi keuangannya. Demi bisa menjadi penari balet lelaki terbaik di Korea. Bagaimana nasib yang menyatukan keduanya? Ikuti saja ya drakornya.

Review                               :

 

                Seperti biasa, sebelum mengomentari keseluruhan dramanya. Gue pengin spill genre drakor apa yang paling gue ganderungi selama ini. Yang paling utama, gue suka banget drakor dengan cerita utama tentang slice of life. Dari seseorang, profesi, atau mungkin sebuah sudut pandang kasus kemanusiaan.

                Terhitung sejak empat tahun kebelakang, gue pikir. Channel TVN adalah gudangnya series slice of life. Dari channel ini gue menemukan banyak judul drakor yang ngebahas apapun tentang kehidupan manusia. Dengan konten sosial, dan beberapa adegan serta dialog yang begitu manusiawi.

                Navillera hadir sebagai pelengkap. Mengangkat kisah seorang lansia yang mungkin saja diambil dari fenomena yang dekat dengan kehidupan kita. Boleh jadi mungkin kakek kita, atau bahkan ayah kita, yang semakin tua justru kemauannya makin aneh dan sulit diterima.

                Drakor ini kemudian bukan hanya sekadar cerita tentang angan dan mimpi dari seseorang. Tetapi juga bakalan nge-spill beberapa sudut pandang makna keluarga dari masing-masing anggota, bahkan orang asing yang tetiba datang kedalam hidupnya.

                Gue suka banget drakor ini, bahkan ketika cerita baru memasuki episode satu. Dialog, narasi, dan karakter utama yang terasa begitu manusiawi bikin kita serasa sedang menontoni kehidupan nyata dari seseorang. Seolah ini memang film dokumenter yang sengaja dibuat oleh satu orang, tentang orang lain. Padahal jelas-jelas ini hanyalah kisah fiktif, yang diangkat dari webcomic terkenal.

                Ploting cerita juga menurut gue udah keren banget sih, premis yang tipis tapi tetap bisa dijaga suspensinya. Kita enggak nyangka ternyata beberapa karakter begini, atau begitu. Padahal sejak awal sudah jelas bahwa beberapa dari mereka emang udah hidup dalam keterbatasan.

                Dua karakter yang terpaut jauh dari segi usia, tidak menutup kemungkinan bahwa kemistri diantara keduanya tetap berlanjut dengan apik meski beberapa perbedaan lain juga ikut hadir. Gemes banget nontonin seorang Chae Rok yang batu, dan kek es batu tiba-tiba punya rasa sayang berlebih kepada orang lain. Pun demikian dengan hubungan persaudaraan yang mulai membaik seiring dengan masuknya konflik selingan.

                Dari segala hal yang gue sukai dalam drakor ini, gue paling suka banget ketika dialog bijaksana keluar dari mulut karakter utama. Menampilkan beberapa kenangan dari masa muda Shim Dok Cheol, tahun 1940an. yang mana pada masa itu, memang kebanyakan orang itu nggak punya passion. Lebih sibuk ngurusin ngeluarga. Mati-matian nyari nafkah biar besok lusa masih bisa makan. Ehm, nostalgic banget sih asli.

                Cara drakor ini mengakhiri cerita juga gue pikir pas banget, sesuai porsi dan masih membumi. Artinya, enggak kebanyakan drama. Valid sih, memang hidup berjalan dengan apa adanya. Semua hal itu, berhasil ditampilkan sedemikian relate dengan kehidupan kebanyakan manusia di muka bumi. Bahwa, kesuksesan, atau kemujuran dalam hidup enggak bakal semerta-merta didapatkan hanya dalam satu kedipan mata. Bahkan, elu udah hidup 70 tahun sekalipun. Bakal ada aja hal yang belum bisa dilakuin.

 

                Overall, drakor dengan sentuhan kemanusiaan yang pekat. Setiap episodenya mampu bikin kita meneteskan air mata, sesak di dada terasa. Kemudian kita banyak merenungkan hal-hal dalam hidup sesuai dengan apa yang drakor ini ingin sampaikan.

4, 5 / 5 Bintang

 

                



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film The Gangster, The Cop, The Devil (2019) ; Adaptasi Kisah Nyata Terbaik

Review Film The Vanished (2018) ; Kisah balas dendam terniat

Review Film The Villagers (2019) ; Misteri Skandal Besar di Kota Kecil