SEPERTI AURORA, GUE JUGA PENGIN RUNAWAY

 



Video tiktok konten spiritual hadir sebagai Fyp  pertama gue pagi ini. Narator berkata dengan lugas, bahwa “Siapapun yang merasa kalau imannya selalu rendah, atau mungkin tidak pernah merasakan nikmatnya beribadah, maka sesungguhnya ia memiliki dosa yang terlalu banyak dalam dirinya.”

Kontan gue langsung terhenyak, sialan, sepertinya video itu memang secara khusus menegur jiwa ini. Karena jujur, selama beribadah, ya gue sekadar beribadah saja. Ingat Allah, ingat. Shalat, ya shalat.

Kenikmatan beribadah jarang sekali gue dapatkan. Mungkin waktu itu pernah, ketika gue terpuruk dalam kerasnya arus perkuliahan yang menyiksa. Gue tak punya pegangan lagi selain mempercayai bahwa Allah akan selalu ada di sampingku dalam suka dan duka. Atau kalau ingat lagi sih, pernah gue merasa sangat dekat dengan Allah ketika menetap di rumah kakak perempuan yang kedua. Mungkin karena vibes disana sangat agamis dan sehat, jadi gue merasa betah dan tumbuhlah jiwa solehah dalam diri. Gue sangat suka perasaan itu. Perasaan selalu berlindung di bawah kuasa Allah yang maha esa lagi maha penyayang.

Gue bisa baca Al-quran. Tapi karena jarang Tadarus, juga murojaah. Maka selalu gelagapanlah gue saat menghadap kitab suci. Jujur, malu sih. Apalagi keponakan gue udah lebih pinter dari gue dalam hal agama. Kadang gue mikir, kenapa malah lebih solehah anak kecil dibanding gue yang udah dewasa ini?

Nah, sekarang. Mari kita spill, dosa apa saja yang boleh jadi memang menjadi penghalang antara gue, keimanan, dan Allah.

Yang paling jelas dan terpampang nyata. Gue selalu mengakhirkan Shalat. Astagfirullah, rasanya selalu  punya waktu banyak. Ah, lima menit lagi. Eh, sepuluh menit lagi, uhm lima menit lagi deh janji. Dan kemudian waktu sudah diujung tanduk. Sialan, buru-burulah gue wudhu dan mengenakan mukena. Lucunya, disela waktu kegabutan gue menunda shalat. Ternyata durasi shalat yang gue tunda itu sendiri begitu singkat, padat dan jelas. Astagfirullah. Ya Allah, yang maha pemaaf. Mohon maafkan hambamu ini. Maaf ya Allah.

Kedua, dosa gue yang paling nyata adalah menonton aurat cowok. Gue merasa sudah kelewatan tentang hal ini. Bahkan ada saat dimana gue merasa sangat mesum ketika berada dalam kondisi ini. Aurat cowok. Jangan jauh-jauh deh. Gue lihat VT aktor lagi minum aja, langsung punya perasaan sama dia, gile jakunnya bos ! seksi banget dah. Gue lihat VT aktor lagi pamer viens aja gue langsung jatuh hati sama dia. Bahkan, gue Cuma liat aktor  lagi ngibas rambut aja tuh udah bikin kejang sana-sini. Paling parah sih, kadang gue searching VT abang-abang Gym yang lagi joged jedak-jeduk. Gak tahu, pada bagian ini gue merasa sangat mesum. Gue benci pikiran ini.

Ketiga, tak kalah nyata.  Gue nonton series BL.  Ini cukup bikin gue depresi. Mau berhenti tapi susah, mau lanjut tapi takut nabung dosa. Tapi berhenti sekalipun, dosa lain menungggu. Ada banyak jalur menanti. Link ini, link itu. Sialan.

Terakhir. Gue sering nyakitin hati sodara gue. Bapak juga. Ketidakbergunaan gue sebagai adik, juga anak kandung durhaka. Semakin melengkapi dosa yang membuat gue jauh dari Allah.

Gue nyerah. Gue lelah. Gue pasrah. Ingin rasanya menenggelamkan diri dipalung mariana. Gue pengin berubah. Minimal hati gue sehat. Pikiran gue bersih. Jiwa gue tenang siang dan malam. Skripsi gue beres. Gue punya kerjaan dan bisa beli beras tanpa harus nunggu transferan.

Gue lelah. Demi Tuhan.

 

Sabtu, 08 Mei 2021

 

Manusia Penuh Dosa, Sukma

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film The Gangster, The Cop, The Devil (2019) ; Adaptasi Kisah Nyata Terbaik

Review Film The Villagers (2019) ; Misteri Skandal Besar di Kota Kecil

Review Film 7 Alasan Mengapa The Handmaiden (2018) Begitu Memesona