Pernahkah Kamu Merasa Jadi Orang Berbeda dalam Satu Detik?
Satu hari yang indah, kamu merasa begitu sempurna sebagai seorang
manusia. Adakalanya hari seperti ini datang tanpa ditunggu. Aku tenang secara
lahir dan bathin. Tanpa pernah mengkhawatirkan hari esok akan seperti apa. Lalu
tiba-tiba saja kamu menjadi sangat sedih tanpa alasan, resah dan gundah gulana
memikirikan hari esok bakalan kayak gimana.
Lalu yang paling parah, mungkin saja kamu mengalami
perubahan emosi hanya sepersekian detik saja. Itu memungkinkan kamu berpikir,
buat ngerasa “Eh, barusan kenapa ya gue marah?” “Eh, harusnya barusan gue iyain
aja lagian kenapa sih ribet banget gitu doang” dan kemudian bikin ngerasa jadi
serba salah.
Gue sering begini, lalu suatu hari isenglah cari
gejala bipolar yang ternyata sama sekali enggak pernah ada dalam diri gue.
Maksudnya, ya bukan berarti semua perubahan mood yang gue alami adalah bagian
dari Bipolar. Ya, kali aja. Tapi nyatanya nihil. Gue bersyukur tak pernah
merasa cocok dengan segala gejala yang diungkapkan untuk suatu penyakit mental.
Mungkin gue hanya kurang beriman saja. Salah satu
alasan mengapa mood gue seringkali bermasalah. Itu jelas menjadi nyata kalau
gue setiap hari hanya mengingat wajah Hyung yang lagi bermain. Hehe Tapi ya mau
bagaimana lagi, mungkin nanti saja tobatnya. Meskipun dalam hati, gue juga
selalu takut besok udah mati dan enggak sempat bertobat. Kan, takut ya? Hih
Tapi yang bikin gue ngeri banget dari kebiasaan
perpindahan mood ini adalah, beberapa saat lalu misalnya gue lagi marah banget,
semua hal dalam diri yang buruk-buruk tumpah ruah, lalu beberapa detik
kemudian, gue menyesali perbuatan itu, seolah gue gak pernah disekolahkan oleh
orang tua yang berharap sepulang sekolah akhlak anaknya ini menjadi lebih
mulia, dan ternyata nihil.
Atau mungkin, ketika mood gue sedang drop dan
terpuruk dalam keheningan malam. Lalu beberapa menit kemudian, gue tertawa
terbahak seperti orang gila hanya oleh suatu konten tontonan. Gila sih.
Gue kesulitan mengatur perasaan. Emosi. Atau apapun
itu. Gue takut suatu hari ketika menikah nanti, semua keburukan ini akan
menjadi pemicu pertengkaran gue dengan suami. Karena ini pulalah, gue merasa
takut menikah karena tak ingin membuat suami di masa depan nanti selalu
dipenuhi kondisi menyesal menikahi perempuan dengan emosi yang labil seperti
gue ini.
Oh, my god.
Komentar
Posting Komentar